1.
Pengertian
Internalisasi
Internalisasi
(internalization) diartikan sebagai penggabungan atau penyatuan sikap, standar tingkah laku, pendapat, dan
seterusnya di dalam kepribadian.[1]
Reber, sebagaimana dikutip
Mulyana mengartikan internalisasi sebagai menyatunya nilai dalam diri
seseorang, atau dalam bahasa psikologi merupakan penyesuaian keyakinan, nilai,
sikap, praktik dan aturan – aturan baku pada diri seseorang.[2] Pengertian ini
mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai yang diperoleh harus dapat dipraktikkan
dan berimplikasi pada sikap. Internalisasi ini akan bersifat permanen dalam
diri seseorang.
Sedangkan Ihsan memaknai
internalisasi sebagai upaya yang dilakukan untuk memasukkan nilai – nilai
kedalam jiwa sehingga menjadi miliknya.[3] Jadi masalah internalisasi ini tidak hanya berlaku pada
pendidikan agama saja, tetapi pada semua aspek pendidikan, pada pendidikan pra-sekolah,
pendidikan sekolah, pengajian tinggi, pendidikan latihan perguruan dan lain –
lain.
Dalam kaitannya dengan nilai,
pengertian – pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli tersebut pada dasarnya
memiliki substansi yang sama. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa
internalisasi sebagai proses penanaman nilai
kedalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap dan
prilaku yang ditampakkan dalam kehidupan sehari – hari (menyatu dengan pribadi).
Suatu nilai yang telah terinternalisasi pada diri seseorang memang dapat
diketahui ciri – cirinya dari tingkah laku.
2.
Tahapan
Internalisasi
Pelaksanaan pendidikan nilai
melalui beberapa tahapan, sekaligus menjadi tahap terbentuknya internalisasi
yaitu:
a. Tahap transformasi nilai.
Tahap ini merupakan suatu
proses yang dilakukan oleh pendidik dalam menginformasikan nilai – nilai yang
baik dan yang kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal
antara pendidik dan peserta didik.[4] Transformasi nilai ini
sifatnya hanya pemindahan pengetahuan dari pendidik ke siswanya. Nilai – nilai
yang diberikan masih berada pada ranah kognitif peserta didik dan pengetahuan
ini dimungkinkan hilang jika ingatan seseorang tidak kuat.
b. Tahap transaksi nilai
Pada tahap ini pendidikan
nilai dilakukan melalui komunikasi dua arah yang terjadi antara pendidik dan
peserta didik yang bersifat timbal balik sehingga terjadi proses interaksi.[5] Dengan adanya transaksi
nilai pendidik dapat memberikan pengaruh pada siswanya melalui contoh nilai
yang telah ia jalankan. Di sisi lain siswa akan menentukan nilai yang sesuai
dengan dirinya.
c. Tahap tran-internalisasi
Tahap ini jauh lebih mendalam
dari tahap transaksi. Pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi
verbal tapi juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasi
kepribadian yang berperan aktif.[6] Dalam tahap ini pendidik
harus betul – betul memperhatikan sikap dan prilakunya agar tidak bertentangan
yang ia berikan kepada peserta didik. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan siswa untuk meniru apa yang
menjadi sikap mental dan kepribadian gurunya.
Secara garis besar tujuan pembelajaran memuat tiga aspek pokok, yaitu: knowing, doing, dan being atau
dalam istilah yang umum dikenal aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
Internalisasi merupakan pencapaian aspek yang terakhir (being). Untuk selanjutnya penulis akan memaparkan ketiga aspek
tujuan pembelajaran tersebut secara singkat.
a.
Mengetahui (knowing).
Disini tugas guru ialah mengupayakan agar murid
mengetahui suatu konsep. Dalam bidang keagamaan misalnya murid diajar mengenai
pengertian sholat, syarat dan rukun sholat, tata cara sholat, hal-hal yang
membatalkan sholat, dan lain sebagainya. Guru bisa menggunakan berbagai metode
seperti; diskusi, Tanya jawab, dan penugasan. Untuk mengetahui pemahaman siswa
mengenai apa yang telah diajarkan guru tinggal melakukan ujian atau memberikan
tugas-tugas rumah. Jika nilainya bagus berarti aspek ini telah selesai dan
sukses.[7]
b.
Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui (doing)
Masih contoh seputar sholat, untuk mencapai tujuan ini
seorang guru dapat menggunakan metode demonstrasi. Guru mendemonstrasikan
sholat untuk diperlihatkan kepada siswa atau bisa juga dengan memutarkan film
tentang tata cara sholat selanjutnya siswa secara bergantian mempraktikkan
seperti apa yang telah ia lihat di bawah bimbingan guru. Untuk tingkat
keberhasilannya guru dapat mengadakan ujian praktik sholat, dari ujian tersebut
dapat dilihat apakah siswa telah mampu melakukan sholat dengan benar atau
belum.[8]
c.
Menjadi seperti yang ia ketahui (being)
Konsep ini seharusnya tidak sekedar menjadi miliknya
tetapi menjadi satu dengan kepribadiannya. Siswa melaksanakan sholat yang telah
ia pelajari dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika sholat itu telah melekat
menjadi kepriadiannya, seorang siswa akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga
sholatnya dan merasa sangat berdosa jika sampai meninggalkan sholat. Jadi ia
melaksanakan sholat bukan karena diperintah atau karena dinilai oleh guru.[9]
Di sinilah sebenarnya bagian yang paling sulit dalam
proses pendidikan karena pada aspek ini tidak dapat diukur dengan cara yang
diterapkan pada aspek knowing dan doing. Aspek ini lebih menekankan pada
kesadaran siswa untuk mengamalkannya. Selain melalui proses pendidikan di
sekolah perlu adanya kerja sama dengan pihak orang tua siswa, mengingat waktu
siswa lebih banyak digunakan di luar sekolah. Dalam kajian psikologi, kesadaran
seseorang dalam melakukan suatu tindakan tertentu akan muncul tatkala tindakan
tersebut telah dihayati (terinternalisasi).
[1] J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 256.
[2] Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan
Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 21.
[3] Fuad Ihsan, Dasar-Dasar
Kependidikan, (Jakarta: Rineka cipta, 1997), h. 155.
[4] Muhaimin, Strategi Belajar
Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), h. 153.
[5] Ibid, h. 153
[6] Ibid, h. 153
[7] Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Integrasi Jasmani, Rohani, dan Kalbu
Memanusiakan Manusia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 229.
Boleh minta referensi lengkapnya tentang internalisasi nilai?
BalasHapusboleh tau dapat buku strategi belajar mengajar oleh muhaimin itu dari mana ya
BalasHapusijin copy yah kak thanks
BalasHapuskartu perdana axis 4g