BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Pelayanan Kebidanan
di Luar Negeri
- Australia
Kebidanan dan
keperawatan di Australia dimulai dengan tradisi dan latihan yang dipelopori
oleh Florence Nightingale pada abad ke-19. Pada tahun 1824
kebidanan masih belum dikenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris
dan Australia. Kebidanan masih banyak didominasi oleh dokter.
Ketidakseimbangan seksual dan moral di
Australia telah membuat prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan
penduduk wanita banyak yang hamil dan jarang dari mereka yang dapat memperoleh
pelayanan dari bidan maupun dokter karena status sosial mereka.Sebagian besar
wanita yang melahirkan tidak dirawat dengan selayaknya oleh masyarakat. atau
pada komunitas yang terbatas, meskipun demikian di Australia bidan tidak
bekerja sebagai perawat, mereka bekerja sebagaimana layaknya seorang bidan.
Pendapat bahwa seseorang bidan haru reflek menjadi seorang perawat dan program
pendidikan serta prakteknya banyak di buka di beberapa tempat dan umumnya
dibuka atau disediakan oleh Non Bidan.
- Amerika
Di Amerika, para bidan berperan seperti
dokter, berpengalaman tanpa pendidikan yang spesifik, standart-standart, atau
peraturan-peraturan sampai pada awal abad ke 20. Kebidanan, sementara itu
dianggap menjadi tidak diakui dalam sebagian besar yuridiksi (hukum-hukum)
dengan istiklah “nenek tua” kebidanan akhirnya padam, profesi bidan hampir
mati. Sekitar tahun 1700, para ahli sejarah memprediksikan bahwa angka kematian
ibu di AS sebanyak 95%. Salah satu alasan kenapa dokter banyak terlibat dalam
persalinan adalah untuk menghilangkan praktek sihir yang masih ada pada saat
itu. Dokter memegang kendali dan banyak memberikan obat-obatan tetapi tidak
mengindahkan aspek spiritual. Sehingga wanita yang menjalani persalinan selalu
dihinggapi perasaan takut terhadap kematian. Walaupun statistik terperinci
tidak menunjukkan bahwa pasien-pasien bidan mungkin tidak sebanyak dari pada
pasien dokter untuk kematian demam nifas atau infeksi puerperalis, sebagian
besar penting karena kesakitan maternal dan kematian saat itu. Tahun 1765
pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak
kalangan medis yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak
dapat belajar dan menerapkan metode obstetric. Pendapat ini digunakan untuk
menjatuhkan profesi bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang tidak
terorganisir dan tidak dianggap profesional. Pada pertengahan abad antara tahun
1770 dan 1820, para wanita golongan atas di kota-kota di Amerika, mulai meminta
bantuan “para bidan pria” atau para dokter. Sejak awal 1990 setengah persalinan
di AS ditangani oleh dokter, bidan hanya menangani persalinan wanita yang tidak
mampu membayar dokter. Dengan berubahnya kondisi kehidupan di kora,
persepsi-persepsi bartu para wanita dan kemajuan dalam ilmu kedokteran,
kelahiran menjadi semakin meningkat dipandang sebagai satu masalah medis
sehingga di kelola oleh dokter. Tahun 1915 dokter Joseph De Lee mengatakan
bahwa kelahiran bayi adalah proses patologis dan bidan tidak mempunyai peran di
dalamnya, dan diberlakukannya protap pertolongan persalinan di AS yaitu :
memberikan sedatif pada awal inpartu, membiarkan serviks berdilatasi memberikan
ether pada kala dua, melakukan episiotomi, melahirkan bayi dengan forcep
elstraksi plasenta, memberikan uteronika serta menjahit episiotomi. Akibat
protap tersebut kematian ibu mencapai angka 600-700 kematian per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1900-1930, dan sebanyak 30-50% wanita melahirkan di
rumah sakit. Dokter Grantly Dicke meluncurkan buku tentang persalinan alamiah.
Hal ini membuat para spesialis obstetric berusaha meningkatkan peran tenaga
diluar medis, termasuk bidan.
Pada waktu yang sama karena pelatihan para
medis yang terbatas bagi para pria, para wanita kehilangan posisinya sebagai
pembantu pada persalinan, dan suatu peristiwa yang dilaksanakan secara
tradisional oleh suatu komunitas wanita menjadi sebuah pengalaman utama oleh
seorang wanita dan dokternya. Tahun 1955 American College of Nurse – Midwives
(ACNM) dibuka. Pada tahun 1971 seorang bidan di Tennesse mulai menolong
persalinan secara mandiri di institusi kesehatan. Pada tahun 1979 badan
pengawasan obat Amerika mengatakan bahwa ibu bersalin yang menerima anasthesi
dalam dosisi tinggi telah melahirkan anak-anak melahirkan anak-anak yang
mengalami kemunduran perkembangan psikomotor. Pernyataan ini membuat masyarakat
tertarik pada proses persalinan alamiah, persalinan di rumah dan memacu peran
bidan. Pada era 1980-an
ACNM membuat pedoman alternatif lain dalam homebirth. Pada tahun yang
sama dibuat legalisasi tentang opraktek profesional bidan, sehingga membuat
bidan menjadi sebuah profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan
organisasi yang mengatur profesi tersebut. Pada tahun 1982 MANA (Midwive
Alliance Of North America) di bentuk untuk meningkatkan komunikiasi antar bidan
serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi bidan. DI
beberapa negara seperti Arizona, bidan mempunyai tugas khusus yuaitu melahirkan
bayi untuk perawatan selanjutnya seperti merawat bayi, memberi injeksi bukan
lagi tugas bidan, dia hanya melakukan jika diperlukan namun jarang terjadi.
Bidan menangani 1,1% persalinan di tahun 1980 : 5,5% di tahun 1994. Angka
sectio caesaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21% (1995). Penggunaan forcep
menurun dari 5,5% (1989) menjadi 3,8% (1994). Dunia kebidanan berkembang saat
ini sesuai peningkatan permintaan untuk itu profesi kebidanan tidak mempunyai latihan
formal, sehingga ada beberapa tingkatan kemampuan, walaupun begitu mereka
berusaha agar menjadi lebih dipercaya, banyak membaca dan pendekatan
tradisional dan mengurangi teknik invasif untuk pertolongan seperti penyembuhan
tradisional.
Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh bidan
Amerika Serikat saat ini antara lain:
a. Walaupun ada
banyak undang-undang baru, direct entry midwives masih dianggap iolegal dibeberapa negara bagian.
b. Lisensi praktek
berbeda tiap negara bagian, tidak ada standart nasional sehingga tidak ada
definisi yang jelas tentang bidan sebagai seseorang yang telah terdidik dan
memiliki standart kompetensi yang sama.
Sedikit sekali data yang akurat tentang direct entry midwives dan jumlah data persalinan yang mereka tangani.
Sedikit sekali data yang akurat tentang direct entry midwives dan jumlah data persalinan yang mereka tangani.
c. Kritik tajam
dari profesi medis kepada diret entry midwives ditambah dengan isolasi dari
system pelayanan kesehatan pokok telah mempersulit sebagian besar dari mereka
untuk memperoleh dukungan medis yang adekuat bila terjadi keadaan gawat
darurat. Pendidikan kebidanan biasanya berbentuk praktek lapangan, sampai saat
ini mereka bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan. Bidan
adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan selam 4 tahun dan praktek
lapangan selama 2 tahun, yang mana biaya yang sangat mahal. Kebidanan memiliki
sebuah organisasi untuk membentuk standart, menyediakan sertifikat dan membuat
ijin praktek. Saat ini AS merupakan negara yang menyediakan perawatan
maternitas termahal di dunia, tetapi sekaligus merupakan negara industri yang paling
buruk dalam hasil perawatan natal di negara-negara industri lainnya.
- Canada
Ontario adalah provinsi pertama di canada
yang menerbitkan peraturan tentang kebidanan setelah sejarah panjang tentang
kebidanan yang ilegal dan berakibat pada meningkatnya praktik bidan yang tidak
berijin. Seperti selandia baru, wanitalah yang menginginkan perubahan, mereka
bicara tentang pilihan asuhan dan keputusan yang dibuat.
Model kebidanan yang dipakai di ontario berdasarkan pada definisi ICM tentang Bidan yaitu seorang tenaga yang mempunyai otonomi dalam lingkup persalinan yang normal. Bidan mempunyai akses kepada rumah sakit maternitas dan wanita mempunyai pilihan atas persalinan dirumah atau dirumah sakit. Selandia baru dan canada sama – sama menerapkan model partnersip dalam asuhan kebidanan. Beberapa aspek didalamnya antara lain: hubungan dengan wanita, asuhan kebidanan, informed choise, informed chonsent, praktik bidan yang memiliki otonomi dan fokus pada normalitas kehamilan dan persalinan.
Model kebidanan yang dipakai di ontario berdasarkan pada definisi ICM tentang Bidan yaitu seorang tenaga yang mempunyai otonomi dalam lingkup persalinan yang normal. Bidan mempunyai akses kepada rumah sakit maternitas dan wanita mempunyai pilihan atas persalinan dirumah atau dirumah sakit. Selandia baru dan canada sama – sama menerapkan model partnersip dalam asuhan kebidanan. Beberapa aspek didalamnya antara lain: hubungan dengan wanita, asuhan kebidanan, informed choise, informed chonsent, praktik bidan yang memiliki otonomi dan fokus pada normalitas kehamilan dan persalinan.
Dalam membangun dunia profesi kebidanan yang
baru, selandia baru dan canada membuat suatu sistem baru dalam mempersiapkan
bidan – bidan untuk registrasi. Keduanya memulai dengan suatu keputusan bahwa
bidanlah yang dibutuhkan dalam perawatan maternitas. Ruang ligkup praktik bidan
di kedua negara tersebut tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan ICM.
Yaitu bidan yang bekerja dengan otonomi penuh dalam lingkup persalinan normal,
atau pelayanan maternitas primer. Bidan bekerja dan berkonsultasi dengan ahli
obstetri bila terjadi komplikasi pada ibu serta bayi memerlukan bantuan dari
pelayanan maternitas sekunder. Bidan di kedua negara tersebut mempunyai akses
fasilitas rumah sakit tanpa harus bekerja di rumah sakit. Mereka bekerja di
rumah atau dirumah sakit maternitas.
Selandia baru dan canada menerapkan program direct entry selama 3 tahun dalam pendidikan bidan. Sebelumnya, di selandia baru ada perawat kebidanan dimana perawat dapat menambah pendidikannya untuk menjadi seorang bidan sedangkan di canada tidak ada. Bagaimanapun kedua negara tersebut yakin bahwa untuk mempersiapkan bidan yang dapat bekerja secara otonom dan dapat memberikan dukungan kepada wanita untuk mengontrol persalinannya sendiri. Penting untuk mendidik wanita yang sebelumnya belum pernah berkecimpung dalam sistem kesehatan yang menempatkan kekuatan dan kontrol medis. Karena itu program direct entry lebih diutamakan.
Selandia baru dan canada menerapkan program direct entry selama 3 tahun dalam pendidikan bidan. Sebelumnya, di selandia baru ada perawat kebidanan dimana perawat dapat menambah pendidikannya untuk menjadi seorang bidan sedangkan di canada tidak ada. Bagaimanapun kedua negara tersebut yakin bahwa untuk mempersiapkan bidan yang dapat bekerja secara otonom dan dapat memberikan dukungan kepada wanita untuk mengontrol persalinannya sendiri. Penting untuk mendidik wanita yang sebelumnya belum pernah berkecimpung dalam sistem kesehatan yang menempatkan kekuatan dan kontrol medis. Karena itu program direct entry lebih diutamakan.
Kedua negara tersebut menggunakan dua model
pendidikan yaitu pembelajaran teori dan magang. Pembelajaran teori dikelas
difokuskan pada teori dasar yaitu pembelajaran teori dan magang. Pembelajarn
teori di kelas difokuskan pada teori dasar, yang akan melahirkan bidan – bidan
yang dapat mengartikulasikan teorinya sendiri dalam praktik, memanfaatkan
penelitian dalam praktik mereka dan berfikir kritis tentang praktik. Dilengkapi
dengan belajar magang, dimana mahasiswa bekerja dengan bimbingan dan pengawasan
bidan yang berpraktik dalam waktu yang cukup lama. Bidan tersebut memberikan
role model yang penting untuk proses pembelajaran. Satu mahasiswa akan bekerja
dengan 1 bidan, sehingga mereka tidak akan dikacaukan dengan bermacam – macam
model praktik. Mahasiswa bidan juga akan mulai belajar tentang model
partnership. Model ini terdiri dari : partnership antara wanita dan mahasiswa
bidan, mahasiswa bidan dengan bidan, mahasiswa bidan dengan guru bidan, guru
bidan dengan bidan, partnership antara program kebidanan dengan profesi
kebidanan, serta program kebidanan dengan wanita.
Partnership ini menjaga agar program
pendidikan tetap pada tujuan utamanya, yaitu mencetak bidan – bidan yang dapat
bekerja secara otonom sebagai pemberi asuhan maternitas primer. Selandia baru
dan canada telah sukses dalam menghidupkan kembali status bidan dan status
wanita. Keselarasan antara pendidikan bidan dan ruang lingkup praktik kebidanan
adalah bagian penting dari sukses tersebut.
- Selandia Baru
Di selandia baru
telah mempunyai peraturan mengenai praktisi kebidanan sejak 1904 tetapi lebih
dari 100 tahun yang lalu, lingkup praktik bidan telah berubah secara berarti
sebagai akibat dari meningkatnya hospitalisasi dan medikalisasi dalam
persalinan. Dari tenaga yang bekerja dengan otonomi penuh
dalam persalinan normal di awal tahun 1900, secara perlahan bidan menjadi
asisten dokter. Dari bekerja di masyarakat bidan sebagian besar mulai bekerja
di Rumah sakit area tertentu, seperti klinik antenatal, ruang bersalin dan
ruang nifas. Kehamilan dan persalinan menjadi terpisah. Dalam hal ini bidan
kehilangan pandangannya bahwa persalinan adalah kejadian normal dalam kehidupan
dan peran mereka sebagai pendamping kejadian tersebut. Selain itu bidan menjadi
ahli dalam memberikan intervensi dan asuhan maternitas yang penuh dengan
pengaruh medis.
Di Selandia baru para wanitalah yang berusaha
melawan model asuhan persalinan tersebut dan menginginkan kembalinya bidan
tradisional yaitu seorang yang berada disamping mereka dalam melalui kehamilan
sampai 6 minggu setelah kelahiran bayi. Mereka menginginkan bidan yang percaya
pada kemampuannya untuk menolong persalinan tanpa intervensi medis, dan memberikan
dukungan bahwa persalinan adalah proses yang normal. Wanita – wanita di
selandia baru ingin mengembalikan kontrol dalam diri mereka, dan menempatkan
diri mereka sebagai pusat kejadian tersebut, bukan obyek dari medikalisasi.
Pada era 1980-an bidan bekerja sama dengan
wanita untuk menegaskan kembali otonomi bidan dan sama – sama sebagai rekanan.
Mereka telah membawa kebijakan politik yang diperkuat dengan legalisasi tentang
profesionalisasi praktik bidan. Sebagian besar bidan di selandia baru mulai
memilih untuk bekerja secara independen dengan tanggungjawab yang penuh pada
klien dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu
pelayanan maternitas telah berubah secara dramatis. Saat ini 86% wanita
mendapat pelayanan dari bidan dari kehamilan sampai nifas dan asuhan
berkelanjutan yang hanya dapat dilaksanakan pada persalinan di rumah. Sekarang
disamping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai salah satunya perawat
maternitas, dan hal ini terus meningkat. Ada suatu keinginan dari para wanita
agar dirinya menjadi pusat dari pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan di Selandia
baru adalah partnershiip antara bidan dan wanita. Bidan dengan pengetahuan,
keterampilan dan pengalamannya serta wanita dengan pengetahuan tentang kebutuhan
dirinya dan keluarganya serta harapan – harapan terhadap kehamilan dan
persalinan. Dasar dari model
partnership adalah komunikasi dan negoisasi.
- Inggris
Buku tentang praktek kebidanan diterbitkan
tahun 1902 di Inggris, dan didisain untuk melindungi masyarakat dari praktisi
yang tidak memiliki kualifikasi. Pada saat itu sebagian besar bidan, buta
huruf, bekerja sendiri, menerima bayaran untuk pelayanan yang mereka berikan
pada klien. Meskipun proporsi dari praktek bidan yang mempunyai kualifikasi
meningkat dari 30% pada tahun 1905 menjadi 74% di tahun 1915, banyak wanita
yang lebih menyukai dukun. Hal ini karena dukun lebih murah mengikuti tradisi
lokal dan memberikan dukungan domestik. Selama tahun 1920-an 50-60% wanita
hanya ditolong oleh seorang bidan dalam persalinannya, tetapi dalam keadaan
gawat darurat bidan harus memanggil dokter. Pelayanan dipusatkan pada
persalinan dan nifas dan pelayanan antenatal mulai dipromosikan pada tahun
1935.
Bidan mandiri terancam oleh praktik lokal dan
peningkatan persalinan di rumah sakit. Pada tahun 1930 perawat yang juga
terdaftar memasuki kebidanan karena dari tahun 1916 mereka dapat mengikuti
kursus pendek kebidanan daripada wanita tanpa kualifikasi sebagai perawat. Hal
ini mengakibatkan penurunan status dan kekuatan bidan karena perawat
disosialisasikan untuk menangani keadaan patologis daripada keadaan fisiologis.
Meskipun direct entrynya dibuka kembali pada awal tahun 1990. semua kursus
kebidanan saat ini cenderung untuk dibatasi disekitar kualifikasi keperawatan.
Selama tahun 1980, bidan di inggris mulai
berusaha mendapatkan otonomi yang lebih dan meningkatkan sistem melalui
penelitian tentang alternatif pola perawatan. Dengan perkembangan persalinan
alternatif, bidan mulai mengembangkan praktik secara mandiri. Selama
pertengahan 1980 kira – kira ada 10 bidan yang praktik secara mandiri di
Inggris. Pada 1990 ada 32 bidan independent dan pada tahun 1994 angka perkiraan
dari bidan independent adalah 100 orang dengan 80 orang diantaranya terdaftar
dalam Independent Midwifery
- Belanda
Seiring dengan meningkatnya perhatian
pemerintah Belanda terhadap kelahiran dan kematian, pemerintah mengambil
tindakan terhadap masalah tersebut. Wanita berhak memilih apakah ia mau
melahirkan di rumah sakit, hidup atau mati.belanda memilki angka kelahiran yang
sangat tinggi sedangkan kematian perinatal relatif rendah. Satu dari tiga
persalinan lahir di rumah dan ditolong oleh bidan dan perawat sedang yang lain
lahir di rumah sakit juga dibantu oleh bidan.
Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya
di Toronto tahun 1984 menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus
selalu dipantau dan mereka bebas memilih untuk tinggal di rumah atau di rumah
sakit dimana bidan yang sama akan memantau kehamilannya. Yang utama dan
penting, kebidanan di Belanda melihat suatu perbedaan yang nyata antara
kebidanan keperawatan. Astrid Limburg mengatakan : seorang perawat yang baik
tidak akan menjadi seorang bidan yang baik karena perawat dididik untuk merawat
orang yang sakit, sedangkan bidan untuk kesehatan wanita. Tidak berbeda dengan
ucapan Maria De Broer yang mengatakan bahwa kebidanan tidak memiliki hubungan
dengan keperawatan, kebidanan adalah profesi yang mandiri. Pendidikan kebidanan
di Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anastesi dan sedatif
pada pasien barulah kita harus mengatakan pendekatan dan memberi dorongan pada
ibu saat persalinan. Jadi pada prakteknya bidan harus memandang ibu secara
keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri.
Pada kasus resiko rendah dokter tidak ikut
menangani, mulai dari prenatal, natal, post natal, pada resiko menengah mereka
selalu memberi job tersebut pada bidan dan pada kasus resiko tinggi dokter dan
bidan saling bekerja sama.
Bidan di Belanda 75% bekerja secara mandiri,
karena kebidanan adalah profesi yang mendiri dan aktif. Sehubungan dengan hal
tersebut bidan harus menjadi role model dimasyarakat
dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal sehingga apabila
seorang wanita merasa dirinya hamil dia dapat langsung memeriksakan diri ke
bidan.
a.
Pelayanan
Antenatal
Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak
praktek mandiri daripada perawat. Bidan mempunyai izin resmi untuk praktek dan
menyediakan layanan kepada wanita dengan resiko rendah, meliputi antenatal,
intrapratum dan post natal. Tanpa ahli kandunagn yang menyertai mereka bekerja
di bawah Lembaga Audit Kesehatan. Bidan harus merujuk wanita dengan resiko tinggi
atau kasus patologi ke Ahli Kebidanan untuk dirawat dengan baik.
Untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan
ahli kebidanandan untuk meningkatkan kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan
dibentuklah daftar indikasi oleh kelompok kecil yang berhubungan dengan
pelayanan maternal di Belanda. Daftar ini berisi riwayat sebelum dan sesudah
pengobatan. riwYt kebidanan akan berguna dalam pelayanan kebidanan. Penelitian
Woremever menghasilkan data tentang mortalitas dan mobilitas yang menjamin
kesimpulan : dengan sistem pelayanan yang diterapkan Belanda memungkinkan
mendapatkan hasil yang memuaskan melalui seleksi wanita. Suksesnya penggunaan
daftar indikasi merupakan dasar yang penting mengapa persalinan di rumah
disediakan dan menjadi alternatif karena
wanita dengan resiko tinggi dapat diidentifikasi dan kemudian dirujuk ke Ahli
Kebidanan.
Selama kehamilan bidan menjumpai wanita hamil
10-14 kali di klinik bidan. Sasaran utama praktek bidan adalah pelayanan
komunitas. Jika tidak ada masalah, wanita diberi pilihan untuk melahirkan di
rumah atau di rumah sakit. Karena pelayanan antenatal yang hati-hati sehingga
kelahiran di rumah sama amannya dengan kelahiran di rumah sakit. Tahun 1969
pemerintah Belanda menetapkan bahwa melahirkan di rumah harus dipromosikan
sebagai alternatif persalinan. Di Amsterdam 43% kelahiran (catatan bidan dan
Ahli Kebidanan) terjadi di rumah. Di Holland, diakui bahwa rumah adalah tempat
yang aman untuk melahirkan selama semuanya normal.
b.
Pelayanan
IntraPartum
Pelayanan
Intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah lahirnya
plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi
tapi tidak diizinkan menggunakan alat kedokteran. Baisanya bidan menjahit luka
perineum atau episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan.
Syntomentrin dan Ergometrin diberikan jika ada indikasi. Kebanyakan kala III
dibiarkan sesuai fisiologinya. Analgesik tidak digunakan dalam persalinan.
c.
Pelayanan Post
partum
Di Kebidanan Belanda,
pelayanan post natal dimulai setelah.
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3 tahun.
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3 tahun.
- Uni Soviet
a. Pelayanan Antenatal
Pada
awalnya, pelayanan antenatal di Moskow dilakukan oleh dokter dengan beberapa
perawat atau bidan yang melakukan tugas rutin yang cukup berat, pemeriksaan
urine dan sebagai asisten dokter. Di beberapa area pedesaan bidan lebih
terlibat dalam pelayanan antenatal. Angka kematian ibu bervariasi, tetapi
biasanya lebih tinggi di area pedesaan dimana akses untuk mendapatkan pelayanan
suilit. Pengelolaan masalah seperti kehamilan yang menyebabkan
hipertensi dan pre eklampsi sering terjadi. Terdapat kekurangan pada
perlengkapan monitore dan fasilitas untuk pemeriksaan yang akan menghasilkan
bentuk manajemen yang kuno. Ibu mengunjungi klinik secara rutin setiap bulan
pada umur kehamilan 12-20 minggu pada kehamilan 32-40 minggu. Pemeriksaan urine
rutin, tekanan darah dan berat badan dilakukan pada setiap kunjungan.
b. Pelayanan Intrapartum
Di Moskow, beberapa persalinan
terjadi di rumah, namun menurut laporan rumah sakit ada sekitar 51 bayi yang
lahir di rumah sebelum ambulan datang. Pada saat masuk ke rumah sakit diikuti
dengan berbagai peraturan, seorang ibu yang akan bersalin tidak dianamnesa lagi
tentang statusnya dan apa yang terjadi pada dirinya. Suami tidak diperkenankan
untuk menemani isterinya sampai 7 hari setelah kelahiran bayi. Di beberapa
daerah Baltic hal ini tidak dilakukan, di daerah ini justru beranggapan bahwa
ibu harus di support selama persalinan oleh suami. Banyak dokter yang tidak
yakin akan hal ini, namun sebagian lagi sudah mau mendiskusikannya dan
perubahan pola asuhan kebidanan lainnya.
Kegiatan rutin pada saat masuk rumah sakit adalah dengan cara mengoleskan jari tangan dan kaki dengan iodine 2% dan juga puting susu dengan Gentian Violet. Hal ini dilakukan untuk pencegahan infeksi di unit tertentu, yang juga merupakan salah satu enema dilakukan karena keharusan. Ruang bersalinnya juga sangat tidak ranmah dan dingin, menghadap koridor sehingga dapat dilihat oleh orang yang berlalulalang, toiletnya terbuka dan sangat tidak provacy.
Kegiatan rutin pada saat masuk rumah sakit adalah dengan cara mengoleskan jari tangan dan kaki dengan iodine 2% dan juga puting susu dengan Gentian Violet. Hal ini dilakukan untuk pencegahan infeksi di unit tertentu, yang juga merupakan salah satu enema dilakukan karena keharusan. Ruang bersalinnya juga sangat tidak ranmah dan dingin, menghadap koridor sehingga dapat dilihat oleh orang yang berlalulalang, toiletnya terbuka dan sangat tidak provacy.
Persalinan dilakukan di meja
persalinan dengan sikap litotomi. Nampaknya tidak ada upaya untuk memberikan
penjelasan kepada ibu mengenai apa yang sedang terjadi. Bayi diberikan tetesan
Prophylatic Albusid pada matanya sebelum diamati secara singkat dan berlangsung
di bungkus, kemudaian dibawa ke ruangan khusus yang jauh dari ibunya. Sementara
itu ibu diberi kompres es diperutnya untuk mencegah perdarahan postpartum dan
menunggu di koridor selama 2 jam sebelkum dipindahkan ke ruangan postpartum.
Bidan adalah asisten pertama
dokter dan bertanggung jawab untuk melakukan observasi rutin. Bidan lebih
banyak bekerja pada rumah sakit yang menitikberatkan pada asuhan dan persalinan
normal.
- Jepang
Pelayanan kebidanan Jepang
setelah Perang Dunia II, lebih banyak terkontaminasi oleh medikalisasi. Dan
pelayanan kepada masyarakat masih bersifat hospitalisasi. Bidan berasal dari perawat
jurusan kebidanan dan perawat kesehatan masyarakat dan bidan hanya berperan
sebagai asisten dokter. Pertolongan persalinan lebih banyak dilakukan oleh
dokter dan perawat.
Pada tahun 1987, pendidikan
bidan mulai berkembang dan berada di bawah pengawasan obstetrician. Kurikulum
yang digunakan dalam pendidikan bidan terdiri dari, ilmu fisika, biologi, ilmu
sosial dan psikologi. Ternyata hasil yang diharapkan dari pendidikan bidan
tidak sesuai dengan keinginan. Bidan-bidan tersebut banyak yang bersifat tidak
ramah dan tidak banyak menoilong dalam pelayanan kebidanan. Mereka mulai
memasang strategi untuk pemecahan masalah ini dan didorong pula oleh rasa iri,
melihat kondisi kebidanan di United Kingdom yang sudah sangat maju dan
berkembang. Kemudian mereka mulai mengadakan peningkatan pelayanan dan
pendidikan kebidanan serta mulai berusaha merubah situasi yang ada.
Yang mengikuti pendidikan bidan, yaitu para perawat, dan minimal usia saat masuk minimal 20 tahun. Dan pendidikan dilaksanakan selama 3 tahun. Tingkat Degree di Universitas terdiri dari 8-16 kredit yaitu 15 jam teori, 30 jam lab. Dan 45 jam praktek. Pendidikan kebidanan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan obstetri dan neonatal, serta meningkatkan kebutuhan masyarakat karena masih tingginya angka aborsi di Jepang.
Masalah-masalah yang masih terdapat di Jepang antara lain, masih kurangnya tenaga bidan, dan kualitas bidan yang masih belum memuaskan.
Yang mengikuti pendidikan bidan, yaitu para perawat, dan minimal usia saat masuk minimal 20 tahun. Dan pendidikan dilaksanakan selama 3 tahun. Tingkat Degree di Universitas terdiri dari 8-16 kredit yaitu 15 jam teori, 30 jam lab. Dan 45 jam praktek. Pendidikan kebidanan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan obstetri dan neonatal, serta meningkatkan kebutuhan masyarakat karena masih tingginya angka aborsi di Jepang.
Masalah-masalah yang masih terdapat di Jepang antara lain, masih kurangnya tenaga bidan, dan kualitas bidan yang masih belum memuaskan.
- Jerman
Ante Natal Care (ANC) dan
pertolongan persalinan di negara ini masih diklakuakan oleh ginekologi dan
bersifat hospitalisasi. Dengan demikian, perawatan yang berkelanjutan
continuity of care) dari pelayanan yang diberikan hampir tidak ada.
Kegiatan ANC yang dilakukan
oleh ginekolog berupa USG dan periksa dalam, sementara dalam hal palpasi dan
pendidikian kesehatan dokter ginekolog masih tidak kompeten. Dan persalinan
yang dilaakukan oleh ginekolog di klinik untuk operasi harus dihadiri oleh
bidan. Bidan hanya bekerja sebagai perawat obstetri dan obstetrician yang
melakukan segalanya. Karena hal tersebutlah, bidan-bidan di negara tersebut
mulai melihat perkembangan di negara-negara Eropa, kemudian terbentuklah
program direct Entry di negara tersebut.
- Denmark
Negara Denmark merupakan
Negara eropa lainnya yang berpendapat bahwa bidan merupakan profesi tersendiri.
Pendidikan bidan dimulai pada tahun 1787 dan pada tahun 1987, merayakan
berdirinya 200 tahun sekolah bidan.
Sekolah bidan di Denmark ada dua yaitu satu sekolah ada
di Copenhagen dan satu lagi ada di Aalborg, jutland. Setiap tahun diterima 40
siswa, dengan lama pendidikan 3 tahun. Bagi mereka yang sudah perawat, lama
pendidikan bidan adalah 2 tahun.
Hal ini mulai menimbulkan berbagai kontroversi dikalangan
bidan sendiri. Apakah tidak sebaiknya pendidikan bidan di dasarkan atas
pendidikan perawat, tetapi sebagian besar Tetap berpendapat tidak.
Ada pendidikan post graduate bagi bidan selama 9 bulan
dalam bidang pendidkan (teaching) atau pegelola (administration). Pada tahun
1973, telah disusun rangkaian pedoman untuk bidan, mengelompokkan klien dalam
berbagai resiko tinggi (high risk).
- Bangsa Mesir
Setelah kebidanan pertama kali dikenal didirikan di mesir
dimana kebidanan itu adalah suatu hal yang paling mulia, dan diberkahi oleh
dewa. Bidang-bidangnya terlatih dengan baik dan memiliki pengetahuan
aturan-aturan dalam memimpin persalinan dan merawat bayi. Mereka mempunyai
undang-undang dalam mengontrol praktek mereka dan harus memanggil asisten dari
tabib konsultan bila ada masalah selama persalinan. Bidan juga telah melakukan sirkumsisi pada bayi.
- Bangsa Yahudi
Pertolongan persalinan di Yahudi banyak mencontoh pada
bangsa mesir, hal ini di buktikan pada pengobatan dan pendidikan kebidanan yang
didapatkan dari bangsa mesir. Hygiene merupakan hal yang utama dalam menolong
persalinan, terutama didalamnya merangsang persalinan dengan bantuan
mantra-mantra. Perawatan neonates bangsa yahudi meliputi memotong pusat,
memandikan bayi, menggosk badan bayi dengan garam dan membungkusnya dengan
bedong. Bidan-bidan di yahudi telah mendapatkan bayaran atas jasanya.
- Bangsa Yunani
Bangsa yunani telah ada bidan yang dapat meolong
pesalinan, mereka harus telah mempunyai anak sendiri dan biasanya dibayar atas
pelayanan yang telah diberikan serta undang-undang yang keras mengontrol
praktek mereka.
B. Perkembangan Pendidikan
- Australia
Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan
keperawatan yang mulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19
pendidikan bidan pertama kali Australia pada tahun 1862 dengan lulusan dibekali
dengan pengetahuan teori dan praktek.
Pendidikan diploma kebidanan dimulai tahun 1893, sejak
tahun 1899 hanya bidan dan sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja
di rumah sakit. Sejak tahun terakhir pendidikan bidan di Australia mengalami
perkembangan yang pesat. Dasar
pendidikan trdisional hospital base program berubah menjadi tentiary course of
studies menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
Keberadaan bidn di Australia hamper sama dengan keberadaan bidan di AS. Bidan di Australia
didasari pengaruh tehnik medical (pengobatan), dimana kemandirian bidan masih
menurun. Ini terlihat dengan adanya pertolongan persalinan dibeberapa Negara
bagian yang tidak ditolong oleh bidan sehingga di Australia banyak bidan hanya
membantu mendampingi pertolongan pesalinan. Pendidikan bidan di Australia dimulai
dari perawat setelah itu mereka melanjutkan ke S1 + S2 kebidanan.
- Moscow(Rusia)
Di Moscow sangat sulit dibedakan antara obstetric dengan
bidan. Ini terlihat dari konsep bidan yang sangat independen yaitu tidak
tergantung pada asuhan prenatal, intranatal dan postnatal. Sehingga pelayanan kebidanan dinegara ini tidak
memuaskan.
- Bangladesh
Di India bidan dikategorikan dari pengalamannya.
a.
Penolong perslinan kelas atas (5-10 persalinan/
tahun).
b.
Penolong persalinan pndidikannya tidak tinggi
tetapi banyak pengalamannya(10-20 persalinan/bulan).
c.
Penolong
persalinan professional(nurse midwifery).
Pendidikan di Bangladesh di
mulai dari 3 tahun perawat + 1 tahun bidan, dan 4 tahun bidan dari SMP. Adapun
tahap pendidikan orientasi belajar mandiri yang dianut di Bangladesh.
Ø
Tahun 1 : Fungsi manusia sehat dan social budaya
Ø
Tahun 2 : Pencegahan penyakit dan kesehatan
keluarga
Ø Tahun 3 : Rehabilitasi
Ø Tahun 4 : Ilmu kebidanan
- Malaysia
Pendidikan bidan di Malaysia
SMP + juru rawat ( 1 tahun bidan ). Program kebidanan di Malaysia berorentasi
pada skill dan untuk pelayanan, sehingga dengan adanya bidan di Malaysia dapat
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
- Jepang
Sekolah bidan
tahun 1912, regulasi untuk seleksi dan lisensi tahun 1899. Pelayanan sudah ada
sejak perang dunia II, pendidikan bidan didirikan oleh Obsgin sehingga
lulusannya adalah perawat obstretri yang membantu dokter obsgin dalam
pertolongan persalinan. Pelayanan kebidanan di bawah pengaruh medicalisasi,
dmana pelayanan kebidanannya berorientasi pada RS. Pendidikan bidan 3 tahun
peawat usia masuk minimal 20 tahun tambah minimal 6 bulan-1 tahun di
universitas. Pada 1987 pendidikan bidan di bawah pengawas observasi kurikulum
yang dipakai tidak ada ilmu psikologi, ilmu biologi dan social akhirnya bidan diluluskan
tidak ramah dan tidak menolong persalinan. Setelah kondidi di Negara Inggris,
jepang kemudian melakukan peningkatan pelayanan dan pendidikan bidan serta mulai menata dan merubah situasi.
pelayanan kebidanan di malaysia memangnya tdk ada?
BalasHapus