Selasa, 25 September 2012

Penggunaan Media Audio Visual sebagai Media Pembelajaran


1.      Pengertian Media Audio Visual
Istilah media audio visual terdiri dari tiga kata yaitu media, audio dan visual. Adapun arti dari ketiga kata tersebut adalah; kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar informasi.[1] Menurut Arief S. Sadiman, dkk media secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan.[2]
Association for Education and Communication Technology (AECT) seperti dikutip Yusufhadi Miarso mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi.[3] Apabila media itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran.[4]
Dari beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
Audio visual berasal dari kata audible dan visible, audible yang artinya dapat didengar, visible artinya dapat dilihat.[5]
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, audio adalah hal-hal yang berhubungan dengan suara atau bunyi.[6]
Audio berkaitan dengan indera pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/ bahasa lisan) maupun non verbal.[7]
Visual adalah hal-hal yang berkaitan dengan penglihatan; berfungsi sebagai penglihatan diterima melalui indera penglihatan; dihasilkan atau terjadi sebagai gambaran dalam ingatan.[8]
Jadi Audio visual adalah alat peraga yang bisa ditangkap dengan indra mata dan indra pendengaran yakni yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.[9]
Melihat perincian pengertian komponen-komponen yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah sarana atau prasarana yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar.
2.      Prinsip-prinsip Penggunaan Media Audio Visual
Media Audio Visual digunakan dalam upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Agar dapat mengoptimalkan peranan media pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya antara lain:[10]
a.    Penggunaan  media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran
b.    Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam pemecahan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar
c.    Guru harus benar-benar menguasai teknik dari media pembelajaran yang digunakan
d.    Guru harus memperhitungkan untung ruginya penggunaan media pembelajaran
e.    Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarangan menggunakannya
f.      Jika suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari satu macam media maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang memperlancar proses belajar mengajar.
3.      Fungsi Media Audio Visual
Media merupakan salah satu ide yang sangat tepat dalam menyiasati kejenuhan peserta didik karena pembelajaran dengan menggunakan media dirasa cukup efektif dan dapat menggairahkan semangat mereka dalam mengikuti jalannya proses belajar mengajar. Media audio visual mempunyai berbagai macam fungsi, seperti yang disebutkan Yusuf Hadi Miarso sebagai berikut:[11]
a.    Media  mampu memberikan rangsangan yang bervariasi pada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal
b.    Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa
c.    Media dapat melampaui batas ruang kelas
d.    Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya
e.    Media menghasilkan keseragaman pengamatan
f.      Media membangkitkan keinginan dan minat baru
g.    Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
h.    Media memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkret maupun abstrak
i.      Media memberikan kesempatan siswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri
j.      Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun siswa.
4.      Jenis Media Audio Visual
Media pembelajaran audio visual terbagi atas tiga jenis yaitu film bersuara, televisi dan video.[12]
a.    Film Bersuara
Di antara keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan film sebagai media pembelajaran adalah:[13]
1)        Film dapat menggambarkan suatu proses
2)        Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu
3)        Penggambarannya bersifat tiga dimensional
4)        Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni
5)        Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya
6)        Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan
7)        Dapat menggambarkan teori sains dan animasi.
Sedangkan kekurangan-kekurangan film bersuara sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut:[14]
1)        Film  bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan dari guru saat film diputar
2)        Audien tidak dapat mengikuti dengan baik karena jalannya film terlalu cepat
3)        Apa yang sudah lewat tidak dapat diulang lagi
4)        Biaya pembuatan dan peralatannya cukup mahal.
b.    Televisi
Televisi merupakan suatu media untuk menyampaikan pendidikan kepada anak-anak dan masyarakat.[15] Program pendidikan televisi dinilai sangat efektif karena selain menarik minat yang besar juga memberikan informasi yang autentik.
Keuntungan dari pemakaian televisi dalam pembelajaran adalah:[16]
1)        Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya
2)        Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah dan negara
3)        Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau
4)        Dapat menunjukkan banyak hal dan segi yang beraneka ragam
5)        Banyak menggunakan sumber-sumber masyarakat
6)        Menarik minat siswa
7)        Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam inservice training
8)        Masyarakat diajak partisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah.
Sedangkan kekurangannya adalah:[17]
1)        Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah
2)        Pada saat televisi disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa
3)        Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan
4)        Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan
5)        Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa saja bersikap pasif selama penayangan.
c.    Video
Video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.[18] Aplikasi video pada multimedia mencakup banyak aplikasi, dan terbagi atas 3 tipe yaitu:[19]
1)   Entertainment yang terdiri dari aplikasi roadcast TV, VCR/DVD recording
2)   Interpersonal, terdiri dari aplikasi video telephony, video conferencing
3)   Interactive yang merupakan aplikasi dari program windows
Ada pun kelebihan video dalam mengkomunikasikan informasi yaitu:
1)        Video dapat menayangkan gambar gerak
2)        Video dapat memperlihatkan berlangsungnya suatu proses secara bertahap
3)        Video dapat digunakan sebagai medium observasi yang aman
4)        Video dapat digunakan untuk mempelajari ketrampilan tertentu
5)        Dramatisasi yang terdapat dalam sebuah program video, dapat menggugah emosi audien, karena itu medium video dapat berperan membentuk sikap individu dan sikap sosial.
Sedangkan keterbatasannya adalah:
1)        Informasi yang ditayangkan melalui medium video selalu berlangsung dalam kecepatan yang tetap
2)        Medium video dapat menimbulkan terjadinya kesalahan dalam melakukan interpretasi terutama pada kalangan audien tertentu
3)        Untuk memproduksi sebuah program video dibutuhkan biaya yang cukup besar.
5.      Desain Komunikasi Media Audio Visual
Dalam sebuah pembelajaran, komunikasi antara guru dan siswa harus berjalan dengan baik. Hubungan media audio visual dalam proses komunikasi instruksional memperlihatkan dengan tegas bahwa siswa merupakan bagian integral dari proses teknologi instruksional. Dengan demikian model ini memasukkan teori belajar ditambah dengan unsurunsur respons dan evaluasi terhadap respons siswa tersebut. Model ini pun dijelaskan kembali konsep komunikasi tentang umpan balik terhadap sumber maupun penerima pesan. Berikut ini adalah desain komunikasi audio visual menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai:[20]

 Model proses komunikasi pengajaran ini menunjukkan beberapa komponen di dalam sistem pengajaran, yaitu:
1)   Pesan merupakan informasi yang disampaikan berupa isi, makna, pengertian dari materi pengajaran
2)   Media terdiri atas perangkat lunak dan perangkat keras disiapkan untuk menyajikan pesan terpilih
3)   Instruktor adalah orang yang mengendalikan dan menyajikan informasi, pesan, isi, makna, pengertian dari materi instruksional
4)   Metode adalah teknik-teknik tertentu yang digunakan agar penyajian informasi menjadi efektif
5)   Lingkungan berupa kondisi-kondisi tertentu yang dikendalikan, diatur dan dimanipulasi guna menciptakan situasi pengajaran yang produktif.[21]


Sumber:



[1]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 120
[2] Arief S. Sadiman, et. al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006), h. 6
[3] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 456
[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 4
[5] Amir Hamzah Sulaeiman, Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), hlm. 11.
[6] Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), 2006), hlm. 81
[7] Arief S. Sadiman, op. cit, h. 49
[8] Save M. Dagun, op. cit, h. 1188
[9] Soegarda Poerbakawatja H. A. H Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), h. 32.
[10] Asnawir dan M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
[11] Yusufhadi Miarso, Op Cit, h. 458-460
[12] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 125
[13] M.Basyiruddin Usman dan Asnawir, op. cit, h. 95-96
[14] Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), h. 192
[15] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alumni, 1980), h. 57
[16] M.Basyiruddin Usman dan Asnawir, op.cit, h. 102
[17] Azhar Arsyad, Op Cit, h. 52
[18] http://id.wikipedia.org/wiki/Video, (diakses, tanggal 30 November 2010, pukul 13.00 wita)
[19] http://lecturer.ukdw.ac.id/anton/download/multimedia4.pdf (diakses, tanggal 30 November 2010, pukul, 15.00 wita)
[20] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Cet. III; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), , hlm. 64.
[21] Ibid, h. 64

Tidak ada komentar:

Posting Komentar