Senin, 24 September 2012

SISTEM ENDOKRIN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hormonologi ada ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup khususnya manusia dihasilkan oleh kelenjar yang tersebesar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak sepserti system saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena homron yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memlerukan waktu yang panjang.
Homron dibutuhkan dalam tubuh manusia dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), akan tetapi pesan hormon sangat bervariasi termasuk diantaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertubuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram) pengaktifan atau pengnonaktifat system kekebalan, pengaturan metabolisme serta persiapan aktivitas baru, atau fase kehidupan. Pada banyak kasus satu hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus refroduksi pada hamper semua organisme multi seluler.
Hormon bila diproduksi secara berlebih atau kekurangan akan berakibat tidak baik (menimbulkan suatu penyakit), untuk itu kita harus senantiasa perpola hidup bersih dan sehat agar semua system yang bekerja dalam tubuh bisa berjalan dengan normal, sehingga tidak menimbulkan suatu penyakit.

1.2  Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa masalah, diantaranya:
·        Apa yang diamsud dengan hormon?
·        Bagaimana mekanisme kerja hormon?
·        Apa fungsi hormon?
·        Apa hubungan antara hormon dengan system saraf?
1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, kami memiliki tujuan yang hendak dicapai diantaranya yaitu:
·        Mengetahui defenisi hormon
·        Mengetahui mekanisme kerja hormon
·        Mengetahui fungsi hormon
·        Mengetahui hubungan antara hormon dengan system saraf
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Hormon
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek tertentu pada aktivitas organ-organ lain dalam tubuh. Berdasarkan bahasa Yunani, hormon berasal dari kata “όρμή: “hormon yang menggerakkan” adalah pembawa pesan kimia antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiseluler, termasuk tumbuhan memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktifitas tertentu. Selain itu hormon juga berasal dari kata “Hormaein”,  yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertubuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
2.2  Mekanisme Kerja Hormon
Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksterna dan interna yang selalu berubah.
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel atau organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh system sebagai fungsi endokrin.
Ini bisa dilihat dari sekresi hormon insulin oleh Pulau Langerhans Pangkeas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat disekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma disebut sebagai fungsi parakrin, digambarkan oleh kerja steroid seks dalam ovarium, angiotensi II dalam ginjal, insulin pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi autikrin. Secara mensintesis berbagai produk oksigen yang bertindak dalam sel yang sama untk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan kanker secara keseluruhan.
Dalam hormon ada yang disebut hormon antagonistic yang merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukogen dan insulin. Saat gula darah sangat turun, pangkreas akan memproduksi glukogen untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pangkreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa disebut.
Adapun senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang memiliki fungsi produksi bagi tubuh disebut faktor regulasi. Senyawa tersebut dikirim ke Lobus anterior kelenjar pititari oleh hipoalamus. Terdapat 2 faktor regulasi yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pitutari mensekresikan hormon tertentu, dan factor penghambat ( inhibiting factor) yang dapat mengentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF (factor pelepas FSH) dan LHRF (Faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya hormon FSH dan LH.
2.3  Fungsi Hormon
  1. Memacu pertubuhan dan metabolisme tubuh
  2. Memacu reproduksi
  3. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeotatis
  4. Mengatur tingkah laku
2.4  Macam-Macam kelenjar dan hormon yang dihasilkan
Kelenjar di dalam tubuh dibedakan menjadi 2, yaitu:
  1. Kelenjar eksokrin
Yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya / getahnya)
Contoh: Kelenjar-kelenjar pencernaan
  1. Kelenjar endokrin
Yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam menyalurkan hasil secret (getahnya)
Contoh : Kelenjar hipofisis, thyroid, thymus. Dll
Adapun macam-macam kelenjar yaitu :
  1. berdasarkan aktivitasnya
-         kelenjar yang bekerja sepanjang masa
-         Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu
-         Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu
  1. Berdasarkan letaknya:
-         Kelenjar hipophysis/pituary di dasar cerebrum
-         Kelenjar pineal/epiphysys di cerebrum
-         Kelenjar thyroid di daerah leher
-         Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid
-         Kelenjar thymus di rongga dada
-         Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas ren
-         Kelenjar pulau langerhans/pangkreas di ronga perut
-         Kelenjar kelamin
·        Obarium di rongga perut
·        Testis di rongga perut bawah
Macam-macam kelenjar endokrin
  1. Kelenjar pineal
a)      hormon melatonin: warna / pigmen kulit melanin
hormon ini juga dapat mengatur rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih anyak bila dibandingkan dengan orang dewasa.
b)      Hormon vasotocin (mammalian): mirip fungsinya dengan vasopressin dan oksitosin
  1. Kelenjar hipofisis / pituitary / master of glands
a)      Lobus anterior / adnohypophysis
Adalah hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih didominasi oleh hormon yang mengatur mengenai pertumbuhan, refroduksi dan masalah stress.
Adapun hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior antara lain:
    1. STH (somatotrof hormon) / GH (Growth Hormon) / Somottropin
    2. LTH (Luteotrapic Hormon) / Prolactin / Laktogenic Hormon
    3. TSH (Thyroid Stimulating Hormon) / Thyrotropin
    4. ACTH (adrenocor ticotropic hormon)
    5. Gonadotropic (FSH dan LH)
b)      Lobus Intermedia
Menghasilkan MSH (Melanotropin Stimulating Hormon) hormon ini berfungsi untuk memacu pementukan pigmen melanin kulit dan mengatur penyebaran pigmen mealin.
c)      Lobus Posterior / neurohiphysis
Menghasilkan hormon
-         Oksitosin
Hormon ini berfungsi untuk merangsang kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan dan merangsang kontraksi sel-sel kontaraktil kelenjar susu.
-         Vasopresin
Hormon ini berfungsi untuk mengatur tekanan darah dengan cara menyempitkan atau pembesaran pembuluh darah (vasodilatasi)
-         ADH
Hormon ini berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin dan mengatur reabsorbsi air dari tubulus ren.
  1. Kelenjar Thyroid
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan merupakan sepsang kelenjar yang terletak beradampingan disekitar leher.
Hormon yang dihasilkan antara lain:
-         Hormon tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)
Hormon ini berfungsi untuk :
·        Mengatur metabolisme karbohidrat
·        Mempengaruhi perkembangan mental
·        Mempengaruhi pertubuhan, perkembangan dan diferensiasi sel
·        Mempengaruhi kegiatan system saraf.
-         Hormon Calsitonin
Hormon ini berfungsi :
·        Menunrunkan kacar Ca (calsium) darah
·        Menurunkan absorbsi calcium oleh tulang
Perkembangan kelenjar thyroid dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini dapat disebabkan karena menurunnya hormon yang dihasilkan sehingga menyebabkan stimulasi produksi TSH berlebihan. Resiko terkena penyakit ini lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbadingan wanita : pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang terkena penyakit ini adalah antara 40 – 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh penduduk – penduduk daerah marginal yang sulit mendapat garam beryodium. Dengan mineral Yoidum / iodium dapat mengatur pegeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini sehingga tubuh tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar thyroid.
Hiperthyroidisme :
-         jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan penyaikit morbus basedowi dengan cirri-ciri: meningkatnya metabolisme tubuh, meningatkan berat badan, emosional, mata melebar, lidah terjulus keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.
-         Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan gigantisme.
-         Hal ini dapat diatasi dengan terapi iodium radiokatif.
Hipothyroidisme:
-         Jika terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau kerdil dan dikenal dengan kretinisme.
-         Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit miksodema dengan cirri-ciri: aktivitas peredaran darah menurun / laju metablisme rendah, obsesitas, konstipasi, muda lelah, depresi, gelisah, menstruasi tidak teratur, bengkak pada mata dan wajah, rambut rontok.
-         Hal ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen thyroid.
  1. Kelenjar Parathyroid
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar thyroid. Setiap kelenjar thyroid mempunyai sepasang kelenjar parathyroid, sehingga semuanya berjumlah 4 buah kelenjar parathyroid.
Hormon yang dihasilkan antara lain :
-         Hormon PTH (Parathormon)
Hormon ini berfungsi untuk :
·        Mengatur metabolisme Ca2+ (calcium) dan PO43+ (Phosphat)
·        Mengendalikan pembentkan tulan
-         Hipersekresi
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan pertumbuhan :
·        Kretinisme bila terjadi pada masa pertumbuhan
·        Miksodema bila terjadi pada masa dewasa
·        Batu ginjal dalam pelvis renalis / rongga ginjal
-         Hiposekresi
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan :
·        Pertumbuhan morbus basedowi
·        Kejang otot/telani
  1. Kelenjar Thymus
-         merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh
-         Hormon ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa pubertas, setelah melewati masa pubertas, secara perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi sedikit.
Hormon ini berfungsi :
·        Mengatur proses pertumbuhan
·        Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran
·        Memacu pertumbuhan dan pemotongan sel limfosit yang menghasilakn lymphocyte cell / T cell.
Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hamper mirip dengan hormon tiroksin.
  1. Kelenjar Adrenal/Suprarenalis
Kelenjar adrenal ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.      Bagian Kortex
a.       Hormon cortisone atau antiadoson
Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat. Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit adison.
Gejalanya:
-         Kulit memerah / timbulnya cairan pada kulit
-         Dapat menimbulkan kematian
-         Tekanan darah rendah
-         Nafsu makan hilang
-         Pengendapan pigmen melanin yang banyak.
b.      Hormon Glukokartikoid
Berfungsi untuk merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah. Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan cushing syndrome.
c.       Hormon Cortisol
Berfungsi untuk memacu metabolisme karbohidrat dan meningkatkan respon imunitas tubuh. Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome
d.      Hormon aldosteron
Berfungsi untuk mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren dan membuang kelebihan kalium.
e.       Hormon corticosterone
Berfungsi mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid, serta meningkatkan respon imunitas tubuh.
f.        Hormon Mineralokartikoid
Berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl dalam tubulus ginjal. Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit adison.
2.      Bagian Medula
a.       Hormon adrenalin/epinefrin
Hormon ini secara umum berfungsi untuk memicu reaksi terhdap tekanan dan kecepatan gerak tubuh dan memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi dan intensitas cahaya.
Secara khusus hormon ini berfungsi:
·        Memacu aktivitas cor/ jantung
·        Menaikkan tekanan darah
·        Mengerutkan otot polos pada arteri
·        Mengedurkan otot polos bronchiolus
·        Mempercepat glikolisis
·        Pengeluaran keringat dingin
·        Rasa keterkejutan/ shock
·        Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
·        Mempengaruhi otak yang akan mengakibatkan :
§         Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit
§         Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat
§         Pulmo akan menyerap oksigen lebih banyak
§         Banyak penghasilan sumber energy dari proses glikolisis
·        Mencegah efek penuaan dini
·        Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara, kanker ovarium dan osteoporosis.
Bila terjadi kekurangan penghasilan hormon adrenalin/epinefrin akan menyebabkan penyakit adison. Gejala dapat dilihat pada hiposekresi hormon mineraloktikoid dan hormon cartison.
b.      Hormon androgen
Berfungsi untuk menetukan sifat kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan.
Gejala cushing Syndrome:
·        Membulatnya wajah
·        Obseitas
·        Penimbunan lemak pada daerah leher
·        Pengecilan pada daerah lengan dan kaki
·        Penurunan daya sexualitas
·        Masalah rambut pada wanita
c.        Kelenjar ventriculus
Menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk memacu pengeluaran secret/getah lambung dan membantu dalam proses pencernaan.
d.      Kelenjar Usus
·        Hormon sekretin berfungsi untuk memacu sekresi getah usus dan pangkreas
·        Hormon kolesistokinin berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pangkreas.
e.       Kelenjar langerhans / pangkreas
·        Hormon insulin
Hormon ini bersifat antagonis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam darah dan membantu pengubahan glukosa menjadi glikoge dalam hepar dan otot. Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus/penyakit kecing manis.
Gejala enyakit diabetes mellitus :
-         Kenaikan jumlah gula dalam darah
-         Badan menjadi lemas
-         Sering merasa haus
-         Banyak melakukan urinasi
-         Energy berkurang
-         Merasa selalu leper
·        Hormon glukogen
Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan kadar gula dalam darah dan mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis
f.        Kelenjar Kelamin ? Gonad
Berfungsi untuk menghasilkan hormon dan sel kelamin sel kelamin dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Sel testis
Menghasikan hormon endrogen. Misalnya hormon testosterone yang merupakan hormon terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi hormon testoseteron yaitu untuk mengatur cirri kelamin sekunder dan mempertahankan proses spermatogenesis.
2.      Sel Ovarium
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita yaitu :
-         hormon estrogen, yaitu berfungsi untuk memperlihatkan cirri-ciri kelamin sekunder wanita
-         Hormon progesterone, yang berfungsi untuk mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus dan menjaga kelenjar susu dalam penghasilan air susu.
-         Hormon reluksin, berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam kontaksi otot.


2.5  Hubungan Sistem hormon dengan system saraf
Kedua system ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Walaupun system endokrin/system hormon diatur oleh master of glands/kelenjar hipofisis tetapi hal tersebut tidak mutlak atau bersifat atonom. Hal ini karena kerja dari kelenjar hipofisis tersebut dipengaruhi oleh hypothalamus.
Berikut ini adalah hubungan system hormon dengan system saraf yang digambarkan dalam bentuk skema atau bagan:


2.6  Releasing Factor / Faktor Pembebas
Realising factor adalah factor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Factor tersebut adalah hormon– hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.
2.7  Inhibitor Factor (Faktor Penghambat)
Inhibitor favtor adalah factor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik / memperburuk kondisi tubuh. Factor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Kondisi Tubuh
IF (kelenjar)
Hormon dan Fungsi
RH ( Kelenjar)
Hormon dan Fungsi
Haus
Adrenal
Corticoid
Berfungsi untuk menyerap Na dalam darah dan reabsorbsi air dalam ginjal
Corticoid yang diproduksi akan meningkatkan rasa haus karena menyerap air dalam ginjal
Thyroid
Triiodotironin
Berfungsi untuk distribusi air dan garam
Kelebihan hormone ini juga akan mempengaruhi cairan dalam tubuh sehingga dengan demikian rasa haus akan berkurang.



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Hormon berasal dari kata “hormaen” yang artnya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu  banyak (sedikit) tetapi jika kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh. Hormone berfungsi untuk :
-         Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh
-         Memacu reproduksi
-         Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostatis
-         Mengatur tingkah laku.
3.2  Saran
Hormon meskipun dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi peranannya sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia oleh karena itu agar produksi hormone tidak berkurang maupun berlebih kita harus berpola hidup bersih dan sehat agar system yang bekerja dalam tubuh kita berjalan dengan normal.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar