Selasa, 25 September 2012

Fungsi Media Pengajaran dalam Proses Belajar Mengajar



Dalam proses  belajar mengajar  masalah kegiatan siswa adalah salah satu hal yang menjadi pusat perhatian bagi seorang guru.  Apapun yang dilakukan oleh guru tidak lain adalah suatu upaya untuk menciptakan  lingkungan belajar yang dapat merangsang  siswa dan mengarahkan mereka dalam belajar.  Agar kegiatan pembelajaran  dapat merangsang  siswa untuk aktif dan kreatif dalam belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. 
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menuju ke arah itu adalah dengan cara memperhatikan variasi dalam mengajar  agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut seorang guru dituntut  untuk memperkaya dirinya  dengan berbagai ilmu pengetahuan untuk mendukung tugasnya sebagai pengajar.
Salah satu dari peranan guru adalah sebagai mediator bagi para siswa. Untuk melaksanakan  peranan tersebut seorang guru hendaknya memiliki kemampuan  dan keterampilan  dalam  merancang dan  memanfaatkan media pengajaran.
Pada dasarnya fungsi media pengajaran adalah merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan  informasi  dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih  efektif dan efisien. Dengan demikian keberadaan media dalam dunia pendidikan merupakan bagian  yang cukup penting dalam  mencapai tujuan instruksional.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dari analisis  yang dilakukan   terhadap kedudukan media dalam kegiatan belajar mengajar  maka lahirlah pemahaman tentang  fungsi media pengajaran. Untuk lebih jelasnya berikut  ini akan dijelaskan tentang fungsi media dalam proses belajar mengajar di sekolah, sebagai berikut:
1.      Dapat membantu kemudahan belajar  bagi siswa dan kemudahan mengajar bagi guru.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan banyak manfaat, disatu pihak akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran  yang sedang diajarkan karena siswa secara langsung dapat berinteraksi  dengan obyek yang menjadi bahan kajian. Sedangkan di pihak lain, penggunaan media pengajaran dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru melalui komunikasi verbal, sehingga kesulitan siswa memahami konsep dan prinsip tertentu dapat teratasi. Bahkan dengan kehadiran media diakui  dapat melahirkan umpan balik  yang baik dan siswa.
2.      Melalui alat bantu konsep/tema pengajaran yang abstrak dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit
Penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran khususnya pada materi pelajaran  yang bersifat abstrak yang sukar dicerna  dan dipahami oleh setiap siswa terutama materi pelajaran yang rumit dan kompleks sangat perlu dilakukan. Hal ini terkait  dengan materi pelajaran   yang di dalamnya terdapat sejumlah konsep-konsep yang masih bersifat abstrak,   misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah  pada manusia, proses terjadinya hujan, proses terjadinya gerhana matahari, dan lain-lain. Di mana kadang-kadang untuk menjelaskan  dan menggambarkannya melalui kata-kata sangat sulit, siswa pun sulit untuk memahaminya.
Untuk menjadikan  materi pelajaran yang sukar dimengerti menjadi jelas dan mudah, maka diperlukan adanya media. Oleh karena itu media pengajaran  merupakan sarana yang dipergunakan  agar pembelajaran  dapat berlangsung  dengan baik, memperdekat dan  memperlancar jalan ke arah pencapaian  tujuan pembelajaran  yang telah ditetapkan.
3.      Kegiatan belajar  mengajar tidak membosankan dan tidak monoton
Salah satu faktor penyebab rendahnya daya serap dan tingkat pemahaman siswa dalam menerima pelajaran, khususnya pada materi  pelajaran yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi yang sukar  untuk diproses  oleh siswa, oleh karena kurangnya  pengetahuan guru tentang variasi dalam mengajar hanya  menggunakan satu jenis metode saja seperti metode ceramah di mana siswa hanya menjadi pendengar saja. Belum lagi jika materi yang disampaikan itu kurang diminati  siswa, sehingga mereka akan cepat merasa bosan dan kelelahan dan hal tersebut tidak mereka hindari. Itu semua disebabkan karena penjelasan guru  yang sukar  untuk dicerna dan dipahami.
Seorang guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan  dan kelelahan siswa adalah berpangkal dari guru  itu sendiri.  Di mana penjelasan yang ia berikan itu simpang siur dan tidak ada fokus permasalahannya. Sehingga membuat siswa menjadi bingung. Jika guru tidak memiliki  kemampuan untuk menjelaskan suatu materi pelajaran dengan baik, maka kehadiran media sangat diperlukan sebagai alat bantu  pengajaran  guna memperlancar  proses belajar mengajar.
Untuk itu, bagi seorang tenaga pengajar sangat dituntut untuk membekali  dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menentukan  strategi  dalam mengajar. Salah satunya  dengan menggunakan  media pengajaran. Hal tersebut dapat membuat kegiatan pembelajaran lebih menarik dan disatu sisi membuat pelajaran tidak monoton dan tidak membosankan bagi siswa.
Selain itu metode mengajar akan lebih bervariasi  tidak semata-mata komunikasi  verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.[1]
4.      Segala alat indera dapat menafsirkan dan turut berdialog sehingga kelemahan dari salah satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lain.
Kegiatan belajar  yang dibarengi  dengan penggunaan media pengajaran   akan memudahkan siswa memahami penjelasan guru yang menggunakan alat peraga. Karena dalam menerima pelajaran di samping  menggunakan indera penglihatan (mata) juga menggunakan indera pendengaran (telinga).
Tiap-tiap siswa mempunyai kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatan. Demikian  juga kemampuan dalam berbicara. Ada siswa yang lebih suka/senang  membaca, ada yang lebih suka mendengarkan dulu baru membaca, dan begitu pun sebaliknya.
Dengan kehadiran media pengajaran, kelemahan indera yang dimiliki  tiap siswa dapat diatasi. Misalnya,  guru dapat memulai pelajaran dengan metode ceramah kemudian dilanjutkan dengan memperlihatkan/ memberikan contoh konkrit. Dengan cara seperti ini dapat memberikan stimulus terhadap indera siswa.
Sejalan dengan uraian yang telah dikemukakan di atas bahwa fungsi media pengajaran adalah memberikan kemudahan bagi siswa maupun guru dalam kegiatan pembelajaran. hal tersebut lebih diperkuat  oleh pendapat Gerlach dan Ely (1971) yang mengemukakan 3 ciri media yang menjadi alasan penting mengapa media dikatakan dapat membantu guru dalam melakukan suatu hal yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Tiga ciri tersebut adalah :
a.         Ciri fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,  menyimpan melestarikan, dan merenkonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Media pengajaran  yang dapat dimanfaatkan seperti, fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Dengan ciri ini media dapat merekam suatu kejadian/peristiwa yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa  mengenal waktu. misalnya ketika  terjadi gerhana bulan atau matahari, gunung meletus, dan lain-lain,  dimana peristiwa tersebut  sangat jarang terjadi. Dengan  kehadiran media pengajaran yang memiliki kemampuan seperti yang telah dibahas di atas, sangat membantu guru karena kejadian yang telah direkam  dapat digunakan setiap saat untuk keperluan pengajaran.
b.        Ciri manipulatif
Dengan kemampuan yang dimiliki media ini, memungkinkan suatu peristiwa yang memakan  waktu berhari-hari dapat disajikan dalam waktu yang relatif singkat dengan menggunakan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya  untuk mengetahui  bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping  dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat  pada saat  menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Dengan demikian kemampuan media dengan ciri manipulasi dapat menyajikan informasi dengan cepat dan singkat sehingga lebih menghemat waktu.
c.         Ciri distributif
Dengan adanya ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenal kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya video, audio, disket komputer, dapat disebar ke seluruh  penjuru tempat yang diinginkan  kapan saja.[2]
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kehadiran media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak manfaat baik bagi pihak guru maupun siswa. Sesuai dengan fungsi media pengajaran yang telah dijelaskan  sebelumnya, di mana dengan menggunakan media guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran dan materi yang diajarkan  tersebut akan lebih mudah pula dipahami oleh siswa.


Sumber:



  [1] Azhar Arsyad, Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),  h. 25.
[2]  Azhar Arsyad, Azhar Arsyad, Media Pembelajaran , h. 11-13. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar