BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian
Gerakan peristaltik
merupakan gerakan yang terjadi pada otot – otot pada saluran pencernaan yang
menimbulkan gerakan semacam glombang sehingga menimbulkan efek menyedot /
menelan makanan yang masuk kedalam saluran pencernaan.
Hal ini
menjelaskan mengapa air yang kita minum tidak tumpah keluar kembali walaupun
kita minum sambil menjungkir balikkan tubuh sekalipun.
Jiwa adalah
sumber kekuatan seseorang. Orang yang jiwanya lemah, akan tampil sebagai sosok
yang lemah. Sedangkan orang yang berjiwa kuat akan tampil sebagai sosok yang
kuat pula. Sedangkan orang yang berjiwa kuat akan tampil sebagai sosok yang
kuat pula. Bukan hanya sekedar dalam arti fisik, melainkan kekuatan pribadinya
dalam menghadapi gelombang kehidupan.
Dalam kadar
tertentu, otak memancarkan gelombang dengan frekuensi yang bisa ditangkap
dengan menggunakan alat – alat perekam elektromagnetik tertentu. Seperti electrik
encephalograph atau magneto encephalograph. Namun, yang terhitung hanyalah
amplitudo dan frekuensinya saja. Atau mungkin ditambah dengan pola
gelombangnya. Sama sekali tidak bisa diukur berapa besar energi makna yang
tersimpan didalamnya.
Energi
makna itu baru bisa diketahui ketika dipersepsi lewat sebuah interaksi dengan
orang lain. Artinya, sampai sejauh ini alat ukur yang digunakan haruslah
makhluk hidup yang memiliki hati dan jiwa sederajat dengan sumber informasi.
1.2. Ruang Lingkup
Gerakan peristaltik
itu sangat penting bagi tubuh dan organ – organ tubuh manusia karena dengan peristaltik
manusia dapat melakukan aktivitas sehari – hari mereka tanpa ada rasa ragu dan
takut.
Secara umum
kita dapat mengetahui jiwa seseorang lewat jenis gelombang atau gerakan peristaltik
yang dialami.
Jenis
gelombang otak dan frekuensi yang dipancarkan oleh jiwa seseorang dapat
diketahui. Misalnya, jika otak seseorang memancarkan gelombang dengan frekuensi
13 Hortz atau lebih, dia sedang dalam keadaan sadar penuh alias terjaga.
Secara umum
kita melihat bahwa aktivitas otak sering dengan aktivitas jiwa. Aktivitas jiwa
bakal memancarkan energi makna. Energi makna itu lantas memicu munculnya energi
elektromgnetik tersebut memunculkan jenis – jenis neutron mister dan hormon
tertentu yang terkait dengan kualitas aktivitas jiwa itu.
1.3. Tujuan
·
Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan gerakan
peristaltik
·
Untuk mengetahui
bagian – bagian gerakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peristaltik Pada Pancaran Gelombang Otak
Mempelajari
aktivitas otak, berarti juga mempelajari aktivitas jiwa. Seperti kita ketahui
bahwa jiwa merupakan program – program istimewa yang dimasukkan kedalam sel –
sel otak oleh Allah SWT. Dan program – program itu lantas berkolaborasi
membentuk suatu system didalam organ otak. Karena itu, setiap apa yang
dihasilkan otak adalah pencarian dari aktivitas jiwa kita.
Kombinasi
antara panca indera dan hati akan menyebabkan kita bisa melakukan pemahaman. Akan
tetapi semua sinyalnya tetap dikirim ke otak sebagai pusat pemahaman atas
informasi panca indera dan hati tersebut. Pada saat itu jiwa bekerja sebagai
mekanisme kompleks dari seluruh rangkaian software yang ada di sel – sel otak.
Meskipun
tidak bisa di ukur secara langsung sebagaimana mengukur kuantitas ruang, waktu,
energi dan materi, informasi dan makna dapat bermanifestasi ke dalam ruang,
waktu, materi dan energi. Informasi dan makna menjelajah keseluruh dimensi
tersebut.
Manusia
telah berhasil membuktikan bahwa otak memancarkan sinyal – sinyal listrik yang
memiliki makna sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan, karena itu bisa
diukur. Didalamnya tersimpan energi tidak terbatas yang tergantung kepada bisa
tidaknya kita menerjemahkan sinyal pikiran itu lewat peralatan – peralatan imutakhir.
Seperti
yang kita ketahui bahwa kelakuan dan sifat – sifat dari manusia yang dapat
menimbulkan pertanyaan. Seperti, pada perut manusia yang terkadang mengeluarkan
bunyi tertentu tanpa disadari. Hal ini membuktikan bahwa gerakan peristaltik
pada manusia bekerja tanpa disengaja.
2.2. Proses – Proses yang Terjadi Pada
Peristaltik
Perut
manusia terkadang suka mengeluarkan bunyi tertentu. Tentu saja hal seperti itu
si empunya perut malu jika sedang berada di ruangan yang sepi. Perut yang
berbunyi bisa menjadi pengingat, tapi suara perut yang kadang keras atau pelan
bisa juga tanpa alasan sama sekali.
Suara
gerakan tersebut berasal dari perut dan usus kecil serta berhubungan dengan
fungsi dari pencernaan. Pada dasarnya system pencernaan adalah suatu tabung
panjang yang dimulai dari mulut dan berakhir pada anus. Tabung ini
menghubungkan berbagai macam oragan dan bagian – bagian lain yang beruhubungan
system pencernaan.
Cara
mendorong makanan dalam system pencernaan manusia adalah dengan gelombang
kontraksi otot yang bergerak terus menerus untuk mendorong isinya ke bawah yang
disebut dengan gerakan peristaltik. Selain mendorong makanan, kontraksi ini
juga membantu mengaduk makanan dan cairan pencernaan yang berbeda sehingga
menjadi campuran lengket yang disebut dengan Chyme.
Seperti
yang ditutupi dari Horwstuff works, perut yang berbunyi merupakan hasil dari
proses mendorong makanan ini yaitu pergerakan antara benda padat, cairan Chyme
serta adanya gas dan udara. Perut yang berbunyi ini bisa terjadi sewaktu –
waktu tidak hanya sebatas saat seseorang
merasa lapar saja. Tapi jika ada makanan didalam perut atau usus kecil maka
bunyi yang dihasilkan akan sedikit lebih tenang dan pelan.
Mengapa
kontraksi otot sudah terjadi meskipun perut masih kososng ? Alasannya berkaitan
dengan rasa kelaparan dan juga nafsu makan. Setelah dua jam perut kosong, maka
perut mulai memproduksi lagi hormon yang dapat menstimulasi saraf lokal untuk
mengirim pesan ke otak. Selanjutnya otak akan membalas dengan memberi sinyal
pada otot pencernaan untuk memulai kembali gerakan peristaltik.
Gerakan peristaltik
ini yang pertama untuk membersihkan sisa – sisa makanan yang tidak ikut
tercerna, selanjutnya gerakan ini akan membuat seseorang merasa lapar kembali. Kontraksi
otot ini akan terjadi setiap jam dan berlangsung 10 – 20 menit hingga perut
terisi oleh makanan. Tapi jika bunyi yang dihasilkan oleh perut terlalu
berlebihan, bisa jadi itu merupakan salah satu tanda ada yang tidak beres di
perut seperti sindrom iritasi usus besar. Pada kasus ini biasanya diikuti
dengan keluhan lain pada daerah gastrointestinalnya.
Jadi cara
untuk mengontrol perut yang berbunyi adalah dengan mengonsumsi makan – makanan kecil
dan jangan langsung makan yang berat serta kurangi makanan yang mengandung gas
agar bunyinya tidak bertambah besar.
2.3. Peristaltik Pada Sistem Pencernaan Manusia
System
pencernaan makanan terbagi atas rongga mulut, tekuk, kerongkongan, lambung,
usus halus, dan usus besar. Makanan yang kita makan pertama masuk ke mulut yang
kemudian menjadi halus karena telah dikunyah dengan gigi kita dengan dibantu
oleh kelenjar ludah. Setelah halus barulah dapat kita telan dengan cepat
melalui bagian bawah tekanan dan kerongkongan, pangkal dari kerongkongan adalah
leher, di belakang tenggorok, kemudian didaerah dada di belakang jantung,
menembus sekat rongga badan di depan tulang belakang dan bermuara dalam
lambung.
Lambung
merupakan saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantong, terletak
dibagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagian lainnya tertutup oleh hati,
usus besar dan limpa.
Makanan
yang ditelan terkumpul dalam lambung dan bercampur dengan getah lambung,
sehingga makanan menjadi encer seperti bubur. Jalan keluar lambung tertutup
karena tebalnya lapisan otot lingkar yang sewaktu – waktu terbuka untuk
melewatkan bubur makanan sedikit demi sedikit kedalam usus halus.
Bagian
pertama dari usus halus adalah usus dua belas jari, yang melengkung seperti ladam.
Di usus halus ini bermuara pipa – pipa penyalur dari hati dan dari kelenjar
ludah perut. Dan pada daerah dalam lambung pula makanan dicerna secara kimiawi.
Dinding lambung tersusun dari tiga lapisan otot yakni otot melingkar, memanjang
dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan
gerak peristaltik (gerak gelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di
dalam lambung diaduk – aduk.
Di bagian
dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar – kelenjar yang menghasilkan
getah lambung, aroma, bentuk, warna, selera terhadap makanan secara refleks
akan menimbulkan sekresi getah lambung mengandung asam lambung (HCl), pepsin, musin dan rennin.
Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim
pepsinogen menjadi pepsin.
Kerja enzim
dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur,
disebut Chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur
pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya otot pilorus yang
mengarah kelambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuh kim yang bersifat
asam. Sebaiknya otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi
(mengerut) jika tersentuh kim. Jadi, misalnya kim bersifat asam tiba di pilorus
depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan
asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup.
Makanan
tersebut dicerna sehingga keasamannya menurun. Makanan yang bersifat basa
dibelakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya makanan
yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan
melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut
dapat tercerna efektif. Setelah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
2.4. Bagian – Bagian Sistem Pencernaan
Proses pencernaan makanan dalam tubuh ada dua macam,
yaitu :
1.
Pencernaan Mekanis
Merupakan pemecahan atau penghancuran makanan secara
fisik atau proses pencampuran makanan dengan getah (enzim) pencernaan.
2.
Pencernaan Kimiawi
Merupakan proses pemecahan makanan dari molekul
kompleks menjadi molekul – molekul yang sederhana dengan bantuan getah
pencernaan (enzim) yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan terdiri dari alat – alat pencernaan
yang berhubungan langsung dengan proses pencernaan mekanis dan kimiawi,
1)
Mulut
Mulut
manusia berupa rongga yang dilapisi oleh jaringan epitel pipih berlapis banyak.
Dalam rongga tersebut terdapat alat pencernaan seperti gigi, lidah, dan
kelenjar ludah (kelenjar saliva) yang membantu proses pencernaan mekanis dan
kimiawi.
a.
Gigi
Struktur
gigi pada manusia dapat dibedakan atas gigi sulung (gigi susu) dan gigi tetap. Gigi
yang pertama kali tumbuh sejak anak berusia enam bulan disebut gigi susu. Gigi
susu berangsur – angsur akan berubah menjadi gigi sulung.
Berdasarkan
strukturnya, jenis gigi pada manusia dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
·
Gigi seri (incisor)
·
Gigi taring (canius)
·
Gerahan depan (premolar)
·
Gerahan belakang (molar)
b. L idah
Selain
gigi, dalam rongga mulut manusia juga terdapat lidah, selain sebagai alat
pengecap.
Lidah dalam
pencernaan makanan berfungsi untuk :
·
Mencampurkan makanan
·
Mendorong makanan dalam proses menelan, dan
·
Membersihkan mulut dari sisa makanan
Lidah
membentuk lantai pada rongga mulut. Dibagian belakang, otot – otot lidah
melekat pada tulang hyoid (tulang pangkal lidah yang berbentuk seperti huruf
V). permukaan lidah penuh dengan tonjolan (papilla) yang mengandung putting –
putting pengecap, sehingga lidah dapat merasakan makanan seperti asam, manis,
pahit dan asin.
c. Kelenjar ludah
Pada rongga
mulut terdapat tiga macam kelenjar ludah (saliva) yang menghasilkan cairan
ludah.
·
Kelenjar parotis, yang terletak didekat telinga,
·
Kelenjar submaksilaris yang terletak di bawah
rahang atas,
·
Kelenjar submandibularis yang terletak di bawah
lidah
Cairan ludah berfungsi untuk :
·
Memudahkan dalam menelan makanan karena makanan
tercampur dengan lender dan air.
·
Melindungi
rongga mulut dari kekeringan,panas, asam dan basa.
·
Membantu pencernaan kimiawi, karena kelenjar
ludah menghasilkan enzim ptyalin (amylase) yang berperan dalam pencernaan
amilun menjadi maltosa dan glukosa, enzim ini berfungsi dengan baik pada PH
netral (pH7).
d.
Proses menelan makanan
Agar
makanan masuk ke dalam saluran pencernaan di dalam rongga perut untuk diproses
lebih lanjut, makanan harus ditelan.
Proses menelan terbagi atas :
1.
Gerakan sadar, yaitu gerakan lidah yang menekan makanan
ke atas dan mendorong makanan ke belakang kemudian masuk ke dalam kerongkongan.
2.
Gerakan tidak sadar, yaitu gerakan di daerah faring,
berupa reflex yang menggerakkan laring ke atas sehingga epiglottis menutup
glottis.
2)
Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang
membentuk seperti selang air, sebagai penghubung antara rongga mulut dan
lambung yang terletak di belakang trakea (tenggorokan). Panjang kerongkongan pada manusia lebih kurang 25
cm yang berakhir pada bagian kardiak lambung. Kerongkongan tersusun oleh dua
pertiga otot polos dan sepertiga otot lurik. Pada kerongkongan dihasilkan
lender yang membantu gerak peristaltik, sehingga makanan terdorong kearah
lambung. Akan tetapi, kerongkongan ini tidak menghasilkan enzim pencernaan dan
tidak melakukan absorbsi sari makanan.
3) Lambung (ventrikulus)
Lambung
pada manusia terletak pada bagian kiri atas rongga perut di bawah diagfragma. Dinding
lambung terdiri atas lapisan otot yang tersusun memanjang, melingkar, dan
menyerong. Dengan adanya kontraksi otot – otot lambung tesebut, makanan akan
teraduk dengan baik menjadi bubur (chyme / kim). Lambung terdiri atas tiga
bagian, yaitu kardiak (bagian yang merupakan tempat masuknya kerongkongan),
fundus (bagian tengah lambung), dan pilorus (bagian yang berbatasan dengan usus
dua belas jari). Lambung juga berperan sebagai kelenjar eksokrin yang
menghasilkan enzim pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon.
Lambung
menghasilkan getah lambung yang terdiri atas :
a.
Air dan lender
b.
Ion – ion organik
c.
Asam lambung (HCl)
d.
Enzim – enzim pencernaan (pepsin, rennin dan lipase)
Disamping
itu juga lambung menghasilkan asam lambung (HCl), adapun fungsi HCl yang
disekresikan oleh lambung, adalah :
a.
Asam klorida (HCl)
b.
Mengaktifkan kerja enzim
c.
Merangsang membuka dan menutupnya katup pada bagian pilorus
d.
Merangsang pengeluaran getah usus
4) Hati dan Kandung empedu
Hati
terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri. Struktur mikroskopik organ ini terdiri
atas lobulus – lobulus berbentuk segi enam yang terdiri atas sel – sel, antara
lain :
a.
Menghasilkan protein plasma seperti heparin, fibrinogen
dan protrombin,
b.
Pusat metabolisme protein, lemak dan karbohidrat,
c.
Menetraisir racun yang masuk ke dalam tubuh
(defoksifikasi),
d.
Tempat menyimpan cadangan makanan seperti glikogen, dan
e.
Menghasilkan cairan empedu
Setelah
diserap oleh usus, sari – sari makanan dibawa oleh darah menuju ke hati dan
seluruh tubuh. Pada hati bermuara dua pembuluh darah, yaitu : vena porta
hepatica yang berasal dari lambung dan usus yang mengandung darah miskin
oksigen, tetapi kaya nutrisi (sari makanan) dan arteri hepatica yang merupakan
cabang arteri coeliaca (arteri yang mengalirkan darah ke saluran cerna) yang
kaya oksigen.
5) Pankreas
Pankreas
juga merupakan organ tambahan pada system pencernaan. Pankreas memiliki
panjang kurang dari 12 cm dan tebal 2,5 cm. pankreas terbagi atas tiga bagian,
yaitu bagian kepala yang melekat pada duodenum, bagian badan yang merupakan
bagian tengah pankreas, dan bagian ekor yang merupakan bagian yang memanjang kearah
ujung kiri atas.
Pankreas terletak di bawah lambung dan mempunyai dua saluran
yaitu : saluran (ductus) wirsungi dan saluran (ductus) sastroni yang berfungsi
mengalirkan getah yang disekresikan pankreas ke duodenum. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin.
Di dalam getah pankreas terdapat enzim – enzim pencernaan, yaitu :
a.
Tripsinogen berupa proenzim
b.
Kimotripsinogen
c.
Lipase Pankreas (steapsin)
d.
Amilopepsin (amylase pankreas)
e.
Ribonuklease dan
deoksiribonuklease
Pankreas
menghasilkan beberapa jenis hormon, yaitu :
a.
Sekretin
b.
Koleisistokinin
c.
Insulin
6) Usus halus (Intenstinum Tenue)
Usus halus
merupakan saluran pencernaan terpanjang yang panjangnya lebih kurang 7 meter
dengan diameter 2,5 cm. fungsi usus halus adalah mencerna makanan dan
mengabsorpsi sari makanan.
Penyerapan
sari – sari makanan kedalam dinding usus melalui berbagai cara, yaitu secara :
difusi, usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a.
Duodenum (usus dua belas jari), panjangnya 25 cm
b.
Jejunum (usus kosong) panjangnya 2,5 m,
c.
Ileum (usus penyerapan) panjangnya 4 m.
Getah usus mengandung :
a.
Peptidase, merupakan kelompok enzim yang memecah
polipeptida menjadi asam amino.
b.
Maltase, lactase, dan sukrase merupakan enzim yang
memecah disakarida (maltosa, laktosa dan sukrosa) menjadi monosakarida enzim –
enzim tersebut disebut juga disakase.
c.
Lipase usus, merupakan enzim yang memecah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
d.
Erepsinogen, merupakan proenzim yang diaktifkan oleh
enterokinase menjadi erepsin yang mengubah peptone menjadi asam amino
e.
Eneterokinase, merupakan enzim yang mengaktifkan
tripsinogen menjadi tripsin dan erepsinogen menjadi erepsin.
7)
Usus besar (Kolon) dan anus
Usus besar
kolon terletak diantara ileum dan anus. Kolon dihubungkan dengan dinding perut
belakang oleh mesokolon. Secara anatomi, usus besar terbagi atas sekum kolon
asenden (naik), kolon transversal (mendatar), kolon desenden (turun), rectum,
dan anus.
Proses pencernaan
kolon manusia juga dibantu oleh bakteri usus Escherichia coli yang merombak
sisa – sisa makanan sehingga membentuk feses. Apabila jumlah bakteri tersebut
melebihi kondisi normal, maka akan dapat menimbulkan penyakit pada usus,
seperti diare. Dengan adanya perombakan sisa makanan oleh bakteri ini,
maka dapat dihasilkan beberapa vitamin seperti vitamin K, yang diperlukan dalam
proses pembekuan darah.
Anus merupakan
lubang akhir dari saluran pencernaan tempat keluarnya kotoran (feses). Dinding
anus terdiri atas dua lapisan yaitu otot lurik pada bagian luar dan otot polos
di bagian dalam.
2.5. Manfaat Gerakan Peristaltik Pada Sistem
Pencernaan
Gerakan peristaltik
sangat bermanfaat bagi system pencernaan karena dengan adanya gerakan peristaltik,
dapat mengakibatkan makanan yang dimakan oleh manusia dapat dicerna dengan
baik.
Selain dari
itu dengan adanya gerakan peristaltik pada system pencernaan terutama pada
lambung karena pada lambung jika tidak ada gerakan peristaltik makanan yang
kita makan tidak dapat dicerna dengan sempurna, akan tetapi karena dengan
adanya gerakan peristaltik pada pencernaan makanan bisa dihancurkan oleh
lambung dengan gerakan – gerakan otot – otot pada lambung. Sehingga makanan
yang pada awalnya keras jika melewati lambung akan hancur seperti bubur yang
akan mudah diserap oleh usus halus dan usus besr yang pada akhir akan
dikeluarkan melalui anus.
Dengan
adanya gerakan peristaltik yang terjadi pada lambung makanan yang dimakan oleh
manusia dapat dicerna seara kimiawi. Karena dengan adanya gerakan otot – otot
yang terjadi sehingga makanan yang dimakan diaduk – aduk dalam lambung.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dari paparan makalah kami, kami dapat menyimpulkan bahwa :
Gerakan peristaltik
merupakan gerakan yang terjadi pada otot – otot pada saluran pencernaan yang
menimbulkan gerakan semacam otot – otot pada saluran pencernaan yang
menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga menimbulkan efek menyedot /
menelan makanan yang masuk kedalam saluran pencernaan.
Gerakan peristaltik sangat penting bagi system
pencernaan manusia, karena dengan adanya peristaltik proses pencernaan yang
dimulai dari mulut sampai ke anus yang dialami manusia pada system
pencernaannya dapat terjadi dengan baik.
Dengan adanya bantuan dari gerakan peristaltik dalam
proses pencernaan manusia dapat terjadi secara kimiawi dalam tubuh manusia.
3.2. Saran
·
Dalam
menyusun / membuat makalah kita harus mempersiapkan bahan – bahan yang
diperlukan misalnya : buku dan lain – lain.
·
Jika membuat makalah usahakan pembaca dapat
memahaminya dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar