BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormonologi
ada ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup
khususnya manusia dihasilkan oleh kelenjar yang tersebesar dalam tubuh. Cara
kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya,
akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak sepserti system saraf yang cara
kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena homron yang
dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga
memlerukan waktu yang panjang.
Homron
dibutuhkan dalam tubuh manusia dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
(sedikit), akan tetapi pesan hormon sangat bervariasi termasuk diantaranya
adalah perangsangan atau penghambatan pertubuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram)
pengaktifan atau pengnonaktifat system kekebalan, pengaturan metabolisme serta
persiapan aktivitas baru, atau fase kehidupan. Pada banyak kasus satu hormon
lainnya. Hormon juga mengatur siklus refroduksi pada hamper semua organisme
multi seluler.
Hormon bila diproduksi secara berlebih atau kekurangan
akan berakibat tidak baik (menimbulkan suatu penyakit), untuk itu kita harus
senantiasa perpola hidup bersih dan sehat agar semua system yang bekerja dalam
tubuh bisa berjalan dengan normal, sehingga tidak menimbulkan suatu penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa masalah, diantaranya:
·
Apa
yang diamsud dengan hormon?
·
Bagaimana mekanisme kerja hormon?
·
Apa fungsi hormon?
·
Apa
hubungan antara hormon dengan system saraf?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, kami memiliki
tujuan yang hendak dicapai diantaranya yaitu:
·
Mengetahui defenisi hormon
·
Mengetahui mekanisme kerja hormon
·
Mengetahui fungsi hormon
·
Mengetahui hubungan antara hormon dengan system
saraf
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hormon
Hormon
adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek
tertentu pada aktivitas organ-organ lain dalam tubuh. Berdasarkan bahasa
Yunani, hormon berasal dari kata “όρμή”: “hormon yang menggerakkan” adalah pembawa pesan
kimia antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiseluler, termasuk
tumbuhan memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel
target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktifitas tertentu. Selain
itu hormon juga berasal dari kata “Hormaein”,
yang artinya memacu atau menggiatkan
atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
(sedikit), tetapi jika kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan hal yang
tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertubuhan dan
perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
2.2 Mekanisme Kerja Hormon
Organisme
multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar dapat memberi
respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksterna dan interna yang
selalu berubah.
Hormon
merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel atau organ tertentu. Dahulu
sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu
jaringan diangkut oleh system sebagai fungsi endokrin.
Ini bisa
dilihat dari sekresi hormon insulin oleh Pulau Langerhans Pangkeas yang akan
dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang
diakui hormon dapat bertindak setempat disekitar mana mereka dilepaskan tanpa
melalui sirkulasi dalam plasma disebut sebagai fungsi parakrin, digambarkan
oleh kerja steroid seks dalam ovarium, angiotensi II dalam ginjal, insulin pada
sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi autikrin. Secara mensintesis
berbagai produk oksigen yang bertindak dalam sel yang sama untk merangsang
pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.
Dalam hormon
ada yang disebut hormon antagonistic yang merupakan hormon yang menyebabkan
efek yang berlawanan, contohnya glukogen dan insulin. Saat gula darah sangat
turun, pangkreas akan memproduksi glukogen untuk meningkatkannya lagi. Kadar
glukosa yang tinggi menyebabkan pangkreas memproduksi insulin untuk menurunkan
kadar glukosa disebut.
Adapun
senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang memiliki fungsi
produksi bagi tubuh disebut faktor regulasi. Senyawa tersebut dikirim ke
Lobus anterior kelenjar pititari oleh hipoalamus. Terdapat 2 faktor regulasi
yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pitutari
mensekresikan hormon tertentu, dan factor penghambat ( inhibiting factor) yang
dapat mengentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF (factor
pelepas FSH) dan LHRF (Faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya hormon
FSH dan LH.
2.3 Fungsi Hormon
- Memacu pertubuhan dan metabolisme tubuh
- Memacu reproduksi
- Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeotatis
- Mengatur tingkah laku
2.4 Macam-Macam kelenjar dan hormon yang
dihasilkan
Kelenjar di dalam tubuh dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Kelenjar eksokrin
Yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya / getahnya)
Contoh: Kelenjar-kelenjar pencernaan
- Kelenjar endokrin
Yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam menyalurkan
hasil secret (getahnya)
Contoh : Kelenjar hipofisis, thyroid, thymus. Dll
Adapun macam-macam kelenjar yaitu :
- berdasarkan aktivitasnya
-
kelenjar yang bekerja sepanjang masa
-
Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu
-
Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu
- Berdasarkan letaknya:
-
Kelenjar hipophysis/pituary di dasar cerebrum
-
Kelenjar pineal/epiphysys di cerebrum
-
Kelenjar thyroid di daerah leher
-
Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid
-
Kelenjar thymus di rongga dada
-
Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas ren
-
Kelenjar pulau langerhans/pangkreas di ronga perut
-
Kelenjar kelamin
·
Obarium di rongga perut
·
Testis di rongga perut bawah
Macam-macam kelenjar endokrin
- Kelenjar pineal
a)
hormon melatonin: warna / pigmen kulit melanin
hormon ini juga dapat mengatur
rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih anyak
bila dibandingkan dengan orang dewasa.
b)
Hormon vasotocin (mammalian): mirip fungsinya dengan
vasopressin dan oksitosin
- Kelenjar hipofisis / pituitary / master of glands
a)
Lobus anterior / adnohypophysis
Adalah hormon
yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih didominasi oleh hormon yang mengatur
mengenai pertumbuhan, refroduksi dan masalah stress.
Adapun hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior
antara lain:
- STH (somatotrof hormon) / GH (Growth Hormon) / Somottropin
- LTH (Luteotrapic Hormon) / Prolactin / Laktogenic Hormon
- TSH (Thyroid Stimulating Hormon) / Thyrotropin
- ACTH (adrenocor ticotropic hormon)
- Gonadotropic (FSH dan LH)
b)
Lobus Intermedia
Menghasilkan
MSH (Melanotropin Stimulating Hormon) hormon ini berfungsi untuk memacu
pementukan pigmen melanin kulit dan mengatur penyebaran pigmen mealin.
c)
Lobus Posterior / neurohiphysis
Menghasilkan hormon
-
Oksitosin
Hormon ini
berfungsi untuk merangsang kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan
dan merangsang kontraksi sel-sel kontaraktil kelenjar susu.
-
Vasopresin
Hormon ini
berfungsi untuk mengatur tekanan darah dengan cara menyempitkan atau pembesaran
pembuluh darah (vasodilatasi)
-
ADH
Hormon ini
berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin dan mengatur reabsorbsi air dari
tubulus ren.
- Kelenjar Thyroid
Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan merupakan sepsang
kelenjar yang terletak beradampingan disekitar leher.
Hormon yang dihasilkan antara lain:
-
Hormon tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)
Hormon ini berfungsi untuk :
·
Mengatur metabolisme karbohidrat
·
Mempengaruhi perkembangan mental
·
Mempengaruhi pertubuhan, perkembangan dan
diferensiasi sel
·
Mempengaruhi kegiatan system saraf.
-
Hormon Calsitonin
Hormon ini berfungsi :
·
Menunrunkan kacar Ca (calsium) darah
·
Menurunkan absorbsi calcium oleh tulang
Perkembangan kelenjar thyroid
dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini dapat disebabkan karena menurunnya hormon
yang dihasilkan sehingga menyebabkan stimulasi produksi TSH berlebihan. Resiko
terkena penyakit ini lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbadingan wanita
: pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang terkena penyakit ini adalah antara 40
– 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh penduduk – penduduk daerah marginal
yang sulit mendapat garam beryodium. Dengan mineral Yoidum / iodium dapat
mengatur pegeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini sehingga tubuh
tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar thyroid.
Hiperthyroidisme :
-
jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan
menyebabkan penyaikit morbus basedowi dengan cirri-ciri: meningkatnya
metabolisme tubuh, meningatkan berat badan, emosional, mata melebar, lidah
terjulus keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.
-
Jika
terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan gigantisme.
-
Hal ini dapat diatasi dengan terapi iodium radiokatif.
Hipothyroidisme:
-
Jika
terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau
kerdil dan dikenal dengan kretinisme.
-
Jika
terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit miksodema dengan
cirri-ciri: aktivitas peredaran darah menurun / laju metablisme rendah,
obsesitas, konstipasi, muda lelah, depresi, gelisah, menstruasi tidak teratur,
bengkak pada mata dan wajah, rambut rontok.
-
Hal ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen
thyroid.
- Kelenjar Parathyroid
Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar thyroid. Setiap kelenjar
thyroid mempunyai sepasang kelenjar parathyroid, sehingga semuanya berjumlah 4
buah kelenjar parathyroid.
Hormon yang
dihasilkan antara lain :
-
Hormon PTH (Parathormon)
Hormon ini berfungsi untuk :
·
Mengatur metabolisme Ca2+ (calcium)
dan PO43+ (Phosphat)
·
Mengendalikan pembentkan tulan
-
Hipersekresi
Bila terjadi kelebihan dalam
penghasilan hormon ini akan menyebabkan pertumbuhan :
·
Kretinisme bila terjadi pada masa pertumbuhan
·
Miksodema bila terjadi pada masa dewasa
·
Batu ginjal dalam pelvis renalis / rongga ginjal
-
Hiposekresi
Bila terjadi kelebihan dalam
penghasilan hormon ini akan menyebabkan :
·
Pertumbuhan morbus basedowi
·
Kejang otot/telani
- Kelenjar Thymus
-
merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh
-
Hormon
ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa pubertas, setelah
melewati masa pubertas, secara perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi
sedikit.
Hormon ini berfungsi :
·
Mengatur proses pertumbuhan
·
Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran
·
Memacu pertumbuhan dan pemotongan sel limfosit
yang menghasilakn lymphocyte cell / T cell.
Bila kekurangan atau
kelebihan, gejalanya hamper mirip dengan hormon tiroksin.
- Kelenjar Adrenal/Suprarenalis
Kelenjar adrenal ini dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :
1.
Bagian Kortex
a.
Hormon cortisone atau antiadoson
Berfungsi
sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat. Bila
kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit adison.
Gejalanya:
-
Kulit memerah / timbulnya cairan pada kulit
-
Dapat menimbulkan kematian
-
Tekanan darah rendah
-
Nafsu makan hilang
-
Pengendapan pigmen melanin yang banyak.
b.
Hormon Glukokartikoid
Berfungsi
untuk merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah. Bila penghasilan hormon ini
berlebihan akan dapat menyebabkan cushing syndrome.
c.
Hormon Cortisol
Berfungsi untuk
memacu metabolisme karbohidrat dan meningkatkan respon imunitas tubuh. Bila
terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing
syndrome
d.
Hormon aldosteron
Berfungsi
untuk mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren dan membuang kelebihan
kalium.
e.
Hormon corticosterone
Berfungsi
mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid, serta meningkatkan
respon imunitas tubuh.
f.
Hormon Mineralokartikoid
Berfungsi
untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan merangsang
reabsorbsi Na+ dan Cl dalam tubulus ginjal. Bila kekurangan hormon
ini akan menyebabkan penyakit adison.
2.
Bagian Medula
a.
Hormon adrenalin/epinefrin
Hormon ini secara umum berfungsi untuk memicu reaksi
terhdap tekanan dan kecepatan gerak tubuh dan memicu reaksi terhadap efek
lingkungan, seperti suara yang tinggi dan intensitas cahaya.
Secara khusus hormon ini berfungsi:
·
Memacu aktivitas cor/ jantung
·
Menaikkan tekanan darah
·
Mengerutkan otot polos pada arteri
·
Mengedurkan otot polos bronchiolus
·
Mempercepat glikolisis
·
Pengeluaran keringat dingin
·
Rasa keterkejutan/ shock
·
Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
·
Mempengaruhi otak yang akan mengakibatkan :
§
Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit
§
Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat
§
Pulmo akan menyerap oksigen lebih banyak
§
Banyak penghasilan sumber energy dari proses
glikolisis
·
Mencegah efek penuaan dini
·
Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit
jantung, kanker payudara, kanker ovarium dan osteoporosis.
Bila terjadi kekurangan penghasilan hormon
adrenalin/epinefrin akan menyebabkan penyakit adison. Gejala dapat dilihat pada
hiposekresi hormon mineraloktikoid dan hormon cartison.
b.
Hormon androgen
Berfungsi untuk menetukan sifat kelamin sekunder pada
laki-laki dan perempuan.
Gejala cushing Syndrome:
·
Membulatnya wajah
·
Obseitas
·
Penimbunan lemak pada daerah leher
·
Pengecilan pada daerah lengan dan kaki
·
Penurunan daya sexualitas
·
Masalah rambut pada wanita
c.
Kelenjar
ventriculus
Menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk
memacu pengeluaran secret/getah lambung dan membantu dalam proses pencernaan.
d.
Kelenjar Usus
·
Hormon sekretin berfungsi untuk memacu sekresi
getah usus dan pangkreas
·
Hormon kolesistokinin berfungsi memacu sekresi
getah empedu dan pangkreas.
e.
Kelenjar langerhans / pangkreas
·
Hormon insulin
Hormon ini bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
Hormon ini berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam darah dan membantu
pengubahan glukosa menjadi glikoge dalam hepar dan otot. Bila kekurangan hormon
ini akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus/penyakit kecing manis.
Gejala enyakit diabetes mellitus :
-
Kenaikan jumlah gula dalam darah
-
Badan menjadi lemas
-
Sering merasa haus
-
Banyak melakukan urinasi
-
Energy berkurang
-
Merasa selalu leper
·
Hormon glukogen
Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon
adrenalin. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan kadar gula dalam darah dan
mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis
f.
Kelenjar Kelamin ? Gonad
Berfungsi untuk menghasilkan hormon dan sel kelamin
sel kelamin dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Sel testis
Menghasikan hormon endrogen. Misalnya hormon
testosterone yang merupakan hormon terpenting dalam pembentukan sel
spermatozoa.
Fungsi hormon testoseteron yaitu untuk mengatur cirri
kelamin sekunder dan mempertahankan proses spermatogenesis.
2.
Sel Ovarium
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita
yaitu :
-
hormon estrogen, yaitu berfungsi untuk memperlihatkan
cirri-ciri kelamin sekunder wanita
-
Hormon progesterone, yang berfungsi untuk mempersiapkan
masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus dan menjaga kelenjar susu dalam
penghasilan air susu.
-
Hormon reluksin, berfungsi untuk membantu proses
persalinan dalam kontaksi otot.
2.5 Hubungan Sistem hormon dengan system saraf
Kedua system ini mempunyai hubungan yang sangat erat.
Walaupun system endokrin/system hormon diatur oleh master of glands/kelenjar
hipofisis tetapi hal tersebut tidak mutlak atau bersifat atonom. Hal ini karena
kerja dari kelenjar hipofisis tersebut dipengaruhi oleh hypothalamus.
Berikut ini adalah hubungan system hormon dengan system saraf yang digambarkan dalam bentuk skema atau bagan:
2.6 Releasing Factor / Faktor Pembebas
Realising factor adalah factor yang memperbaiki
situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Factor
tersebut adalah hormon– hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.
2.7 Inhibitor Factor (Faktor Penghambat)
Inhibitor favtor adalah factor yang terus mendukung
situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik /
memperburuk kondisi tubuh. Factor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung
terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Kondisi
Tubuh
|
IF
(kelenjar)
|
Hormon
dan Fungsi
|
RH
( Kelenjar)
|
Hormon
dan Fungsi
|
Haus
|
Adrenal
|
Corticoid
Berfungsi untuk menyerap Na dalam
darah dan reabsorbsi air dalam ginjal
Corticoid yang diproduksi akan
meningkatkan rasa haus karena menyerap air dalam ginjal
|
Thyroid
|
Triiodotironin
Berfungsi untuk distribusi air dan
garam
Kelebihan hormone ini juga akan
mempengaruhi cairan dalam tubuh sehingga dengan demikian rasa haus akan
berkurang.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hormon
berasal dari kata “hormaen” yang artnya memacu atau menggiatkan atau
merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit) tetapi jika kekurangan atau
kelebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit)
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme
tubuh. Hormone berfungsi untuk :
-
Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh
-
Memacu reproduksi
-
Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostatis
-
Mengatur tingkah laku.
3.2 Saran
Hormon meskipun dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
yang sedikit, tetapi peranannya sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia
oleh karena itu agar produksi hormone tidak berkurang maupun berlebih kita
harus berpola hidup bersih dan sehat agar system yang bekerja dalam tubuh kita
berjalan dengan normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar