- Pengertian
Perpustakaan Sekolah.
Secara etimologis perpustakaan berasal dari kata
dasar “pustaka” yang berarti buku, kitab. Istilah pustaka ini kemudian ditambah awalan “per”
dan akhiran “an” menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung yang disediakan untuk
pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya, (b) koleksi buku, majalah dan bahan
kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari dan dibicarakan. Dari kata dasar itu
kemudian menimbulkan istilah turunan lain seperti: bahan pustaka, pustakawan,
kepustakaan, dan ilmu pengetahuan.
Ada beberapa definisi perpustakaan, di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari
satu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik
berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur
secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
sumber informasi oleh setiap pemakainya.
b. Darmono memberikan definisi perpustakaan
sebagai salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan
oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang
menyenangkan.
c. Menurut P. Sumardji, perpustakaan adalah
koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya
seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang
diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk
keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.
d. Menurut C. Larasati Milburga, dkk.,
perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan
pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakan
secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.
Pengertian perpustakaan sekolah merupakan turunan
dari pengertian perpustakaan secara umum. Carter V. Good sebagaimana yang
dikutip oleh Ibrahim Bafadal memberikan definisi perpustakaan sekolah sebagai
koleksi yang diorganisasikan di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh
murid-murid dan guru-guru, yang dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang
pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru.
Ibrahim Bafadal sendiri berpendapat bahwa
perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku
maupun bukan buku (non book material) yang diorganisasikan secara sistematis
dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
Menurut C. Larasati Milburga, dkk, perpustakaan
sekolah ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa
tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur
secara sistematis, untuk dipergunakan secara berkesinambungan sebagai sumber
informasi untuk memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh
pendidik maupun yang dididik di sekolah tersebut.
Dari beberapa definisi di atas dapat penulis
simpulkan bahwa secara garis besar perpustakaan adalah salah satu unit kerja /
lembaga tertentu yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur
koleksi bahan pustaka baik yang tertulis, tercetak, maupun grafis lainnya,
seperti film, slide, piringan hitam, tape, yang diatur dan diorganisasikan
secara sistematis untuk dipergunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi
sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan bagi setiap pemakainya.
Dengan demikian pengertian perpustakaan sekolah
tidak jauh beda dengan pengertian perpustakaan umum, hanya saja tempatnya di
sebuah lembaga pendidikan. Jadi, perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja
dari lembaga pendidikan yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka baik yang tertulis, tercetak
maupun grafis lainnya (seperti film, slide, piringan hitam, tape) yang diatur dan
diorganisasikan secara sistematis untuk dipergunakan secara berkesinambungan
sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar
mengajar.
- Jenis-jenis Perpustakaan
Pada umumnya jenis perpustakaan yang berkembang di
Indonesia kurang lebih sama dengan yang berkembang di negara lain, yang berbeda
mungkin adalah perkembangannya. Hal ini dikarenakan perkembangan perpustakaan
sangat tergantung kepada masyarakat setempat dan penyelenggaranya. Karena ada
bermacammacam golongan manusia yang memanfaatkan perpustakaan dan perpustakaan
dapat diarahkan untuk bermacam-macam tujuan atau kebutuhan, maka ada beberapa
jenis perpustakaan.
Sulistyo-Basuki mengklasifikasikan perpustakaan
menjadi 2, yaitu:
a. Menurut fungsinya, perpustakaan dibagi
menjadi perpustakaan khusus dan perpustakaan umum.
b. Menurut jenisnya menghasilkan kelompok
perpustakaan khusus, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan
perguruan tinggi, perpustakaan nasional, dan perpustakaan pribadi.
Lebih
lanjut, perpustakaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenis koleksinya
1) Perpustakaan umum, yaitu perpustakaan yang
koleksinya terdiri dari berbagai bidang ilmu pengetahuan (bersifat umum)
2) Perpustakaan khusus, yaitu perpustakaan
yang koleksinya hanya khusus mengenai bidang ilmu pengetahuan tertentu,
misalnya perpustakaan kedokteran, perpustakaan ilmu dan tekhnologi,
perpustakaan musik, perpustakaan hukum, perpustakaan theologi, perpustakaan
teknik mengarang dan sebagainya.
3) Perpustakaan Digital
Sebenarnya perpustakaan digital bukan merupakan
salah satu jenis perpustakaan tersendiri, akan tetapi merupakan pengembangan
dalam sistem layanan perpustakaan. Misalnya pada perpustakaan khusus atau
perpustakaan perguruan tinggi.
Di dalam sistem tersebut tidak tampak secara fisik
sumber informasi atau koleksi bahan pustaka, karena informasi tersebut sudah
diubah bentuknya menjadi digital. Para pemakai perpustakaan dapat
mengaksesnya melalui suatu peralatan tertentu. Oleh karena itu perpustakaan
digital ada yang menyebut sebagai suatu perpustakaan maya (virtual library).
Cara akses informasi seperti itu sudah banyak
digunakan, karena sangat praktis dan efektif, namun belum secara luas dapat
dipakai oleh semua orang. Sebab memerlukan teknologi tinggi dan relatif mahal,
sehingga belum semua perpustakaan mampu menyediakan fasilitas tersebut.
b. Berdasarkan pemakainya
Berdasarkan pemakai atau pengguna jasa layanannya,
perpustakaan dapat dibedakan menjadi:
1)
Perpustakaan
Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
dikelola oleh sekolah dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar,
penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan,
sekaligus rekreasi yang sehat disela-sela kegiatan belajar. Pengguna perpustakaan ini
terbatas pada civitas akademika yaitu guru, siswa dan karyawan sekolah.
2)
Perpustakaan
Perguruan Tinggi
Perpustakaan Perguruan Tinggi yaitu perpustakaan
yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan
perguruan tinggi. Keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan tersebut adalah
dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Seperti halnya
perpustakaan sekolah, pengguna perpustakaan perguruan tinggi tersebut yaitu
mahasiswa, dosen, dan karyawan. Perpustakaan di perguruan tinggi biasanya masih
dibagi lagi menjadi perpustakaan fakultas dan jurusan sesuai dengan fakultas
dan jurusan yang ada di perguruan tinggi tersebut.
3) Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum
merupakan perpustakaan yang menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan
informasi, penelitian dan rekreasi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Perpustakaan umum merupakan satu-satunya perpustakaan yang masih dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: (1) Perpustakaan umum kabupaten/ kota,
(2) Perpustakaan umum kecamatan, (3) Perpustakaan umum desa/kelurahan, (4)
Perpustakaan cabang, (5) Perpustakaan taman bacaan rakyat / perpustakaan umum
taman masyarakat dan (6) Perpustakaan keliling.
- Fungsi dan Peranan Perpustakaan
Sekolah
Fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau
jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Sesuai dengan
unsur pengertian bahwa di dalam perpustakaan terdapat koleksi yang digunakan
untuk keperluan studi, penelitian, bacaan umum dan lainlainnya, maka
perpustakaan mempunyai pelbagai macam fungsi.
C. Larasati Milburga, dkk membagi fungsi
perpustakaan sekolah menjadi 7, yaitu:
a. Membantu para siswa melaksanakan
penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari
pelajaran yang didapatnya di dalam kelas
b. Memupuk daya kritis pada siswa
c. Membantu memperkembangkan kegemaran dan
hobi siswa
d. Tempat untuk melestarikan kebudayaan
e. Sebagai pusat penerangan
f.
Menjadi pusat dokumentasi
g. Sebagai
tempat rekreasi.
Sementara dalam “Perpustakaan Nasional” disebutkan
bahwa secara garis besar perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai pusat belajar mengajar
b. Membantu anak didik memperjelas dan
memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan
penelitian di perpustakaan
c. Mengembangkan minat, kemampuan dan
kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan mandiri
d. Membantu anak untuk mengembangkan bakat,
minat dan kegemarannya
e. Membiasakan anak mencari informasi di
perpustakaan
f.
Sebagai tempat rekreasi
g. Memperluas kesempatan belajar bagi
murid-murid.
Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.
Fungsi edukatif
Di perpustakaan sekolah
disediakan buku-buku baik fiksi maupun non fiksi.
Adanya buku-buku ini dapat membiasakan murid-murid
belajar mandiri dan dapat meningkatkan interest membaca murid-murid. Biasanya
di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang disesuaikan dengan
kurikulum sekolah. Hal ini dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
b.
Fungsi informatif
Perpustakaan yang sudah
maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, akan
tetapi juga bahan-bahan yang bukan berupa buku.28 Semuanya itu akan memberikan
informasi atau keterangan yang diperlukan oleh murid-murid.
Perpustakaan sebagai informasi ini menambah
wawasan tentang segala yang bermanfaat.
c.
Fungsi tanggung jawab administratif
Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari
di perpustakaan, yaitu melalui pencatatan adanya peminjaman dan pengembalian.
Adanya sanksi jika ada keterlambatan ataupun menghilangkan buku juga membantu
mendidik murid-murid untuk bertanggung jawab dan tertib administrasi.
d.
Fungsi
riset
Sebagaimana penjelasan di muka bahwa perpustakaan
menyediakan banyak bahan pustaka. Dengan adanya bahan pustaka yang lengkap
murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau
keterangan-keterangan yang diperlukan. Sebagai fungsi
penelitian, perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang
kegiatan penelitian, informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan
bentuk informasi.
e.
Fungsi
kultural
Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya
bangsa atau masyarakat tempat perpustakaan berada serta meningkatkan nilai dan
apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan
pustaka.
f.
Fungsi
rekreatif
Perpustakaan diharapkan dapat mengembangkan minat
rekreasi melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang. Perpustakaan sekolah
dapat digunakan sebagai tempat mengisi waktu luang pada waktu istirahat dengan
membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
- Perpustakaan
sebagai Pusat Sumber
Belajar
Dalam arti luas, sumber belajar (learning
resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang
(peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Menurut Oemar Hamalik,
sumber belajar adalah semua yang dipakai oleh siswa (sendiri-sendiri atau
bersama-sama dengan para siswa lainnya) untuk memudahkan belajar.
Edgar Dale sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad
Rohani menyatakan bahwa:
”Sumber
belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni
seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat
menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adalah perubahan tingkah laku ke arah
yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.”
Berangkat dari pengertian di atas, selanjutnya
AECT (Assosiation for Education
Communication and Technology) sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Rohani
mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6, yaitu:
a. Pesan (messages), yaitu informasi
yang ditransmisikan (diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta,
arti dan data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua bidang atau mata
kuliah yang harus diajarkan kepada peserta didik
b. Orang (peoples), yaitu manusia yang
bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini
misalnya seorang Guru, Dosen, Tutor, peserta didik, tokoh masyarakat atau
orang-orang lain yang mungkin berinteraksi dengan peserta didik
c. Bahan (materials), yaitu perangkat lunak
yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh
dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori bahan, misalnya
transparansi, slide, film, film-strip, audio, video, buku, modul, majalah,
bahan instruksioal terprogram dan lain-lain
d. Alat (devices), yaitu perangkat keras yang
digunakan untuk penyampaian pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya,
proyektor slide, overhead, video tape, pesawat radio, pesawat televisi dan
lain-lain
e. Teknik (techniques), yaitu prosedur atau
acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan
untuk menyampaikan pesan. Contohnya instruksional terprogram, belajar sendiri,
belajar tentang permainan simulasi, demonstrasi, ceramah, tanya jawab, dan
lain-lain
f. Lingkungan (setting), yaitu situasi
sekitar di mana pesan disampaikan. Lingkungan bisa bersifat fisik (gedung
sekolah, kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman)
maupun lingkungan non fisik (suasana belajar dan lain-lain).
Dari beberapa penjelasan di atas, jelas kiranya
bahwa perpustakaan termasuk di dalamnya koleksi, pengunjung dan pustakawan
termasuk dalam sumber belajar. Sumber-sumber belajar tersebut saling melengkapi
satu sama lain, meskipun bisa juga secara sendiri-sendiri berperan menimbulkan
proses belajar. Misalnya para pengunjung banyak mendapat informasi penting dari
para pustakawan, sehingga untuk saat itu mereka tidak memerlukan informasi
jenis lainnya yang tersimpan dalam jenis sumber lain.
Perpustakaan mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai
pusat sumber belajar yang tersedia untuk penyimpanan dan untuk pemanfaatan sumber belajar yang
berupa cetak maupun non cetak.
Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik
memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan
yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu-waktu
kosong di sekolah maupun di rumah. Disamping itu, juga memungkinkan guru untuk
mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode
bervariasi. Misalnya belajar individual.
Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Ed; 3. Cet.2, Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 802.
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 3.
Darmono,
Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia
Sarana
Indonesia, 2001), h. 2
P. Sumardji, Perpustakaan
Organisasi dan Tatakerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 13.
C. Larasati Milburga, et.all.,
Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h.17.
Sulistiyo Basuki, Pengantar
Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993), h. 91.
Perpustakaan Nasional
RI., Perpustakaan Sekolah, Petunjuk Untuk
Membina, Memakai dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah, (Jakarta :
Perpustakaan Nasional RI, 1996), h. 7.
Pawit M. Yusup, Komunikasi
Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1990), h. 88.