Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah salah satu hal
yang menjadi pusat perhatian bagi seorang guru.
Apapun yang dilakukan oleh guru tidak lain adalah suatu upaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang dapat
merangsang siswa dan mengarahkan mereka
dalam belajar. Agar kegiatan
pembelajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif dalam belajar,
tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk menuju ke arah itu adalah dengan cara memperhatikan variasi dalam
mengajar agar tidak menimbulkan
kejenuhan bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut seorang guru dituntut untuk memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan untuk
mendukung tugasnya sebagai pengajar.
Salah satu dari peranan guru adalah
sebagai mediator bagi para siswa. Untuk melaksanakan peranan tersebut seorang guru hendaknya
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
merancang dan memanfaatkan media
pengajaran.
Pada dasarnya fungsi media pengajaran
adalah merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan informasi
dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien. Dengan demikian
keberadaan media dalam dunia pendidikan merupakan bagian yang cukup penting dalam mencapai tujuan instruksional.
Dalam proses pembelajaran, media
memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima
dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dari analisis yang dilakukan terhadap kedudukan media dalam kegiatan
belajar mengajar maka lahirlah pemahaman
tentang fungsi media pengajaran. Untuk
lebih jelasnya berikut ini akan
dijelaskan tentang fungsi media dalam proses belajar mengajar di sekolah,
sebagai berikut:
1. Dapat
membantu kemudahan belajar bagi siswa
dan kemudahan mengajar bagi guru.
Penggunaan media dalam kegiatan
pembelajaran akan memberikan banyak manfaat, disatu pihak akan memudahkan siswa
dalam memahami materi pelajaran yang
sedang diajarkan karena siswa secara langsung dapat berinteraksi dengan obyek yang menjadi bahan kajian.
Sedangkan di pihak lain, penggunaan media pengajaran dapat mewakili sesuatu
yang tidak dapat disampaikan guru melalui komunikasi verbal, sehingga kesulitan
siswa memahami konsep dan prinsip tertentu dapat teratasi. Bahkan dengan
kehadiran media diakui dapat melahirkan
umpan balik yang baik dan siswa.
2. Melalui
alat bantu konsep/tema pengajaran yang abstrak dapat diwujudkan dalam bentuk
kongkrit
Penggunaan media pengajaran dalam
pembelajaran khususnya pada materi pelajaran
yang bersifat abstrak yang sukar dicerna
dan dipahami oleh setiap siswa terutama materi pelajaran yang rumit dan
kompleks sangat perlu dilakukan. Hal ini terkait dengan materi pelajaran yang di dalamnya terdapat sejumlah
konsep-konsep yang masih bersifat abstrak,
misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah pada manusia, proses terjadinya hujan, proses
terjadinya gerhana matahari, dan lain-lain. Di mana kadang-kadang untuk
menjelaskan dan menggambarkannya melalui
kata-kata sangat sulit, siswa pun sulit untuk memahaminya.
Untuk menjadikan materi pelajaran yang sukar dimengerti
menjadi jelas dan mudah, maka diperlukan adanya media. Oleh karena itu media
pengajaran merupakan sarana yang
dipergunakan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, memperdekat dan memperlancar jalan ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3.
Kegiatan
belajar mengajar tidak membosankan dan
tidak monoton
Salah satu faktor penyebab rendahnya
daya serap dan tingkat pemahaman siswa dalam menerima pelajaran, khususnya pada
materi pelajaran yang memiliki tingkat
kesukaran yang tinggi yang sukar untuk
diproses oleh siswa, oleh karena
kurangnya pengetahuan guru tentang
variasi dalam mengajar hanya menggunakan
satu jenis metode saja seperti metode ceramah di mana siswa hanya menjadi
pendengar saja. Belum lagi jika materi yang disampaikan itu kurang diminati siswa, sehingga mereka akan cepat merasa
bosan dan kelelahan dan hal tersebut tidak mereka hindari. Itu semua disebabkan karena penjelasan guru yang sukar
untuk dicerna dan dipahami.
Seorang guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan siswa adalah berpangkal dari
guru itu sendiri. Di mana penjelasan yang ia berikan itu
simpang siur dan tidak ada fokus permasalahannya. Sehingga membuat siswa
menjadi bingung. Jika guru tidak memiliki
kemampuan untuk menjelaskan suatu materi pelajaran dengan baik, maka
kehadiran media sangat diperlukan sebagai alat bantu pengajaran
guna memperlancar proses belajar
mengajar.
Untuk itu, bagi
seorang tenaga pengajar sangat dituntut untuk membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan
dalam menentukan strategi dalam mengajar. Salah satunya dengan menggunakan media pengajaran. Hal tersebut dapat membuat
kegiatan pembelajaran lebih menarik dan disatu sisi membuat pelajaran tidak
monoton dan tidak membosankan bagi siswa.
Selain itu metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi bila guru
mengajar untuk setiap jam pelajaran.[1]
4.
Segala
alat indera dapat menafsirkan dan turut berdialog sehingga kelemahan dari salah
satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lain.
Kegiatan belajar yang dibarengi dengan penggunaan media pengajaran akan memudahkan siswa memahami penjelasan
guru yang menggunakan alat peraga. Karena
dalam menerima pelajaran di samping
menggunakan indera penglihatan (mata) juga menggunakan indera
pendengaran (telinga).
Tiap-tiap siswa mempunyai kemampuan indera yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatan. Demikian
juga kemampuan dalam berbicara. Ada siswa yang lebih suka/senang membaca, ada yang lebih suka mendengarkan
dulu baru membaca, dan begitu pun sebaliknya.
Dengan kehadiran media pengajaran, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat diatasi. Misalnya, guru dapat memulai pelajaran dengan metode
ceramah kemudian dilanjutkan dengan memperlihatkan/ memberikan contoh konkrit.
Dengan cara seperti ini dapat memberikan stimulus terhadap indera siswa.
Sejalan dengan
uraian yang telah dikemukakan di atas bahwa fungsi media pengajaran adalah
memberikan kemudahan bagi siswa maupun guru dalam kegiatan pembelajaran. hal
tersebut lebih diperkuat oleh pendapat
Gerlach dan Ely (1971) yang mengemukakan 3 ciri media yang menjadi alasan
penting mengapa media dikatakan dapat membantu guru dalam melakukan suatu hal
yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Tiga ciri tersebut adalah :
a.
Ciri fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan melestarikan, dan merenkonstruksi
suatu peristiwa atau obyek. Media pengajaran
yang dapat dimanfaatkan seperti, fotografi, video tape, audio tape,
disket komputer, dan film. Dengan ciri ini media dapat merekam suatu
kejadian/peristiwa yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan
tanpa mengenal waktu. misalnya ketika terjadi gerhana bulan atau matahari, gunung
meletus, dan lain-lain, dimana peristiwa
tersebut sangat jarang terjadi.
Dengan kehadiran media pengajaran yang
memiliki kemampuan seperti yang telah dibahas di atas, sangat membantu guru
karena kejadian yang telah direkam dapat
digunakan setiap saat untuk keperluan pengajaran.
b.
Ciri manipulatif
Dengan kemampuan yang dimiliki media
ini, memungkinkan suatu peristiwa yang memakan
waktu berhari-hari dapat disajikan dalam waktu yang relatif singkat
dengan menggunakan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
Misalnya untuk mengetahui bagaimana proses larva menjadi kepompong
kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi
tersebut. Di samping dapat dipercepat,
suatu kejadian dapat pula diperlambat
pada saat menayangkan kembali
hasil suatu rekaman video. Dengan demikian kemampuan media dengan ciri
manipulasi dapat menyajikan informasi dengan cepat dan singkat sehingga lebih
menghemat waktu.
c.
Ciri distributif
Dengan adanya ciri distributif dari
media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang,
dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenal kejadian itu. Dewasa ini,
distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada
sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya
video, audio, disket komputer, dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.[2]
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa
kehadiran media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak
manfaat baik bagi pihak guru maupun siswa. Sesuai dengan fungsi media
pengajaran yang telah dijelaskan
sebelumnya, di mana dengan menggunakan media guru akan lebih mudah dalam
menyampaikan materi pelajaran dan materi yang diajarkan tersebut akan lebih mudah pula dipahami oleh
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar