BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya ada dua tugas utama suatu Negara yakni (1) mengatur dan
mengendalikan kekuatan-kekuatan sosial agar tidak bertentangan dan membahayakan,
(2) mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia, golongan-golongan ke arah
pencapaian tujuan masyarakat.
Dalam pembukaan UUD
1945 secara tegas dinyatakan bahwa tugas umum pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Untuk mencapai pelaksanaan tugas Negara dibutuhkan suatu aparatur Negara
yang berkualitas. Memiliki kemampuan dalam melayani, memenuhi kebutuhan,
menanggapi keluhan masyarakat secara memuaskan, sesuai dengan ekspektasi mereka
melalui kebijaksanaan, perangkat hukum yang berfungsi sebagai acuan dalam
pengendalian, pengaturan agar kekuatan sosial dan aktifitas masyarakat tidak
membahayakan, merugikan Negara dan bangsa.
Dewasa ini berbagai organisasi baik bisnis maupun pemerintah seperti Amerika
Serikat, merubah paradigma dan orientasi produsen menjadi orientasi masyarakat.
Sumber Daya Manusia dikonsentrasikan kepada pelayanan masyarakat, pembuatan
produk bernilai tambah, berdaya saing. Aparatur pemerintah dan unit-unit
pelayanan didorong, dimotivasi bersaing untuk memberikan pelayanan prima (yang
lebih memuaskan masyarakat). Oleh karena itu, menyadari semakin tingginya
kesadaran kesehatan oleh masyarakat akan hak-haknya termasuk mendapatkan
pelayanan kesehatan, maka kita selaku calon abdi masyarakat sebagai Ahli
Kesehatan Masyarakat harus memahami manajemen pelayanan kesehatan masyarakat.
Manajemen pelayanan kesehatan masyarakat yang diusung dalam makalah ini
akan membahas tentang pemahaman pelayanan, konsepsi wawasan pelayanan,
karakteristik pelayanan, pengelolaan pelayanan masyarakat yang memusakan.
Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman kita serta mampu
diimplementasikan dibidang kesehatan masyarakat supaya memberikan manfaat ke
semua pihak termasuk kita sendiri sebagai calon Ahli Kesehatan Masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkan rumusan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan pelayanan
2.
Bagaimana konsep wawasan pelayanan kesehatan
3.
Jelaskan karakteristik pelayanan kesehatan
4.
Bagaimana manajemen pengelolaan pelayanan kesehatan
masyarakat
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk memahami defenisi pelayanan
2.
Untuk mengetahui dan memahami konsep wawasan pelayanan
kesehatan
3.
Untuk mengetahui dan memahami karakteristik pelayanan
kesehatan
4.
Memahami tentang manajemen pengelolaan pelayanan
kesehatan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Pelayanan
Pelayanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus,
menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang. Artinya
objek yang dilayani adalah individu, pribadi-pribadi, dan organisasi.
Dalam pengertian tersebut terkandung suatu kondisi yang melayani yakni
memiliki suatu keterampilan keahlian di bidang tertentu. Berdasarkan
keterampilan dan keahlian tersebut pihak yang melayani mempunyai posisi atau
nilai lebih dalam kecakapan tetentu, sehingga mampu memberikan bantuan dalam
menyelesaikan suatu keperluan, kebutuhan individu, atau organisasi.
Pelayanan masyarakat adalah segala bentuk pelayanan sektor publik yang
dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian
dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pengertian pelayanan masyarakat tersebut secara konkrit diutarakan
beberapa hal:
- Pelayanan itu merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparatur di bidang perekonomian.
- Objek yang dilayani adalah masyarakat
- Bentuk layanan itu adalah barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelayanan pelanggan (masyarakat yang menjadi sasaran pelayanan) adalah
system manajemen yang diorganisasikan untuk penyediaan hubungan pelayanan yang
berkesinambungan antara waktu pemesanan dan barang watau jasa yang diterima,
digunakan, dengan tujuan memuaskan pelanggan dalam jangka panjang (Christopher,
1992).
B. Konsep Wawasan Pelayanan
Kesehatan
- Pelayanan Berwawasan Masyarakat
Pemikiran untuk berpihak melindungi produsen loKal dengan memberikan
pelayanan khusus masih sulit dihilangkan.
Memberikan perlakuan khas berupa fasilitas dan proteksi khusus kepada
produsen agar menjadi perusahaan besar, konglomerat bertujuan untuk memperkuat
daya saing produsen dalam era globalisasi. Pemberian pelayanan khusus ini
merupakan suatu indikasi, kecenderungan berorientasi pada produsen.
Selain itu produsen yang berorientasi pada produk beranggapan bahwa
konsumen akan puas kalau dengan memilih produk, dan produk yang ditawarkan
bermutu. Dengan konsepsi menawarkan produk bermutu, perhatian produsen
difokuskan pada mutu produk. Jatuh cinta pada produk bukan pada kebutuhan,
keinginan masyarakat (konsumen). Konsepsi wawasan menjualpun adalah menawarkan
produk yang dihasilkan, bukan memberikan apa yang diinginkan, dibutuhkan
masyarakat.
Konsepsi tersebut tidaklah cocok lagi dalam era globalisasi yang serba
kompetitif. Organisasi pemerintah dan bisnis harus merubah wawasan dari konsep
produk, menjadi konsep berwawasan pelayanan masyarakat yang memuaskan.
- Pelayana Aparatur Pemerintah
Sesuai dengan fungsi aparatur pemerintah yaitu abdi masyarakat, maka sangat
tepat cara implementasi konsep pelayanan berwawasan masyarakat menempatkan
pelanggan eksternal (penikmat barang dan jasa/konsumen) pada puncak struktur
organisasi. Untuk itu tugas utama dari aparatur pemerintah, dan pelaku bisnis
adalah mengidentifikasi, menentukan dengan konkrit, membuat secara lebih
efektif dan efisien apa yang dibutuhkan, diperlukan oleh masyarakat. Pemimpin,
manajer yang komitmen terhadap kepuasan, akan berorientasi juga kepada apa yang
dibutuhkan pegawai dalam melaksanakan tugas akan berupaya mencegah timbulnya
kerusakan lingkungan. Kalau semua pegawai komitmen memberikan peklayanan yang
cepat, tepat maka kegiatan-kegiatan mereka tidak menimbulkan biaya tinggi,
merugikan kepentingan masyarakat ini, berarti terjadi reformasi perilaku
aparatur pemerintah dari dilayani menjadi melayani.
Semua aparatur pemerintah, harus melakukan reformasi konsepsi , wawasan
berpikir, merubah paradigma, dan perilaku mereka dari dilayani menjadi
melayani. Melayani dengan cepat, tepat pada setiap level di bidang
masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsi. Cara kerja lama yang terkesan
lamban dirubah, dirancang menjadi pelayanan yang cepat, tepat, lebih efektif,
lebih efisien. Cara-cara berpikir yang kurang terbuka, yang kaku dalam
mengartikan, menerapkan peraturan, disiplin, direformasi menjadi pemkir yang
kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan. Peraturan kebijakan yang
kurang kondusif terhadap tuntutan masyarakat, dikaji, disempurnakan dan
diganti.
- Pemberdayaan Masyarakat
Dalam upaya lebih untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen
pelayanan masyarakat yang berbasis publik, khususnya untuk Pelayanan Kesehatan
Masyarakat atau sektor publik pada tahun 1993 David Osborne dan Ted Gabler
mempopulerkan suatu konsepsi, gagasan, gerakan, yang disebuat “Reinverting
Government”. Inti gerakan “Reinverting Government” menganjurkan kepada
pemerintah sebaiknya lebih berfungsi sebagai pengendali (steering) dari pada
sebagai penyedia layanan (Rowing) kepada Masyarakat.
Prinsip utama Reinverting Manajemen adalah pengembangan system manajemen
pelayanan masyarakat dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan kerjasama
dengan publik (Public Private Partnership)
atau mission driven budgeting.
Maksudnya kalau publik (swasta) sudah mampu menyediakan jasa pelayanan,
pemerintah tidak perlu ikut campur tangan lagi. Pemerintah hanya berfungsi
sebagai pengendali agar swasta yang diberi kepercayaan mengelola penyediaan
jasa layanan tidak merugikan, membahayakan konsumen. Misalnya, pengendalian/
pengawasan mutu makanan dan obat-obatan oleh Departemen Kesehatan.
Berikut ada
10 prinsip gerakan Reinverting Government:
a.
Pemerintahan katalis: mengarahkan ketimbang mengayuh;
b.
Pemerintahan milik masyarakat: memberi wewenang ketimbang
melayani;
c.
Pemerintahan yang kompetitif: menyuntikkan persaingan ke
dalam pemberian pelayanan;
d.
Pemerintahan yang digerakkan oleh misi: mengubah
organisasi yang digerakkan oleh peraturan;
e.
Pemerintahan yang berorientasi hasil: mebiayai hasil,
bukan masukan;
f.
Pemerintahan berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan
pelanggan, bukan birokrasi;
g.
Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang
membelajakan;
h.
Pemerintahan antisipatif: mencegah daripada mengobati;
i.
Pemerintahan desentralisasi: dari hierarki menuju
partisipasi dan tim kerja;
j.
Pemerintahan berorientasi pasar: mendongkrak perubahan
melalui pasar
- Pelayanan Yang Memuaskan Semua Pihak
Dengan memberikan pelayanan yang memuaskan (prima) yang diberikan semua
aparatur pemerintah pada semua level di bidang masing-masing, dapat memberikan
kepuasan kepada masyarakat, pemerintah atau pendiri organisasi itu sendiri,
serta kita sebagai calon ahli Kesehatan Masyarakat.
C. Karakteristik Pelayanan
Kesehatan
Karakteristik atau atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas
jasa pelayanan terutama dalam bidang kesehatan, setidaknya memenuhi
karakteristik pelayanan yang menurut Vincent Gospersz ada 10 dimensi, yakni:
1.
Kepastian waktu pelayanan
Ketepatan waktu yang diharapkan berkaitan dengan waktu proses atau
penyelesaian, pengiriman, penyerahan, jaminan atau garansi dan menanggapi
keluhan.
2.
Akurasi Pelayanan
Akurasi pelayanan berkaitan dengan realibilitas pelayanan, bebas dari
kesalahan-kesalahan
3.
Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.
4.
Tanggung jawab
Bertanggung jawab dalam penerimaan pesan atau permintaan dan penanganan
keluhan pelanggan eksternal (konsumen).
5.
Kelengkapan
Kelengkapan pelayanan menangkut lingkup pelayanan, ketersediaan sarana
pendukung, dan pelayanan komplementer
6.
Kemudahan mendapatkan pelayanan
Kemudahan mendapatkan pelayanan berkaitan dengan banyaknya outlet, petugas
yang melayani, dan fasilitas pendukung.
7.
Variasi model pelayanan
Variasi model pelayanan berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-pola
baru pelayanan, features pelayanan.
8.
Pelayanan pribadi
Pelayanan pribadi berkaitan dengan kemampuan dalam memberikan, menanggapi kebutuhan
khas.
9.
Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan
Kenyamanan pelayanan berkaitan dengan ruang tunggu/tempat pelayanan,
kemudahan, ketersediaan data/informasi, dan petunjuk-petunjuk.
10.
Atribut pendukung pelayanan
Atribut
pendukung pelayanan dapat berupa ruang tunggu yang cukup, AC, bahan bacaan, TV,
music, dan kebersihan lingkungan.
D. Pengelolaan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
Manajemen Pelayanan Masyarakat adalah suatu proses atau kemampuan dalam
mengelola jasa pelayanan yang dibutuhkan masyarakat mulai saat permintaan
sampai jasa pelayanan itu diserahkan, digunkan. Pengelolaan jasa pelayanan yang
cepat, tepat dan bermutu, karakteristiknya sesuai dengan yang dijanjikan atau
diharapkan masyarakat (konsumen), itulah suatu manajemen atau pengelolaan
pelayanan prima atau memuaskan.
Dalam pengelolaan pelayanan kesehatan di masyarakat agar dapat memuaskan
ada 4 tahap aktifitas utamayang harus dilakukan secara berurutan dan terpadu,
yakni: (1) Merencanakan jasa pelayanan yang dibutuhkan, (2) Memproses atau
mengolah jasa pelayanan, (3) Menyerahkan jasa, (4) Menanggapi kebutuhan
1. Merencanakan jasa pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat
a. Identifikasi Kebutuhan
Sebelum menentukan kebutuhan pelayanan kesehatan, lebih dahulu diketahui
siapa yang menjadi sasaran (masyarakat) yang akan dilayani. Pada umumnya
pelanggan yang dilayani setiap pegawai adlah semua orang atau organisasi/unit
kerja yang berinteraksi, berhubungan dan mengharapkan sesuatu keperluan
kebutuhannya sesuai dengan pekerjaan kita, sebagai calon ahli kesehatan. Mereka
mengharapkan kita dapat memenuhi kebutuhannya sesuai dengan karakteristik,
kualitas tertentu atau standard.
b.
Memahami
kebutuhan pelanggan
Dalam memahami kebutuhan pelanggan yang sesuai dengan ekspektasi mereka ,
ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu: komunikasi (3 cara) dan
benchmarking (1 cara). Dengan demikian, ada 4 cara memahami kebutuhan
pelanggan/konsumen/masyarakat, yaitu;
1) Reaktif
Memahami kebutuhan pelanggan secara reaktif adalah dengan mendengar keluhan
pelanggan/ masyarakat. Jika ada keluhan baru beraksi menanggapi. Pendekatan ini
kurang efektif dalam menciptakan pelayanan yang memuaskan pelanggan secara
berkesinambungan.
2)
Aktif
Memahami kebutuhan masyarakat secara aktif adalah dengan menjawab setiap
ada pertanyaan pelanggan atau masyarakat yang datang ke pelayanan kesehatan dan
menawarkan jasa yang disediakan. Cara ini menurut kami masih kurang efektif,
karena tujuannya baru pada tingkat mendengar secara aktif, belum menggali apa
harapan masyarakat yang dating ke pelayanan kesehatan.
3)
Proaktif
Adalah aktif menjaring informasi tentang harapan masyarakat, melalui
wawancar, survai. Penyedia jasa ini seolah-olaah memposisikan diri sebagai
pelanggan. Pendekatan proaktif ini, menurut kami sangatlah efektif jika
diterapkan pada penyedia jasa pelayanan kesehatan masyarakat.
4)
Benchmarking
Memahami kebutuhan pelanan dengan benchmarking adalah suatu proses
pengukuran pelayanan yang diberikan secara terus-menerus dengan car
amembandingkan pelayanan terbaik dari instansi lain (pesaing).
Dalam menentukan kebutuhan khas setiap pelanggan atau masyarakat dalam
pelayanan kesehatan agar tidak berdasarkan asumsi, opini, tetapi harus
berdasarkan data dan informasi actual . oleh karena itu, harus ada sebuah
persetujuan persepsi dengan masyarakat mengenai nilai, manfaat dan bentuk model
jasa pelayanan dari anda. Jika telah memahami kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat, maka harus merumuskan secara konkrit kebutuhan itu. Kemudian buat
desain atau rancangannya. Dalam rancanagan itu harus ditentukan kualitas,
karakteristik dari dimensi tertentu, termasuk dimensi waktu pemrosesan, dan
penyerahan serta sentuhan pelayanan pribadi dengan tujuan sebagai standar
pelaksanaan.
c.
Memproses
Jasa Pelayanan
Setiap pekerjaan mempunyai hasil atau mengarah pada pencapaian tujuan.
Dalam era Globalisasi ini, tuntutan terhadap setiap pekerjaan bukan hanya hasil
atau produk barang dan jasa, tetapi yang dihasilkan itu bermutu, dapat
memuaskan konsumen dan efisien. Sehingga memiliki daya saing dalam kualitas dan
harga.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan, ada
2 hal sebagai komponen utama yang harus diproses dengan tepat, benar dan
menerapkan system pengendalian proses kualitas sebagai berikut:
1) Ketepatan
Aktifitas
a) Dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat
ada serangkaian aktivitas yang harus dilaksanakan untuk divalidasi agar tepat
dan benar-benar akan menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat
sesuai dengan yang telah direncanakan atau didesain.
b)
Aktifitas yang telah ditentukan harus dipadukan agar
saling mendukung dan terarah dalam memberikan pelayan kesehatan kepada
masyarakat.
c)
Setiap aktifitas yang telah ditentukan dibidang
masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsinya harus dilaksanakan secara benar
dan tepat waktu berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
2)
Ketepatan Sumber Daya
Agar aktivitas-aktifitas yang dilakukan oleh kita dalam melayani kesehatan
masyarakat semakin efektif, harus tersedia sejumlah Sumber Daya yang tepat.
Karena, Sumber Daya lah yang mendukung kita, sebagai calon ahli kesehatan
masyarakat untuk tetap dapat berproduksi, menghasilkan sesuatu yang dapat
dibutuhkan oleh masyarakat. Sumber Daya itu meliputi: Tenaga (SDM), Dana,
Bahan, Alat atau Teknologi, Metode, Data, Informasi, Waktu, dan Lingkungan.
Sumber Daya ini bisa menjadi sumber pemborosan. Oleh karena itu, menurut kami
harus dikelola, diproses dengan benar, dan tepat sebagai berikut:
1) Penyediaan Sumber Daya Kesehatan
a)
Sumber daya yang kita perlukan untuk melayani kesehatan
masyarakat harus tersedia dengan tepat, dalam keadaan cukup dan siap pakai.
b) Bahan-bahan masukan (input) yang akan dikelola harus
diteliti dengan cermat, agar tepat kuantitas dan kualitas sesuai spesifikasi
yang ditentukan untuk menjamin kualitas produk berupa pelayanan yang dihasilkan
itu memuaskan semua pihak.
2)
Penggunaan
Sumber Daya Kesehatan
a)
Penggunaan
Sumber Daya Haruslah Tepat, seperti:
(1)
SDM harus diberdayakan sesuai keterampilan, keahlian,
kecakapan atau kompetensi.
(2)
Teliti kompetensi yang kita miliki apakah tepat dengan
pekerjaan yang dipercayakan, menjadi tanggung jawab kita.
b) Sarana
kerja
Kita teliti kerja atau
teknologi yang tersedia, apakah dalam kondisi yang siap pakai, dan dapat kita
operasikan dengan baik, sehingga penyelesaian pekerjaan kita dalam melayani
kesehatan masyarakat semakin cepat, tepat dan hasilnya memuaskan semua pihak,
tanpa ada cacat.
c)
Usia pakai
Karakteristik sarana dan teknologi yang tersedia harus dipahami dan dijaga,
dipelihara dengan baik, agar kapasitas kerja dalam melayani kesehatan
masyarakat tetap optimal. Karena, dengan memahami karakteristik, mekanisme
kerja sarana, teknologi yang tersedia berarti saudara akan dapat mengendalikan
waktu pengoprasian, pemeliharaan, dan perbaikannya.
d) Memfungsikan
Sumber Daya
Sumber Daya yang tersedia harus dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai
dengan fungsinya.
3)
Sistem
Pengendalian Proses Kualitas modern
Untuk menjalin sejumlah
aktivitas dan Sumber Daya yang terpadu keaarah peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan dan efisiensinya secara berkesinambungan, perlu kita lakukan suatu
system pengendalian proses kualitas melalui kegiatan inspeksi dengan melakukan
penelitian maupun kunjungan langsung.
System pengendalian proses
kualitas pelayanan kesehatan masyaarakat, setidaknya menurut kami harus
memiliki 5 karakteristik:
a) Berorientasi kepada Masyarakat
Kebutuhan didesain
berdasarkan keinginan atau ekspektasi masyarakat
b)
Partisipasi
aktif Pegawai
Konsepsi peningkatan
mutu pelayanan kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab unit pengendali
mutu, tetapi menjadi tanggung jawab semua unit pegawai.
c)
Setiap
pegawai memahami tanggung jawab spesifikasi kualitas
d)
Berorientasi
pada tindakan pencegahan
System pengendalian
proses kualitas pelayanan kesehatan berorientasi pada pencegahan, bukan pada
aktifitas seleksi (inspeksi). Proses input menjadi keluaran (output) dilakukan
melalui aktifitas yang tepat, sumber daya yang tepat, dan dengan cara yang
tepat dan benar.
e)
Kualitas
Pelayanan pada Kesehatan yang bermasyarakat merupakan “Jalan Hidup”
Dengan adanya
pengendalian mutu pelayanan kesehatan sejak dini, dan pada semua level, maka
ada jaminan pelayanan yang berkualitas, bebas cacat, sehingga Organisasi
mempunyai daya saing yakni produk berupa pelayanan jasa kesehatan yang
berkualitas, sehingga Organisasi dapat bertahan terus.
4)
Penyerahan
Jasa Layanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan pada
saat penyerahan kepada masyarakat dan sesudah jasa pelayanan kesehatan itu
diterima, meliputi:
a)
Ketepatan waktu
proses pelayanan kesehatan.
b)
Konsisten
menepati waktu penyerahan jasa pelayanan kesehatan yang diminta oleh
masyarakat.
c)
Kualias jasa
yang diserahkan benar-benar sesuai dengan kualifikasi atau standar yang
ditentukan, bebas dari kesalahan-kesalahan, termasuk kelengkapannya.
d)
Informasi
yang berkaitan penggunaan, manfaat jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat
haruslah jelas.
e)
Tanggapan
terhadap keluhan pelayanan kesehatan harus tepat dan cepat.
f)
Komitmen
terhadap jaminan pelayanan kesehatan yang diberikan.
g)
Interaksi
dengan masyarakat menyenangkan terutama dalam hal: Menanggapi keperluan
masyarakat, harus:
(1)
Penampilan yang menarik dengan berpakaian yang rapid dan
bersih.
(2)
Sentuhan yang khas baik melalui bahasa tubuh dan bahasa
tutur.
(3)
Kesopanan dan kepekaan dalam menanggapi keluhan-keluhan.
(4)
Cara penyampaian atau penyerahan pelayanan kesehatan
dengan menawarkan, alternative seperti pemberian informasi mengenai efek
samping dari obat-obatan yang akan digunakan oleh masyarakat dan manfaatnya.
5)
Menanggapi
Keluhan Pelayanan Kesehatan (Memuaskan Pelanggan yang Mengeluh).
Keterbatasan dalam
berbagai hal membuat pelayanan kesehatan tidak selalu memaksimalkan kepuasan
masyarakat. Pelanggan atau pemakai jasa pelayanan kesehatan yang menyampaikan
keluhan, harus mwndapat pelayanan khas, sekalipun cara penyampaiannya kurang
tepat. Kalau mereka tidak menyampaikan secar langsung kepada penyedia jasa
pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas, tetapi disampaikan
kepada orang lain dari mulut ke mulut, atau melalui mass media, dampaknya akan
lebih buruk terhadap keberlangsungan Organisasi penyedia layanan kesehatan itu
dan akan mengakibatakan resiko orang sakit akan semakin tinggi karena
orang-orang atau masyarakat penikmat jasa pelayanan kesehatan, enggan untuk
berobat ke Rumah Sakit tetapi menggunakan jalur lain, seperti dukun atau
pengobatan yang kurang sesuai secara medis.
Berikut ini ada beberapa
langkah yang dilakukan dalam memuaskan masyarakat yang mengeluh:
(a)
Dengarakan dengan cermat keluhan tentang pelayanan
kesehatan yang disampaikan.
(b)
Catat dengan benar keluhan mereka
(c)
Ulangi inti pokok yang dilakukan untuk meyakinkan mereka
bahwa kita telah mendengar, mengerti dengan benar keluhan mereka
(d)
Berikan sebuah sikap, bahwa kita berempati kepada
masyarakat yang mengeluh
(e)
Akui bahwa kita dapat memaklumi perasaan, sikap,
kekecewaan, kemarahan, kejengkelan mereka.
(f)
Minta maaf
(g)
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
keluhan itu.
(h)
Ucapkan terima kasih dan pernyataan akan lebih
berhati-hati dikemudian hari.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat adalah suatu proses atau kemampuan
dalam mengelola jasa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat mulai dari
permintaan untuk dilayani sampai pelayanan jasa di bidang kesehatan itu diterima
oleh masyarakat untuk dgunakan. Oleh karena itu, dengan menilik semua teori di sub
bab-bab yang telah kami sampaikan, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
konsepsi Pelayanan Kesehatan harus berpihak kepada masyarakat dengan sebuah
gerakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan Memberdayakan Masyarakat
(Reinverting Goverment) untuk lebih meningkatkan efektifitas dan efisiensi
manajemen pelayanan Kesehatan Masyarakat, dengan melakukan progam-progam yang
sifatnya mendidik masyarakat sehingga masyarakat itu sadar akan pentingnya
kesehatan itu sendiri.
B.
Saran
Diharapkan
kepada pemerinah untuk segera memenuhi kebutuhan masyarakat untuk pelayanan
kesehatan yang optimal dan prima sehingga masyarakat dapat merasakan dampak
dari manajemen pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sianipur,JP.G. 1998. Manajemen Pelayanan Masyarakat. Jakarta:
LAN RI.
Kadarmo, Siwi Utama.
1998. Pemecahan Masalah dan Pengambilan
Keputusan. Jakarta: LAN RI.
Sutopa. 1998. Administrasi Manajemen dan Organisasi. Jakarta: LAN RI.
Wahjosumidjo. 1998. Kepemimpinan Abad XXI. Jakarta: LAN RI.
Adikusumo, A. Amer H.D. Manajemen Pola Kerja Terpadu. Jakarta:
LAN RI.
saran dan keritik serta masukan nya ditunggu. :)
BalasHapus