BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menonton
sebuah film atau sinetron, apakah setiap kejadian atau peristiwa yang ada dalam
sinetron atau film yang ditonton tersebut sama dengan kejadian atau peristiwa
yang ada dalam dunia nyata.
Pada
dasarnya, film dan sinetron adalah bagian dari drama, atau disebut juga drama
modern. Perbedaan antara sinetron/film dan drama hanya pada latar cerita. Latar
cerita sebuah drama adalah pentas/panggung, sedangkan latar cerita sinetron
atau film adalah tempat yang senyatanya. Jadi, sebuah tiruan kejadian atau
peristiwa hidup manusia yang disajikan/dilakonkan di atas pentas atau di tempat
yang senyatanya dapat dikatakan sebagai sebuah drama.
Selain
sinetron dan film, juga dimengenal istilah sandiwara atau teater yang juga
berhubungan dengan istilah drama. Apakah sandiwara atau teater juga merupakan
bagian dari drama? Agar dapat lebih memahami sebuah drama, berikut ini akan
dipaparkan pengertian drama yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu jenis-jenis
drama dan unsur-unsur intrinsik yang dapat membangun sebuah drama. Agar dapat membedakan istilah-istilah yang
berhubungan dengan drama, pahamilah istilah berikut: 1) Film adalah lakon atau
cerita gambar hidup; 2) Sinetron adalah
pertunjukan sandiwara (drama) yang dibuat khusus untuk penayangan di media
elektronik, seperti televisi; 3) Sandiwara adalah pertunjukan lakon atau
cerita (yang dimainkan oleh orang): drama; teater; tonil; 3) Teater adalah seni drama; sandiwara;
pementasan drama sebagai sebuah seni atau profesi; drama.
Pada
penjelasan sebelumnya, telah diketahui bahwa sebuah film dan sinetron pada
dasarnya juga merupakan sebuah drama. Sebuah drama merupakan tiruan kehidupan
manusia yang dilakonkan.
B.
Rumusa Masalah
Berdasarkan
Latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
- Jelaskan pengertian Penulisan Naskah Drama?
- Jelaskan tentang jenis-jenis drama?
- Jelaskan tetang unsur intrinsik yang terkanung dalam drama
- sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam membuat naskah drama
C.
Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan Makalah ini
adalah:
- Diharakan pembaca mengerti tentang defenisi Penulisan Naskah Drama
- Mengetahui tentang jenis-jenis drama
- Mengetahui unsur intrinsik yang terkandung dalam drama
- Memahami langkah-langkah dalam membuat naskah drama
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Penulisan
Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang lambang grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga sesorang dapat membaca
lambang-lambang grafis tersebut jika mereka memahami lambang grafis tersebut.
Pengertian
lain dari menulis adalah melahirkan pemikiran atau perasaan (seperti mengarang,
membuat surat) dengan tulisan. Sedangkan menurut burhan Nurgiyanto aktivitas
menulis adalah suatu bentuk manifestasi kemampuan atau keterampilan berbahasa
yang paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan mendegar, berbicara
dan membaca.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses
kegiatan berfikir manusia untuk menghasilkan sesuatu sebagai ungkapan ide,
pikiran dan perasaan dirinya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri
dalam bentuk tulisan.
B.
Pengertian Naskah Drama
Naskah
adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan. Menurut
Imam Suryono Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan
dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku,
mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi
adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut
aktor atau lakon. Menurut Molton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan
gerak (life presented in action). Menurut Ferdinand Brunetierre drama haruslah
melahirkan kehendak dengan action. Menurut Baltazhar Vallhagen drama adalah
kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Menurut Sendarasik
naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna
betuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan
pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum
juga merupakan ide dasar bagi actor.
Berdasarkan
pengertian diatas naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang
berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang
belum duterbitkan (pentaskan).
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Menulis Naskah Drama
Menulis naskah drama
berbeda dengan menulis puisi, cerpen atau novel, kalau puisi
ditulis dengan bentuk
beris dan bait.
Cerpen dan novel
ditulis dengan kalimat
yang membentuk paragraf-paragraf dengan
kutipan langsung atau
percakapan. Sedangkan, pada drama ditulis dengan dua bagian. Bagian
pertama berisi percakapan dan bagian kedua berisi petunjuk pemanggungan, misalnya ketentuan
gerak, mimik para pemain
drama atau situasi panggung.
B.
Jenis –Jenis Drama
- Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
a. Drama Baru/Drama Modern
Drama baru adalah drama yang
memiliki tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema
kehidupan manusia sehari-hari. Contoh drama baru/modern adalah sinetron, opera,
dan film.
b. Drama Lama/Drama Klasik
Drama lama adalah drama
khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau
kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan sebagainya. Contoh drama
tradisional/klasik, seperti lenong
(pertunjukan sandiwara dengan gambang kromong dari Jakarta), topeng Betawi,
dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional Jawa dengan iringan musik gamelan,
diringi tarian dan tembang), wayang yang dimainkan seorang dalang, dan randai
(tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk
lingkaran dan menarikannya sambil bernyanyi dan bertepuk tangan).
- Drama menurut kandungan isi ceritanya, yaitu:
a. Drama komedi adalah drama yang lucu dan
menggelitik penuh keceriaan.
b. Drama tragedi adalah drama yang ceritanya
sedih penuh kemalangan.
c. Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada
sedih dan ada lucunya.
d. Opera adalah drama yang mengandung musik
dan nyanyian.
e. Dagelan/Lelucon adalah drama yang lakonnya
selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
f.
Operet
adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
g. Pantomim adalah drama yang ditampilkan
dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
h. Tablo adalah drama yang mirip pantomim
yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
i.
Passie
adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius.
j.
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka
wayang.
C. Unsur Intrinsik Drama
Saat
menyaksikan sebuah drama yang dilakonkan, emosi pun terlibat dalam cerita yang
diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun
sebuah cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir
sebagaimana kejadian sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis
naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Untuk dapat menulis naskah drama yang
baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang
dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan
unsur intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu :
1. Alur/Plot
Alur
disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan
hubungan waktu dan hubungan sebab- akibat. Sebuah alur cerita juga harus
menggambarkan jalannya cerita dari awal (pengenalan) sampai akhir
(penyelesaian). Alur cerita terjalin dari rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog,
petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah alur dapat dikelompokkan dalam
beberapa tahapan, sebagai berikut.
a. Pengenalan
Pengenalan
merupakan bagian permulaan pementasan drama, pengenalan para tokoh (terutama
tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi
penonton.
b. Pertikaian
Setelah
tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang
mulai terlibat ke dalam masalah pokok.
c. Puncak,
Pada tahap
ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk
menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga menjadi krisis. Pada tahap ini penonton
dibuat berdebar, penasaran ingin
mengetahui penyelesaiannya.
d. Penyelesaian
Pada tahap
ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan penyelesaian yang
menggembirakan atau menyedihkan. Bahkan
dapat pula diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan
sendiri akhir sebuah cerita.
2. Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh
adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita, umumnya terdapat
tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). Tokoh-tokoh drama disertai
penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan
keadaan kejiwaannya. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan
samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat,
dan ungkapan yang digunakan.
3. Dialog
Ciri khas
suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis
naskah drama harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa
dalam dialog antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif. Disebut dialog
karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang.
Selain
dialog, dalam drama juga dikenal istilah monolog (adegan sandiwara dengan
pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri; pembicaraan yang
dilakukan dengan diri sendiri), prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang
berisi keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan),
dan epilog (bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan
intisari atau kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disajikan).
4. Petunjuk laku
Petunjuk
laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung
pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan
unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama.
Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas,
suara, keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan
sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang
dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis
dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang
menjadi petunjuk laku)
5. Latar atau setting
Latar atau
tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut
tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.
6. Tema
Tema
merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan
melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya
kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kemiskinan.
7. Amanat
Dalam
karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat. Amanat merupakan pesan atau nilai-nilai
moral yang bermanfaat yang terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa
diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau
memerlukan pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan
drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut.
Amanat akan lebih mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan.
D.
Langkah Menulis Drama
1. Menentukan Tema
Tema
merupakan unsur yang sangat penting dalam
penulisan naskah, baik puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan
gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur
dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan
kesedihan. Kriteria tema yang baik
yaitu:
a. Aktual
Aktual
dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan
kenyataan.
b. Tidak menyinggung SARA
SARA adalah kependekan dari suku, agama, ras, dan
antargolongan. Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku,
agama, ras, atau antargolongan tertentu.
c. Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi
pembacanya
Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat
memberikan pengajaran dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema
yang dipilih bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2. Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa
yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah
drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa
dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah drama. Pada materi ini, kita
akanmempelajari cara membuat naskah drama satu babak. Satu babak dalam naskah
drama terdiri atas beberapa adegan. Sebuah drama terdiri atas beberapa babak.
Babak adalah bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas
beberapa adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan
pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri
atas satuan-satuan peristiwa.
3. Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa
yang umumnya pernah dialami, yaitu
a. Saat pertama kali belajar naik
sepeda,
b. Saat menanti pengumuman kelulusan dari
Sekolah Dasar,
c. Saat orang tua sedang dirawat di rumah
sakit.
Setelah
mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah satuan-satuan
peristiwa. Satuan-satuan peristiwa
tersebut telah menjadi kerangka dasar.
Setelah langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi sebuah sinopsis.
Data satuan
peristiwa yang sudah disusun kemudian
dikembangkan menjadi sinopsis atau kerangka naskah yang
selanjutnya disusun menjadi
naskah drama satu babak. Setiap karangan
biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu
:
a. Pendahuluan
Bagian
pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada
karya tulis tersebut secara padat, jelas,
dan ringkas kepada para pembaca.
b. Puncak/Klimaks.
Bagian
klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang terjadi di antara
tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari
yang ringan sampai yang rumit,
c. Penyelesaian
Bagian
Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik dalam
cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bisa juga berakhir
tragis.
4. Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu
Babak
Tiga
langkah menulis drama telah dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan
peristiwa, dan menyusun data satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah naskah drama satu babak.
akan lebih baik jika diberi sumber/referensinya :)
BalasHapusthank atas sarannya
BalasHapusboleh tanya, bisa saya mengetahui tulisan ini berdasarkan buku apa ? terima kasih.
BalasHapusemail saya : ika.wulandari@hotmail.com
BalasHapussaya harapkan ketersediannya untuk membalas.. terima kasih.