A.
Rumusan Masalah
Makalah ini akan mengangkat masalah tentang beberapa variabel dari faktor
produksi dalam pasar input yaitu Jelaskan tentang pasar tenaga kerja dan tanah,
Pasar Modal dan Keputusan Investasi serta Ekuilibrium dan Efisiensi Persaingan
Sempurna.
BAB II
PEMBASAHAN
A.
Pasar Tenaga Kerja dan Tanah
Masalah tenaga kerja
adalah masalah yang
sangat kompleks dan
besar. Kompleks karena masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi
oleh banyak faktor yang saling
berinteraksi dengan pola
yang tidak selalu mudah dipahami.
Besar karena menyangkut jutaan
jiwa. Untuk menggambarkan
masalah tenaga kerja di masa yang
akan datang tidaklah gampang karena disamping mendasarkan pada angka tenaga
kerja di masa lampau, harus juga diketahui prospek produksi di masa mendatang.
Kondisi kerja yang
baik, kualitas output yang tinggi, upah
yang layak serta kualitas sumber
daya manusia adalah
persoalan yang selalu
muncul dalam pembahasan tentang
tenaga kerja disamping masalah hubungan
industrial antara pekerja dengan
dunia usaha.
Pada sub bab ini ingin dipaparkan teori yang berhubungan dengan tenaga kerja,
yaitu permintaan tenaga, kerja,
teori penawaran kerja,
teori upah . Diharap dengan
paparan ini maka kompleksitas
ketenagakerjaan dapat lebih
di pahami.
- Permintaan dan
Penawaran Tenaga kerja
a.
Permintaan
Tenaga Kerja
Permintaan dalam
konteks ekonomi didefinisikan sebagai jumlah maksimum suatu barang
atau jasa yang
dikehendaki seorang pembeli
untuk dibelinya pada setiap kemungkinan harga dalam jangka
waktu tertentu (Sudarsono, 1990). Dalam hubungannya dengan
tenaga kerja, permintaan
tenaga kerja adalah
hubungan antara tingkat upah
dan jumlah pekerja yang dikehendaki oleh
pengusaha untuk dipekerjakan.
Sehingga permintaan tenaga
kerja dapat didefinisikan
sebagai jumlah tenaga kerja
yang dipekerjakan seorang
pengusaha pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka
waktu tertentu
Miller & Meinners
(1993), berpendapat bahwa
permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh nilai marjinal produk
(Value of Marginal Product, VMP). Nilai marjinal produk
(VMP) merupakan perkalian
antara Produk Fisik
Marginal (Marginal Physical Product)
dengan harga produk
yang bersangkutan. Produk Fisik Marginal (Marginal Physical
Product, MPP) adalah kenaikan total
produk fisik yang bersumber
dari penambahan satu
unit input variabel
(tenaga kerja). Dengan mengasumsikan
bahwa perusahaan beroperasi
pada pasar kompetitif sempurna maka besarnya VMP yang
merupakan perkalian antara MPP x P akan sama dengan harga input produk yang
bersangkutan yaitu PN. besarnya VMP = P didapatkan dari
pernyataan bahwa kombinasi
input optimal atau
biaya minimal dalam proses produksi akan
terjadi bila kurva isoquan
menjadi tangens terhadap isocost. Bila
sudut garis pada
isoquant sama dengan w/r.
sedangkan besarnya sudut disetiap
titik pada isoquant
sama dengan MPPI/MPPK, maka kombinasi input yang optimal adalah :
w/r = MPPL/MPPK atau MPPK/r = MPPi7w. Dimana r adalah tingkat
bunga implisit yang
bersumber dari modal sedangkan
w adalah tingkat upah per
unit. Apabila
persamaan diatas diperluas
secara umum maka akan menjadi :
MPPX/PX = MPPY/PY
Dalam kalimat lain, minimisasi biaya
input atau maksimalisasi output atas penggunaan input
mensyaratkan penggunaan kombinasi
yang sedemikian rupa sehingga MPP untuk setiap input dengan
harganya sama besar untuk setiap input.
Dengan demikian
kenaikan satu unit input, misalnya x, akan memperbanyak biaya produksi sebanyak
Px, sekaligus akan
memperbesar volume produk
sebanyak MPPx itu berarti
Rasio Px/ MPPx merupakan tingkat
perubahan total biaya perusahaan untuk
setiap perubahan output
fisiknya yang secara definitif berarti sama dengan biaya marginalnya
(Marginal Cost, MC). Dari sini maka persamaan diatas juga bisa dirubah menjadi :
MPPX/PX = MPPY/PY = MFPN/PN = 1/MC
Dengan mengasumsikan
bahwa perusahaan beroperasi pada pasar kompetitif sempurna maka persamaan
diatas bisa dirubah menjadi:
MPPx/Px = MPPY/PY =
MPPN/PN = 1/MC- 1/MR = 1/P
Dari persamaan diatas kita bisa mengetahui bahwa :
MPPx/Px = 1/MR = 1/P, sehingga MPPx x P = Px untuk semua input.
Ini berarti kurva
VMP untuk tenaga
kerja merupakan kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek dari
perusahaan yang bersangkutan yang beroperasi dalam pasar persaingan sempurna
(dengan catatan kuantitas semua input lainnya konstan). Bagi setiap perusahaan yang
beroperasi dalam pasar
kompetisi sempurna itu, harga
outputnya senantiasa konstan
terlepas dari berapa
kuantitas output yang dijualnya.
Harga input disini
juga kita asumsikan
konstan.
Penawarannya elastisitas
sempurna untuk semua
perusahaan. Dengan demikian kuantitas tenaga kerja
yang memaksimalkan laba perusahaan
terletak pada titik perpotongan antara garis upah (Tingkat
upah /uang berlaku untuk pekerja terampil yang dibutuhkan perusahaan) dan kurva
VMP perusahaan. Ini diperlihatkan oleh gambar dibawa ini.

Kuantitas Tenaga Kerja
Yang Memaksimumkan Laba
Jika tingkat upah per unit pekerja yang kualitasnya konstan adalah wo maka kuantitas
pekerja yang optimal adalah Lo. Garis
horizontal yang bertolak dari Wo merupakan
kurva penawaran tenaga
kerja untuk setiap
perusahaan yang beroperasi dalam
pasar tenaga kerja yang kompetitif sempurna.
Perusahaan akan menggunakan tenaga kerja tambahan jika MPPi lebih besar dari
biaya tenaga kerja tambahan. Biaya tenaga kerja tambahan ditentukan oleh upah riil
yang dihitung sebagai
(upah nominal/tingkat
harga), upah riil
ini mengukur jumlah output
riil yang harus
dibayar perusahaan untuk
setiap pekerjanya, karena dengan mengupah satu
pekerja lagi menghasilkan kenaikan output untuk MPPL dan biaya pada perusahaan,
Untuk upah riil perusahaan akan mengupah tenaga kerja tambahan selama MPPL
melebihi upah riil.
Dengan mengasumsikan
bahwa tenaga kerja
dapat ditambah dan
faktor produksi lain tetap, maka
3erbandingan alat-alat produksi
untuk setiap pekerja menjadi lebih
kecil dan tanbahan
hasil marginal menjadi lebih
kecil pula, atau dengan semakin banyak tenaga kerja
digunakan semakin turun MPPi, nya karena nilai MPPi. mengikuti hukum
pertambahan hasil yang semakin berkurang.
Bila harga atau tingkat upah
tenaga kerja naik, kuantitas
tenaga kerja yang diminta akan
menurun, ini diperlihatkan
oleh kenaikan arus
upah yang berpotongan dengan
kurva VMP dalam kuantitas tenaga kerja yang lebih sedikit. Dengan berkurangnya
pekerja, produk fisik
marginal dari input
modal, atau MPPR, akan menurun
karena kini setiap
unit modal digarap oleh
lebih sedikit pekerja. Jika sebuah mesin dioperasikan oleh satu orang
, produk fisik marginal mesin itu
akan menurun dibandingkan saat
sebelumnya ketika mesin itu dikuasai
oleh beberapa orang.
Karena kini hanya ada satu
pekerja, mereka tidak
bisa bergantian menjalankan mesin,
sehingga hasilnya lebih
sedikit. Dalam kalimat lain, modal
bersifat komplementer terhadap
tenaga kerja, atau ada komplementaritas
(complementary) diantara keduanya.

Kurva Permintaan tenaga Kerja Dengan Dua Input Variabel
Kita mulai dari tingkat: upah w;. Pada tingkat upah sebesar W2 penyerapan tenaga kerja
oleh perusahaan yang
optimal adalah L3. Lalu upah
naik menjadi Wi, tingkat
penyerapan tenaga yang optimal pun
merambat ke L2 dimana Garis upah yang horizontal yang baru berpotongan dengan
kurva VMPi. Karena adanya komplementaritas input-input maka kenaikan upah mengakibatkan produk
fisik marginal modal menurun dan bergeser ke kiri menjadi VMPi,
perpotongan baru dari garis upah horizontal (kurva penawaran tenaga kerja) adalah titik C,
tingkat penyerapan tenaga kerja
yang optimal akan
turun ke L. jika titik
A dan C dihubungkan akan diperoleh kurva permintaan
tenaga kerja dL- dL.
Dengan demikian, dengan
jumlah tenaga kerja
yang dipergunakan, produk fisik marjinal modal akan menurun.
Setiap unit modal kini membuahkan lebih sedikit hasil sehingga tidak dapat
menyerap banyak unit tenaga kerja. MPPR akan menurun seiring dengan menurunnya
tenaga kerja yang diserap. Perusahaan
akan merekrut setiap unit input
sampai suatu titik
dimana nilai produk marginalnya sama dengan harganya.
b.
Penawaran Tenaga
Kerja
Penawaran tenaga
kerja adalah jumlah
tenaga kerja yang
dapat disediakan oleh pemilik
tenaga kerja pada
setiap kemungkinan upah
dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori
klasik sumberdaya manusia (pekerja) merupakan individu yang bebas
mengarnbil keputusan untuk bekerja atau
tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk
menetapkan jumlah jam
kerja yang diinginkannya. Teori
ini didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana setiap individu
bertujuan untuk. Memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya.
Menurut G.S Becker
(1976), Kepuasan individu
bisa diperoleh melalui konsumsi atau menikmati waktu luang (leisure). Sedang kendala yang
dihadapi individu adalah tingkat pendapatan dan waktu. Bekerja sebagai kontrofersi
dari leisure menimbulkan
penderitaan, sehingga orang
hanya mau melakukan kalau memperoleh kompensasi
dalam bentuk pendapatan,
sehingga solusi dari permasalahan individu
ini adalah jumlah
jam kerja yang
ingin ditawarkan pada tingkat
upah dan harga yang diinginkan.
Kombinasi waktu non pasar dan
barang-barang pasar terbaik adalah kombinasi yang
terletak pada kurva
indefferensi tertinggi yang
dapat dicapai dengan kendala
tertentu. sebagaimana gambar
3, kurva penawaran
tenaga kerja mempunyai bagian
yang melengkung ke
belakang. Pada tingkat
upah tertentu peryediaan waktu
kerja individu akan bertambah apabila upah bertambah (dari W ke W1). Sets lah
mencapai upah tertentu
(W'), pertambahan upah
justru mengurangi waktu yang
disediakan oleh individu untuk keperluan
bekerja (dari W1 ke WN. Hal ini disebut Backward i Sending Supply Curve.
Layard dan
Walters (1978), menyebutkan bahwa
keputusan individu untuk menambah atau
mengurangi waktu luang
dipengaruhi oleh tingkat
upah dan pendapatan non kerja.
Adapun tingkat produktivitas selalu berubah-rubah sesuai dengan
fase produksi dengan
pola mula-mula naik mencapai puncak
kemudian menurun.
Semakin besar
elastisitas tersebut semakin besar
peranan input tenaga kerja untuk menghasilkan
output, berarti semakin
kecil jumlah tenaga
kerja yang diminta. Sedangkan
untuk menggambarkan pola kombinasi faktor produksi yang tidak sebanding
(Variable proportions)
umumnya digunakan kurva
isokuan (isoquantities)
yaitu kurva yang
menggambarkan berbagai kombinasi
faktor produksi (tenaga kerja
dan kapital) yang
menghasilkan volume produksi
yang sarna. Lereng isokuan
menggambarkan laju
substitusi teknis marginal
atau marginal Rate of Technical Substitution atau dikenal dengan istilah
MRS. Hal ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara faktor tenaga kerja dan
kapital yang merupakan lereng dari kurva isoquant.

c.
Teori Upah
Teori tentang
pembentukan harga (pricing) dan pendayagunaan input (employment) disebut teori
produktivitas marjinal (marginal productivity theory), lazim juga disebut teori
upah (wage theory). Produktivitas marjinal tidak terpaku semata-mata pada sisi permintaan
(demand side) dari pasar
tenaga kerja saja. Telah
diketahui suatu perusahaan
kompetitif sempurna akan
mengerahkan atau menyerap tenaga
kerja sampai ke suatu
titik dimana tingkat
upah sama dengan nilai produk rnarjinal
(YMF). Jadi pada dasarnya, kurva VMP merupakan kurva permintaan suatu
perusahaan akan tenaga
kerja. Tingkat upah
dan pemanfaatan input (employment)
sama-sama ditentukan oleh interaksi
antara penawaran dan permintaan. Berbicara
mengenai teori produktivitas
marjinal upah sama saja
dengan berbicara mengenai teori
permintaan harga-harga; dan kita tak kan
dapat berbicara mengenai teori permintaan
harga-harga tersebut karena
sesungguhnya harga itu tidak
hanya ditentukan oleh
permintaannya, tapi juga oleh penawarannya
- Tanah
Dalam hal ini
, tanah termasuk sumber-sumber alam seperti hutan dan mineral-mineral yang
terkandung di dalamnya. Tanah, yang bersama-sama dengan modal dan tenaga kerja,
merupakan faktor produksi. Harga penggunaan tanah disebut sewa, dan seperti harga-harga
dari faktor-faktor produksi dan barang-barang lainnya, sewa ditentukan oleh
permintaan dan penawaran.
Permintaan untuk tanah merupakan
permintaan turunan (derived demand), yaitu bahwa permintaan terhadap tanah
tergantung pada permintaan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi
oleh tanah (baik langsung maupun tidak langsung). Sebagai contoh, pada awal
abad 19 harga gandum di Inggris meningkat yang menyebabkan tingginya sewa
tanah. Tapi menurut pendapat David Ricardo, justru tingginya sewa tanah itu
menyebabkan tingginya harga gandum. Hal ini karena tanah dianggap sebagai salah
satu faktor produksi.
Pada pandangan sepintas, tanah
tampak sebagai sesuatu yang tetap atau tak dapat diubah. Tapi sebenarnya tidak
seluruhnya benar. Kita bisa lihat Singapura yang memperluas tanahnya dengan
cara menguruk laut. Hal yang sama juga dapat dilihat di Pluit & Muara
Karang, Jakarta. Untuk kasus tanah pertanian, penawaran dapat meningkat melalui
irigasi dan dapat berkurang dengan mempergunakan untuk keperluan lainnya.
Penawaran tanah pertanian tergantung pada harga atau sewa tanah tersebut.
Apabila sewanya tinggi, mungkin akan dilakukan irigasi, sedangkan bila sewanya
rendah, akan lebih baik untuk penggunaan tempat pemukiman atau industri.

Kurva
Penawaran Tanah Pertaniaan
Gambar di
atas menunjukkan kurva penawaran tanah pertanian yang mempunyai kemiringan
positif.
Kadangkala,
tanah merupakan faktor yang jumlahnya tetap. Mulai tingkat sewa tertentu,
jumlah tanah yang ditawarkan tidak bertambah, berapapun tingginya sewa. Pada
sewa yang rendah, jumlah tanah yang ditawarkan berkurang (mempunyai bentuk yang
normal).

Kurva
penwaran tanah yang tetap
Umumnya bentuk kurva penawaran tanah yang demikian terjadi
di daerah pemukiman, kawasan industri atau perkantoran. Tampak dari Gambar
diatas bahwa sewa mulai r0 ke atas tidak akan merubah jumlah tanah
yang ditawarkan. Hal ini disebabkan oleh jumlah tanah yang tetap.
Pasar input tanah atau juga disebut dengan pasar sumber daya alam. Tanah
merupakan faktor produksi yang penting dalam suatu proses produksi, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Untuk memperoleh tanah, perusahaan harus
mengeluarkan biaya atau imbalan kepada rumah tangga selaku pemilik tanah. Biaya
atau imbalan yang dikeluarkan ini merupakan sewa tanah. Di sisi lain, jumlah
tanah yang tersedia tidak dapat ditambah. Namun, yang perlu diingat bahwa
jumlah penduduk akan terus bertambah sehingga kebutuhan terhadap faktor
produksi tanah juga akan bertambah. Ini berarti bahwa penawaran tanah tidak
akan berubah meskipun harganya terus naik karena jumlah tanah sifatnya tetap. Kondisi ini menyebabkan penawaran tanah sifatnya
inelastis sempurna.
Teori harga sewa tanah:
1)
Teori kesuburan
asli tanah. Menurut teori ini, harga sewa tanah tergantung dari tingkat
kesuburan tanah. Jika tanah yang disewa memiliki kesuburan asli, output yang
dihasilkan akan lebih besar.
2)
Teori perbedaan kesuburan tanah. Menurut David Ricardo,
bahwa tingkat kesuburan tanah berbeda-beda. Perbedaan ini akan berpengaruh
terhadap harga sewa tanah. Jika tanah memiliki kesuburan yang rendah, harga
sewanya akan rendah. Sebaliknya, jika tanah memiliki kesuburan yang tinggi,
harga sewanya akan tinggi juga.
3)
Teori letak tanah. Menurut von Thunen, seorang sarjana
ekonomi Austria mengatakan bahwa perbedaan harga sewa tanah juga dipengaruhi
oleh letak tanah. Misalnya, jika letak tanah dekat dengan fasilitas umum dan
pusat kegiatan ekonomi, harga sewanya akan tinggi.
4)
Teori harga derivasi tanah. Menurut teori ini, harga sewa
tanah ditentukan oleh permintaan atas barang yang dihasilkan oleh tanah
tersebut sebagai faktor produksi. Misalnya ketika harga cabe naik, petani akan
meningkatkan hasil produksi dengan menambah lahan pertaniannya.
B.
Pasar Modal dan Keputusan Investasi
- Pasar Modal
Pasar modal
(capital market) merupakan
pasar yang memfasilitasi
penerbitan dan perdagangan surat
berharga keuangan seperti
saham dan obligasi.
Penerbitan surat berharga dilakukan melalui mekanisme penawaran
umum atau sering disebut go public. Sedangkan,
pasar sekunder merupakan
pasar yang memfasilitasi
jual beli atas
surat berharga yang ditelah
diterbitkan melalui go public.
Di pasar
modal terdapat banyak
jenis surat berharga.
Masing-masing surat berharga memiliki
karakteristik tingkat keuntungan
dan risiko yang
berbeda-beda. Ada surat berharga yang menjanjikan keuntungan besar namun sekaligus berisiko besar. Ada pula yang menjanjikan keuntungan
kecil dengan risiko
yang kecil pula. Umumnya
semakin tinggi keuntungan
yang dijanjikan semakin
besar pula risikonya.
Beberapa jenis surat berharga
yang populer di pasar modal antara lain: saham, obligasi, dan reksa dana.
Pasar Modal memiliki ciri-ciri
khusus yang membedakannya dengan jenis pasar yang lain. Sebagai ilustrasi, berikut sekilas
karakteristik dan perbedaan masing-masing bentuk pasar:

Pada dasarnya terdapat 2
fungsi utama pasar modal, yaitu
(1) sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan, dan (2) sebagai sarana
berinvestasi bagi para pemodal.
Keberadaan pasar
modal banyak memberikan
manfaat bagi perusahaan.
Perusahaan dapat memanfaatkan
pasar modal sebagai
sarana untuk mendapatkan modal.
Dengan tambahan modal
yang diperoleh, perusahaan
dapat melakukan berbagai
kebutuhan investasi seperti
membuat pabrik baru, membeli mesin, penambahan cabang, membayar utang, menambah
modal kerja, dan berbagai kebutuhan perusahaan lainnya.
Perusahaan dapat
menerbitkan obligasi atau
saham melalui pasar
modal. Saham dan obligasi yang
diterbitkan tersebut dibeli
oleh para pemodal
sehingga perusahaan dapat memperoleh dana
baru yang selanjutnya
digunakan untuk berbagai
kebutuhan perusahaan.
Jumlah dana
yang diperoleh perusahaan melalui pasar modal
umumnya dalam jumlah besar. Nilainya dapat berupa nilai
ratusan miliar hingga mencapai triliun rupiah. Berbeda dengan perusahaan meminjam dana
dari bank dimana
dana yang diperoleh
umumnya diberikan secara bertahap
(atau dalam beberapa
termin pencairan), sementara
di pasar modal, perusahaan
memperoleh dana tersebut
secara sekaligus. Kegiatan
perusahaan menerbitkan saham atau obligasi di pasar modal disebut penawaran
umum atau sering pula disebut go public.
Fungsi ke-2 pasar modal yaitu
sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi. Dengan adanya pasar modal, maka para
pemilik modal atau investor
dapat memperdagangkan surat berharga yang ada di pasar modal. Dengan
memegang atau memperdagangkan surat berharga tersebut, para pemilik dapat
memperoleh berbagai keuntungan.
Investasi, dapat
diartikan sebagai komitmen
pemilik modal untuk menempatkan dana pada
obyek investasi tertentu
dengan harapan mendapatkan
keuntungan. Dalam kehidupan modern,
masyarakat semakin banyak
memiliki pilihan dalam
melakukan kegiatan
investasinya. Berbeda dengan
masyarakat tradisional, istilah
‘investasi’ lebih identik dengan menyimpan uang
secara tradisional seperti menyimpan uang
di bawah bantal, menaruh uang
di suatu
tempat tertentu agar
tidak ada orang yang melihat, atau identik dengan melakukan
pembelian emas, sawah, atau tanah. Pada masyarakat modern, investasi tidak
hanya sebatas pembelian
rumah, atau deposito
saja, namun kegiatan.
investasi sudah berkembang sangat
luas. Perkembangan itu dapat
dilihat dari timbulnya beberapa obyek
investasi yang ada
sekarang ini, seperti bisnis bagi hasil pertanian atau agribisnis, jual beli mata uang asing
atau valas, jual beli saham atau obligasi, dan
beragam obyek investasi lainnya.
Dimasa kini, dalam melakukan suatu
Investasi, penempatan dana
yang ada tidak
cukup dilakukan hanya sebatas satu atau dua obyek investasi saja, namun
dana tersebut disebar pada sekumpulan obyek investasi
atau yang lebih
dikenal dengan istilah
pengelolaan portofolio;
contoh sederhana misalnya
investasi dilakukan melalui
beberapa obyek investasi seperti
deposito, saham, obligasi, properti dan lain-lain.
Dari penjelasan diatas, maka secara
umum dapat disimpulkan bahwa: Investasi merupakan komitmen untuk menempatkan
dana pada satu atau beberapa obyek
investasi dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dimasa mendatang atau
untuk mempertahakan nilai dana tersebut.
Dari pengertian tersebut, maka
dapat ditarik beberapa poin penting antara lain:
1) Investasi
merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan dana
atau uang. Dengan kata lain
jika seseorang ingin
berinvestasi maka ia harus memiliki dana
atau uang. Sebagai contoh sederhana,
misalnya orang tua kita bekerja keras agar ia memiliki dana atau uang untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga (sandang dan pangan). Jika ada kelebihan maka
orang tua kita dapat menabung atau mendepositokan uang tersebut, ibu kita juga
dapat membeli perhiasan dan berbagai keperluan lain.
2) Obyek Investasi menunjukkan
tempat, media atau
sarana yang dijadikan
sasaran berinvestasi. Wahana
investasi dapat berupa perhiasan, tanah, mesin, gedung, pabrik, surat
berharga seperti saham atau obligasi dan lain-lain.
3) Jangka waktu tertentu.
Kegiatan investasi umunya
berkaitan dengan rentang waktu tertentu, misalnya deposito
3 bulan, 6
bulan, 1 tahun.
Atau surat berharga
jangka pendek yaitu di bawah satu tahun dan seterusnya.
4) Mendapatkan Keuntungan. Motif
seseorang melakukan investasi
pada dasarnya adalah untuk
mendapatkan keuntungan. Kalau kita menabung maka keuntungan yang akan kita
dapatkan adalah berupa
bunga yang akan
kita terima secara
periodik. Deposito akan memberikan
keuntungan berupa bunga
secara berkala. Sedangkan seseorang membeli
saham maka ia berharap
akan mendapatkan keuntungan
yang dibagikan perusahaan (dividen)
atau keuntungan ketika menjual saham
(capital gain). Namun yang
perlu diingat adalah
bahwa motif keuntungan
dalam investasi tidak selalu
berwujud uang. Sebagai
contoh misalnya seorang
ibu membeli emas
atau perhiasan dengan tujuan
agar perhiasan tersebut
sewaktu-waktu dapat dijual
untuk keperluan mendadak. Tujuan
lainnya adalah untuk
mempertahankan nilai uang tersebut
karena adanya inflasi.
(ingat: inflasi merupakan
penurunan nilai uang yang berakibat melemahnya daya beli uang).
5) Masa Mendatang. Investasi
merupakan komitmen yaitu
melakukan pengorbanan dengan
menanamkan uang pada suatu wahana investasi tertentu untuk mendapatkan
keuntungan di masa yang akan
datang. Masalahnya adalah karena masa mendatang memiliki ketidakpastian maka
keuntungan yang diharapkan
dalam suatu kegiatan investasi bukan
merupakan suatu jaminan
atau mengandung risiko.
Risiko dapat diartikan sebagai
penyimpangan atas keuntungan
yang diharapkan. Sebagai
contoh sederhana misalnya seseorang melakukan pembelian uang dolar pada
saat harga 1 US dolar sama dengan Rp 9.000 dan ia berharap nilai dolar akan
naik di atas Rp 10.000. Namun
setelah seminggu kemudian
ternyata nilai dolar
bukannya menguat namun sebaliknya
melemah hingga nilai 1 US dolar menjadi Rp 8.000. Dalam kasus tersebut tentu
saja bukan keuntungan yang diperoleh namun sebaliknya jika dijual pada harga Rp
8.000 maka kerugianlah yang dialami. Dengan demikian dalam investasi kita tidak
adil jika hanya
memikirkan keuntungan; seyogyanya
kita juga mempertimbangkan risiko yang akan
muncul. Jadi keuntungan dan risiko merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan
investasi.
- Keputusan Investasi
Tujuan dari prinsip-prinsip
pengelolaan keuangan adalah menyediakan pemahaman tentang cara
perusahaan/lembaga bisnis memperoleh dan mengalokasikan dana yang dimilikinya
dikenal dengan keputusan pembelanjaan, menyediakan pemahaman tentang menguji
kelayakan suatu investasi yang disebut dengan keputusan investasi dan kebijakan
tentang pemberian deviden kepada pemegang saham atau yang disebut dengan
keputusan deviden. Dari ketiga keputusan tersebut merupakan hal yang harus
diputuskan oleh pengelola keuangan di dalam menjalankan bisnisnya.
Kombisasi dari ketiga keputusan
tersebut, keputusan investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi
pengelolaan keuangan. Semua bagian dari perusahaan yaitu produksi, pemasaran
dan lain-lain, juga sangat terpengaruh oleh keputusan investasi ini. Dengan demikian
semua eksekutif terlepas dari tanggung jawab utamanya, harus mengetahui bagaimana
keputusan investasi dilakukan.
Di samping itu keputusan
investasi sering mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
perkembangan/pertumbuhan usaha tersebut atau bahkan perkembangan suatu negara.
Seperti keadaan Indonesia, Pemerintah selalu mendorong usaha penanaman modal
ini dengan memberikan berbagai fasilitas, terutama untuk bidang-bidang yang
dianggap masih perlu dikembangkan, seperti fasilitas PMA maupun PMDN (Penanaman
Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri).
Dari pernyataan-pernyataan di
atas, maka perlu kiranya keputusan investasi melalui Capital Budgeting
diungkap, untuk memberikan gambaran yang mengena kepada pengambil keputusan.
Investasi adalah Komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh
keuntungan di masa datang.
Walaupun investasi mengandung
arti yang luas yang selalu berhubungan dengan ekonomi dan keuangan, dan
dikaitkan dengan keuntungan. Namun investasi tidaklah selalu berhubungan dengan
segala cara untuk mendapatkan uang, sebagaimana halnya sering kita gunakan
dalam percakapan sehari-hari.
Misalnya: ketika seseorang
membayar sejumlah biaya tertentu (sogokan) agar ia dapat dijadikan sebagai
karyawan di sebuah perusahaan (negeri/swasta). Dengan harapan akan memperoleh
gaji setiap bulannya dan jaminan pensiun, ia beranggapan bahwa biaya yang ia harus
bayar tersebut merupakan sebuah cara lain dari berinvestasi.
Tentu bukan penggunaan seperti
ini yang kita maksudkan dengan istilah investasi. Ada banyak kasus lain yang
akan menyusul masuk kedalam investasi jika kita mengikutsertakan pemahaman
seperti diatas.
Kita perlu memberikan batasan
yang jelas tentang investasi yang dimaksudkan dalam tulisan ini, untuk
mendapatkan pemahaman yang sesuai, sebagaimana pengertian definisi sendiri adalah
membatasi.
Investasi adalah aktifitas
penempatan modal ke dalam sebuah usaha tertentu yang memiliki tujuan untuk
memperoleh tambahan penghasilan atau keuntungan. Kata-kata tambahan penghasilan
atau keuntungan dalam definisi tersebut tentu cukup mewakili penjelasan dari
contoh yang menyimpang di atas.
Suatu Investasi menguntungkan
(profitable) kalau investasi tersebut bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya.
Dengan kata lain, kemakmuran pemodal menjadi lebih besar setelah melakukan
investasi. Pengertian ini konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.
Bagi kalangan umum, istilah investasi mungkin dapat membawa bobot intimidasi
tersendiri ketika mendengarnya dari pihak lain. Namun pada kenyatannya adalah
investasi tersebut tidak serumit yang pernah dibayangkan oleh kebanyakan orang.
Investasi setidaknya dalam
pandangan kami merupakan hal yang sangat mudah dipahami, kita hanya perlu
mendapatkan gambaran secara umum dan mengenal beberapa istilah yang biasa
digunakan dalam dunia tersebut.
Macam-Macam bentuk investasi :
a. Investasi pada asset riil (Real Assets) misalnya : tanah,
emas, mesin, bangunan dll
b. Investasi pada asset finansial (financial assets):
1) Investasi di pasar uang : deposito, sertifikat BI, dll
2) Investasi di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant dll
Tujuan Investasi : meningkatkan
kesejahteraan investor (kesejahteraan moneter)
Sumber dana untuk investasi :
- Asset yang dimiliki saat
ini
- pinjaman dari pihak lain
- tabungan
Dasar keputusan investasi :
- return: tingkat keuntungan
investasi
1) expected return (return yang diharapkan)
2) realized return (return aktual)
- risiko : kemungkinan
return aktual berbeda dengan return yang diharapkan
1) risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar
(general risk)
2) risiko tidak sistematis (unsystematic risk ) atau risiko
perusahaan (risiko spesifik )
Proses Keputusan Investasi
![]() |
C.
Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna
Case Fare berpendapat
bahwa Analisis Ekuilibrium Parsial adalah proses penelaahan kondisi ekuilibrium
di pasar individual dan di rumah tangga serta perusahaan individual secara
terpisah.
Ekuilibrium umum terjadi ketika semua pasar pada perekonomian berada dalam
ekuilibrium secara serentak. Suatu kejadian yang mengganggu ekuilibrium pada
satu pasar mungkin juga mengganggu ekuilibrium di banyak pasar lain. Dampak
akhir dari kejadian itu tergantung pada cara semua pasar menyesuaikan diri
terhadap kejadian tersebut. Jadi, analisis ekuilibrium parsial, yang melihat
penyesuaian satu pasar yang terisolasi, dapat menyesatkan.
Sedangkan menurut buku
microeconomics 5th edition, oleh Robert S. Pyndick dan Daniel L. Rubinfeld Edisi
bahasa Indonesia PT INDEKS, Jakarta 2005. Analisis ekuilibrium parsial
adalah penentuan harga dan jumlah ekuilibrium dalam suatu pasar tanpa
bergantung pada pengaruh-pengaruh dari pasar lainnya. Analisis ekuilibrium umum
adalah penentuan secara bersamaan harga dan jumlah dalam semua pasar yang
relevan, dengan memperhitungkan pengaruh umpan balik.
Suatu pengalokasian akan berjalan efisien apabila tidak satu pun konsumen
dapat lebih diuntungkan melalui perdagangan tanpa mengakibatkan konsumen
lainnya lebih dirugikan. Apabila konsumen melakukan semua perdagangan yang
sama-sama menguntungkan, hasilnya adalah pareto yang efisien dan terletak pada
kontrak.
Dalam buku lain, Pengantar ekonomi mikro, karangan sudarsono, cetakan kedua 1984, LP3ES dikatakan bahwa ekuilibrium parsial dapat digambarkan melalui catatan ceteris paribus, sedangkan analisis ekuilibrium umum diartikan sebagai semua variabel sebanyak yang mampu kita pikirkan, untuk semua jenis barang di semua pasar tidak hanya berlaku untuk konsumen tetapi juga untuk produsen.
Dalam buku lain, Pengantar ekonomi mikro, karangan sudarsono, cetakan kedua 1984, LP3ES dikatakan bahwa ekuilibrium parsial dapat digambarkan melalui catatan ceteris paribus, sedangkan analisis ekuilibrium umum diartikan sebagai semua variabel sebanyak yang mampu kita pikirkan, untuk semua jenis barang di semua pasar tidak hanya berlaku untuk konsumen tetapi juga untuk produsen.
1.
Efisiensi Pareto
Efisiensi Pareto atau
optimalitas Pareto adalah suatu kondisi di mana tidak mungkin terjadi perubahan,
yang akan membuat beberapa anggota masyarakat lebih beruntung, tanpa membuat
anggota masyarakat lain merasa lebih merugi. Suatu perekonomian yang efisien adalah perekonomian yang
memproduksi barang dan jasa yang diinginkan oleh masyarakat dengan biaya yang
serendah mungkin. Perubahan dikatakan efisien jika membuat beberapa anggota
masyarakat menjadi lebih diuntungkan tanpa merugikan yang lainnya. System yang
efisien atau pareto optimal adalah system dimana perubahan seperti itu tidak
dimungkinkan.
Jika perubahan membuat beberapa orang menjadi lebih diuntungkan dan
beberapa lainnya merugi, tapi bisa diperlihatkan bahwa nilai keuntungan itu
melebihi nilai kerugiannya, perubahan itu dikatakan efisien secara potensial,
atau cukup disebut efisien.
Suatu pengalokasian akan berjalan efisien apabila tidak satu pun konsumen
dapat lebih diuntungkan melalui perdagangan tanpa mengakibatkan konsumen
lainnya lebih dirugikan. Apabila konsumen melakukan semua perdagangan yang
sama-sama menguntungkan, hasilnya adalah pareto yang efisien dan terletak pada
kontrak.
Suatu ekuilibrium yang bersaing menggambarkan beberapa harga dan jumlah. Apabila
masing-masing konsumen memilih pengalokasian yang paling disukainya, jumlah
yang diminta akan sama dengan jumlah yang ditawarkan dalam setiap pasar. Seluruh
pengalokasian ekuilibrium yang bersaing terletak pada kurva kontrak pertukaran
dan merupakan pareto yang efisien.
Dalam batasan yang diberlakukan oleh pendapatan dan kekayaan, rumah tangga
bebas memilih di antara semua barang dan jasa yang tersedia dalam pasar output.
Suatu rumah tangga akan membeli barang selama barang itu menghasilkan utulitas,
atau nilai subjektif, yang lebih besar daripada harga pasarnya. Nilai utilitas
terungkap dalam perilaku pasar. Anda tidak akan keluar dan membeli sesuatu
kecuali anda mau membayar setidaknya sebesar harga pasar
2.
Batas
Kemungkinan Utilitas
Batas kemungkinan-kemungkinan adalah kurva yang menunjukan semuaa
pengalokasian sumber daya yang efisien, yang diukur dari segi tingkat utilitas
dua individu.
Batas kemungkinan-kemungkinan utulitas mengukur seluruh pengalokasian yang
efisien dari segi tingkat utilitas yang dicapai setiap orang. Meskipun kedua
individu tersebut lebih menyukai beberapa pengalokasian dibandingkan suatu
pengalokasian yang tidak efisien, tidak setiap pengalokasian yang efisien pasti
begitu lebih disukai. Dengan demikian, suatu pengalokasian yang tidak efisien
data lebih adil daripada suatu pengalokasian yang efisien.
3.
Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar terjadi jika sumber daya salah dialokasikan, atau dialokasikan
secara tidak efisien. Hasilnya adalah pemborosan dan hilangnya nilai.
Sumber utama kegagalan pasar :
- Struktur pasar yang
tidak sempurna, atau perilaku non kompetitif.
- Eksistensi barang
public
- Keberadaan biaya
dan manfaat eksternal.
- Informasi tidak
sempurna.
4.
Persaingan tidak
sempurna
Persaingan tidak
sempurna adalah suatu industry dimana satu perusahaan dapat mengendalikan harga
dan persaingan industry dengan persaingan tidak sempurna menimbulkan alokasi
sumber daya yang tidak efisien
5.
Monopoli
Monopoli terjadi
ketika ada satu industry yang hanya terdiri dari satu perusahaan yang
memproduksi produk yang tidak memiliki substitusi dekat dan ada hambatan yang
signifikan untuk mencegah perusahaan baru memasuki industry itu.
6.
Barang Publik
Barang public atau barang sosial adalah barang atau jasa yang memberikan
manfaat kolektif bagi anggota masyarakat. Secara umum, tidak ada seorang pun
yang dikecualikan menikmati manfaat ini.
Barang pribadi adalah produk yang diproduksi oleh perusahaan untuk dijual pada rumah tangga individual.
Barang pribadi adalah produk yang diproduksi oleh perusahaan untuk dijual pada rumah tangga individual.
7.
Eksternalitas
Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang disebabkan oleh beberapa
aktivitas atau transaksi yang ditanggung atau dibebankan pada pihak yang tidak
melakukan aktivitas atau transaksi itu.
8.
Informasi tidak
sempurna
Tidak adanya pengetahuan yang lengkap menyangkut karakteristik produk, harga
yang berlaku, dan seterusnya.
Pasar yang bersaing mungkin tidak akan efisien karena empat alasan:
a.
perusahaan atau konsumen mungkin mempunyai kekuatan pasar
dalam pasar masukan atau keluaran.
b.
konsumen atau produsen mungkin mempunyai informasi yang
tidak lengkap dan karena itu mungkin salah dalam keputusan-keputusan konsumsi
dan produksi mereka.
c.
mungkin terdapat
eksternalitas.
d.
beberapa barang umum yang diinginkan masyarakat mungkin
tidak diproduksi.
Mengevaluasi Mekanisme
Pasar Sumber kegagalan pasar, seperti pasar tidak sempurna, barang public,
eksternalitas, dan informasi tak sempurna dianggap oleh banyak pihak dapat
menjustifikasi eksistensi pemerintah dan kebijakan pemerintah yang berusaha
meredistribusi biaya dan pendapatan atas dasar efisiensi, ekuitas atau
keduanya.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dengan jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan,
produk fisik marjinal modal akan
menurun. Setiap unit modal
kini membuahkan lebih sedikit
hasil sehingga tidak dapat menyerap banyak unit tenaga kerja. MPPR akan menurun
seiring dengan menurunnya tenaga kerja yang diserap. Perusahaan akan merekrut setiap
unit input sampai suatu
titik dimana nilai
produk marginalnya sama dengan harganya.
Semakin besar
elastisitas semakin besar peranan input
tenaga kerja untuk menghasilkan output,
berarti semakin kecil
jumlah tenaga kerja
yang diminta. Sedangkan untuk menggambarkan pola kombinasi faktor
produksi yang tidak sebanding (Variable proportions) umumnya
digunakan kurva isokuan (isoquantities) yaitu
kurva yang menggambarkan
berbagai kombinasi faktor produksi (tenaga
kerja dan kapital)
yang menghasilkan volume
produksi yang sama. Lereng
isokuan menggambarkan laju substitusi
teknis marginal atau marginal Rate of Technical Substitution
atau dikenal dengan istilah MRS. Hal ini dimaksudkan untuk melihat hubungan
antara faktor tenaga kerja dan kapital yang merupakan lereng dari kurva
isoquant.
Permintaan untuk tanah merupakan permintaan turunan
(derived demand), yaitu bahwa permintaan terhadap tanah tergantung pada
permintaan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh tanah (baik
langsung maupun tidak langsung).
Pasar modal
(capital market) merupakan
pasar yang memfasilitasi
penerbitan dan perdagangan surat
berharga keuangan seperti
saham dan obligasi.
Penerbitan surat berharga dilakukan melalui mekanisme penawaran
umum atau sering disebut go public. Sedangkan,
pasar sekunder merupakan
pasar yang memfasilitasi
jual beli atas
surat berharga yang ditelah
diterbitkan melalui go public.
Suatu Investasi menguntungkan (profitable) kalau investasi tersebut bisa
membuat pemodal menjadi lebih kaya. Dengan kata lain, kemakmuran pemodal
menjadi lebih besar setelah melakukan investasi. Pengertian ini konsisten dengan
tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.
Efisiensi pasar persaingan sempurna merupakan perekonomian yang memproduksi
barang dan jasa yang diinginkan oleh masyarakat dengan biaya yang serendah
mungkin. Perubahan dikatakan efisien jika membuat beberapa anggota masyarakat
menjadi lebih diuntungkan tanpa merugikan yang lainnya. System yang efisien
atau pareto optimal adalah system dimana perubahan seperti itu tidak
dimungkinkan. Serta Suatu pengalokasian akan berjalan efisien apabila tidak
satu pun konsumen dapat lebih diuntungkan melalui perdagangan tanpa
mengakibatkan konsumen lainnya lebih dirugikan. Apabila konsumen melakukan
semua perdagangan yang sama-sama menguntungkan, hasilnya adalah pareto yang
efisien dan terletak pada kontrak.
B.
Saran
Kami sebagai penulis memahami bahwa makalah ini perlu
pengembangan lebih luas lagi, dengan menerima kritik dan saran dari rekan-rekan
mahasiswa dan dosen mata kuliah ini, sebagai referensi bagi penulis untuk lebih
menyempurnakan makalah ini untuk dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya.
terima kasih makalah menambah ilmu bagi saya
BalasHapusIngin daftar langsung dapat bonus untuk bermain ?
BalasHapusJangan lupa kunjungi s128bet
WA: 0812-2222-995